Rasulullah SAW adalah suri tauladan. Ia adalah manusia yang mulia. Namun begitu disebut dalam Al-Qur‘an bahwa Rasulullah saw. pernah sesat. Apa yang dimaksud sesat itu? Dan apa saja macam-macam sesatnya? Apakah Rasulullah pernah tersesat?
Sebelum Muhammad diangkat sebagai Nabi dan Rasul, beliau sudah mempunyai penilaian bahwa apa yang dilakukan oleh kaumnya menyimpang dari kebenaran. Beliau belum pernah sekali juga menyembah berhala. Hati dan akal pikirannya terus mencari jalan keluar menuju petunjuk yang benar. Dalam tahapan tersebut Allah SWT berfirman:
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (QS. Ad-Dhuha 3-7)
Arti bingung di sini bukan sesat. Bingung yang dimaksud adalah dalam mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal.
Berkaitan dengan itu, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad SAW.
Firman Allah,
”Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur‘an ini kepadamu dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami wahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. ” (QS. Yusuf: 3)
Firman-Nya,
”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur‘an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami mcnjadikan Al-Qur‘an itu cahaya yang Kami beri petunjuk dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syuura:52).
Dari keterangan ayat-ayat di atas dapat, Prof.Dr.M.Mutawalli Asy-Sya’rawi mengatakan, kita ketahui bahwa bingung, lalai dan tidak mengetahui sebelum wahyu Allah datang adalah termasuk macam-macam kesesatan. Setelah turun wahyu Allah SWT kepada Rasulullah, hilanglah semua kesesatan itu. Wallahua’lam.