SUNAH Rasul dalam pandangan syariat adalah sikap, tindakan, aktivitas, ucapan dan cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjalani hidupnya. Namun perkataan “Sunah Rasul” sering kita dengar kalau hari kamis malam atau malam Jumat. Begitu juga dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata, istilah “Sunah Rasul” sering terdengar dan populer diartikan dari hubungan suami istri.
Apakah latar belakang penyebutan Sunah Rasul menjadi sebuah aktivitas seks? Benarkah malam Jumat sebagai malam yang dianjurkan untuk berhubungan seksual? Ada perkataan yang dianggap sebagai hadis, “Barang siapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” (Dalam hadis yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi)
Ustadz Abdullah Zaen, M.A, seperti dilansir dari konsultasisyariah.com, mengatakan belum pernah menemukan ayat Alquran atau hadis sahih yang menunjukkan anjuran tersebut. Jika ada yang menyampaikan hal tersebut maka dia diminta untuk menyampaikan dalil.
Hadis di atas tidak akan Anda temukan dalam Kitab manapun. Baik kumpulan hadis daif apalagi sahih. Artinya, hadis Sunah Rasul pada malam Jumat tersebut, apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi, adalah bukan Hadis alias palsu yang dikarang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebagian ulama mengatakan, “Kami belum pernah mendengar satu hadis sahih dalam syariat yang memuat pahala yang sangat banyak selain hadis ini.” Karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan semua amalan di atas, untuk mendapatkan pahala yang diharapkan.” (Al-Mirqah, 5:68)
Pendapat yang kuat maka anjuran melakukan hubungan intim di hari Jumat seharusnya dilakukan sebelum berangkat salat Jumat di siang hari, bukan di malam Jumat, karena batas awal waktu mandi untuk salat Jumat adalah setelah terbit fajar hari Jumat.
Ustadz Ammi Nur Baits, menambahkan, ada hadisnya shahih namun tidak mengatakan secara gamblang bahwa itu adalah hubungan seks suami istri yaitu: “Barang siapa yang mandi pada hari Jumat dan memandikan, dia berangkat pagi-pagi dan mendapatkan awal khotbah, dia berjalan dan tidak berkendaraan, dia mendekat ke imam, diam, serta berkonsentrasi mendengarkan khotbah maka setiap langkah kakinya dinilai sebagaimana pahala amalnya setahun.” (H.R. Ahmad, An-Nasai, dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Imam An-Nawawi dan Syekh Al-Albani)
Lalu sebenarnya sunah apa yang dilakukan Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam di malam/hari Jumat? Sunah Rasul untuk dilakukan pada malam/hari Jumat, di antaranya:
1. Memperbanyak membaca Shalawat. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari Jumat karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumat, maka barang siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi)
2. Membaca Alquran khususnya surat Al Kahfi. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diberikan cahaya baginya di antara dua Jumat.” (HR. Al Hakim). Tentu saja lebih baik lagi jika dikaji dan ditadabburi ayat-ayatnya.
3. Memperbanyak doa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah asar.” (HR. Abu Dawud)
4. Salat Jumat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjemaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
[siramanislam]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2352327/awas-jangan-katakan-sunah-rasul-di-malam-jumat#sthash.HdGAbNb2.dpuf