Salah satu hal terpenting yang menjadi kewajiban orang tua dalam Islam ialah mendidik dan mengajarkan anak-anaknya tentang kewajibannya sebagai seorang manusia. Terutama kewajibannya kepada Tuhannya.
Hal tersebutlah merupakan nasihat yang pertama kali diungkapkan Luqman pada anaknya. Sebagai seorang hamba, Luqman mendidik anaknya untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Pasalnya, tindakan menyekutukan Allah adalah dosa besar. Yang tak diampuni. Allah berfirman;
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللهِ, إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Luqman: 13)
Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anul al- Adzim, Jilid VI,halaman 336, menjelaskan dengan mengutip pendapat Al-Suhaili, bahwa nama lengkap Luqman sendiri ialah Luqman bin Unaqa’a bin Sadun sedang anaknya bernama Tsaran.
Ia mengatakan tafsir surah Luqman tersebut, bahwa Allah mengisahkan Luqman yang menasihati anaknya supaya tidak menyekutukan Allah. Luqman AL Hakim menasehati anaknya hal yang paling fundamental dalam agama, yakni tidak memperbolehkan anaknya berbuat syirik, karena syirik merupakan kezaliman yang besar.
Kenapa Luqman mengatakan syirik dengan kezaliman yang besar? Syekh Fakhr ad-Din ar-Razi dalam kitab, Mafatih Al-Ghaib Juz XXV, halaman 147” menjelaskan sebagai berikut;
“Kesyirikan merupakan kezaliman, karena syirik berarti meletakkan jiwa yang mulia yang dimuliakan dengan firman Allah: “Dan Kami muliakan keturunan Adam” (Al-Isra: 70), untuk menyembah sesuatu yang hina (selain Allah) atau karena ia telah meletakkan ibadah pada selain tempatnya yaitu selain kepada Allah dan jalan-Nya.
Adapun kenapa kemudian disebutkan “yang besar” karena ia telah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Syirik berarti melakukan penyembahan kepada selain Allah sedangkan tidak ada yang berhak disembah selain Allah”.
Kemudian, pada ayat selanjutnya Allah mengungkapkan nasihat yang diucapkan Luqman kepada anaknya, untuk selalu berbakti kepada orang tua. Terutama ibu yang telah bersusah payah mengandung selama sembilan bulan, melahirkan dengan taruhan nyawa, menyusui selama dua tahun dan kemudian merawatnya sehingga anaknya tumbuh dewasa.
Lebih lanjut, Allah menyandingkan bersyukur kepada-Nya dengan bersyukur (berbakti) kepada orang tua. Ini bukti bahwa Allah sangat memperhatikan bahkan mewanti-wanti agar seorang anak terus menghormati dan menjaga kehormatan serta terus berbakti kepada orang tua.
Dan bahkan meski orang tua mengajak kepada keburukanpun, anak harus tetap berbuat baik kepada orang tuanya dan menolak ajakan tersebut dengan cara yang baik. Allah berfirman;
وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِى وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَىَّ ٱلۡمَصِيرُ وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengenai tafsir surah Luqman, dengan mengutip perkataan At-Thabarani dalam kitabnya Al-Asyarah dari riwayat Saad bin Malik berkata bahwa ayat 15 surat Luqman, menjelaskan bahwa Saad adalah seorang anak berbakti kepada ibunya.
Ketika ia masuk Islam, ibunya berkata kepadanya: “Wahai Saad! Hal apa yang telah engkau aku lihat perbuat? Tinggalkan agamamu tersebut atau aku tidak akan makan dan minum sampai aku meninggal”. Sa’ad kemudian dicela karenanya dan ia dicap sebagai “pembunuh ibunya”.
“Jangan engkau lakukan itu wahai ibuku, aku tidak akan meninggalkan agamaku karena apapun”, Saad memohon kepada ibunya. Ibunya kemudian tidak makan apapun selama sehari semalam sehingga ia melemah disusul hari setelahnya sehingga ia bertambah payah.
Di tengah keadaan sakit, Saad menjenguk ibunta seraya berkata: “Wahai Ibuku, ketahuilah! Demi Allah kalaupun ada seratus nyawa yang engkau miliki kemudian nyawa tersebut keluar satu persatu aku tidak akan meninggalkan agamaku karena apapun, jika engkau menginginkan makan maka makanlah, jika tidak, maka tidak”. Kemudian ibunyapun makan.
Demikian penjelasan Tafsir Surah Luqman Ayat 13-15, yang berisi nasihat pertama Luqman terhadap anaknya. Semoga bermanfaat.