Mayoritas umat beragama di Indonesia memiliki sifat atau sikap yang toleran dan inklusif. Sejak bangsa ini bernama Nusantara, rakyat hidup damai mengedepankan sikap menghargai perbedaan. Namun, belakangan muncul sekelompok kecil kelompok beragama yang memaknai ajaran agamanya secara keliru.
Misalnya, melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah agama lain, aksi-aksi kekerasan seperti bom bunuh diri, dan teror yang kadang disertai dengan ancaman kepada mereka yang dianggap tidak sama dengan kelompoknya. Potensi buruk ini bisa muncul dari penganut agama apapun, tak terkecuali agama Islam.
Islam, agama yang memiliki prinsip rahmatan lil ‘alamin, mencintai seluruh manusia sekalipun tidak memeluk Islam, diselewengkan pada suatu pemahaman dan pengamalan agama yang keliru. Mereka memaknai religiusitasnya dengan keliru. Alhasil, Islam yang sebenarnya sangat menghargai martabat kemanusiaan, di tangan mereka berubah menjadi agama yang keras dan menakutkan.
Maka, penting untuk mengingat kembali pesan-pesan al Qur’an yang begitu menghargai martabat kemanusiaan. Salah satunya adalah surat Al Isra’ ayat 70 berikut.
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka dari rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. (QS. Al Isra’: 70).
Ayat di atas berbicara tentang agungnya martabat makhluk yang bernama manusia. Allah memuliakan semua keturunan Adam dengan kelebihan yang tidak dimiliki makhluk yang lain. Seperti nikmat makanan, pakaian, makan dengan tangan sedangkan mahluk lain makan langsung dengan mulutnya dan seterusnya. Mahkluk lain tidak diberi kenikmatan-kenikmatan tersebut.
Kenikmatan tersebut diberikan Allah kepada semua manusia tanpa terkecuali tanpa melihat agama, suku, etnis, ras, golongan, warna kulit dan seterusnya. Sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab tafsir, Islam menjunjung tinggi humanisasi, yaitu menghargai setiap individu dengan kedudukan yang sama di hadapan manusia lainnya.
Nilai kemanusiaan yang harus dihormati menandakan bahwa manusia memiliki martabat kemanusiaan yang sama, terlepas apapun agama, keyakinan dan seluruh pembeda yang lain. Perbedaan yang memang disengaja oleh Allah harus diterima dan dihormati sebagaimana Allah memberikan kemuliaan dan kelebihan kepada semua manusia, terlepas apapun agamanya.
Dengan demikian, kemuliaan manusia bukan karena dimuliakan oleh manusia yang lain tapi memang Allah-lah yang memuliakan manusia. Oleh karena itu, humanisme sejatinya adalah ajaran al Qur’an. Maka, sekelompok kecil yang mengatasnamakan agama dan selalu menginjak martabat kemanusiaan bisa dipastikan tidak memahami ayat-ayat al Qur’an secara mendalam.