31 Dec 2023, 22:14 WIB
Acara zikir dan doa bersama dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan
Oleh FUJI EP, MABRUROH
NATUNA — Zikir Bersama menjadi pilihan sejumlah Muslim di Indonesia dalam menyambut tahun baru Masehi 2024. Di Masjid Agung Natuna, Riau, Ahad (31/12/2023), pemerintah setempat menggelar acara istighasah yang dihadiri sejumlah anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkimda) serta para pejabat Pemerintah Kabupaten Natuna.
Kegiatan yang dilaksanakan seusai Shalat Magrib itu diwarnai oleh zikir dan berdoa Bergama.”Tahun ini kita menyambut tahun baru dengan zikir dan doa bersama,” kata Bupati Natuna Wan Siswandi.
Ia menyampaikan, acara zikir dan doa bersama dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan kepada warga Natuna selama tahun 2023.”Pada hari ini kita bermunajat kepada Allah, meminta ampun dan maaf sekaligus berterima kasih atas segala rezeki yang telah Allah berikan sepanjang 2023,” kata dia.
Pada hari ini kita bermunajat kepada Allah, meminta ampun dan maaf sekaligus berterima kasih atas segala rezeki yang telah Allah berikan sepanjang 2023
WAN SISWANDI Bupati Natuna
Bupati berharap Pemerintah Kabupaten Natuna diberi kemudahan dalam melaksanakan pembangunan daerah pada tahun 2024. Sementara, Kapolres Natuna Nanang Budi Santosa menyampaikan bahwa acara istigasah yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten untuk menyambut tahun baru juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan aparat pemerintah dan penegak hukum dengan warga.”Ini dapat membangun hubungan yang lebih baik antara polisi dan masyarakat, sehingga membantu dalam menciptakan situasi yang aman dan harmonis,” kata dia.
Jaringan Santri Indonesia (JSI) Kota Jambi juga menggelar zikir akhir tahin dengan tema “Bersyukur Atas Keberkahan dan Berdoa untuk Masa Depan Bangsa yang Lebih Baik”. Gubernur Jambi Al Haris mengapresiasi kegiatan yang ditujukan untuk menggalang persatuan umat menyambut Pemilu 2024.”Doa dan zikir bersama ini bertujuan untuk menyatukan umat dari berbagai kelompok masyarakat “, kata Gubernur Jambi Al Haris di Jambi, Rabu.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar Muhasabah akhir tahun 2023 di Masjid Istiqlal. Acara ini digelar dengan tema doa bersama untuk Pemilu damai dan berkualitas.
Menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Syamsul Ma’arif, acara ini merupakan bentuk ikhtiyar para pengurus PWNU DKI Jakarta dalam menyambut Pemilu 2024 agar berjalan dengan damai. “Semua pengurus kita undang di Masjid Istiqlal ini dalam rangka untuk berdoa bersama, agar pemilu yang akan di selenggarakan bebarapa bulan lagi, insya Allah, berjalan lancar, aman, tertib, dan damai. Mudah-mudahan tidak ada halangan, dan insya Allah sukses,” ujar Syamsul dalam sambutannya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ahmad Zubaidi menyampaikan, perayaan tahun baru agar tidak dijadikan sebagai momentum hura-hura dan momentum untuk melakukan kemaksiatan.”Saya kira itu tidak boleh dilakukan dalam rangka menyambut tahun baru, sehingga umat Islam seharusnya tidak melakukan hal-hal yang mengarah kepada kemaksiatan, seperti misalnya di malam tahun baru (malam pergantian tahun) banyak membuang waktu untuk berjoget-joget atau minum-minuman keras atau membuang waktu sepanjang malam tanpa ada manfaatnya kemudian Subuhnya pun tertinggal,” kata Kiai Zubaidi, Ahad (31/12/2023). Kiai Zubaidi mengatakan, kalaupun ada anggapan tahun baru sebagai momentum liburan berkumpul bersama keluarga dan tetangga yang sifatnya ramah tamah atau makan bersama. Itu tidak menjadi masalah. Hanya saja, ujar dia, yang penting jangan lupa dalam momen tersebut harus ada renungan untuk menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran di masa yang akan datang. Ia menjelaskan, Rasulullah SAW mengatakan bahwa jangan sampai seseorang terjerembab dalam lubang kegagalan yang sama dua kali. “Pergantian tahun ini sebagai momentum untuk muhasabah untuk menjadikan tahun-tahun yang akan datang lebih baik lagi, lebih baik ibadahnya dan lebih baik dalam muamalahnya sehingga kita bahagia dunia dan akhirat,” ujar Kiai Zubaidi.
Kiai Zubaidi menyampaikan, di dalam Islam, pergantian waktu itu kapanpun terjadinya sangat penting. Pergantian dari detik ke detik, jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun amat berharga sehingga umat Islam tidak boleh menyepelekan waktu.
Menurut dia, umat Islam tidak boleh menyepelekan waktu sehingga tidak merugi. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Asr yang artınya: Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.
“Artinya siapa yang merugi yakni orang-orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu, waktu berlalu begitu saja tapi tidak ada kemanfaatan yang dia dapat, sehingga dia mendapatkan kerugian dari aspek agama maupun dunianya, karena itu pergantian waktu itu sesungguhnya merupakan hal yang penting bagi umat Islam,” kata dia.
Kiai Zubaidi mengatakan, muhasabah, introspeksi dan renungan agar supaya yang terjadi di masa lalu itu dapat menjadi pembelajaran di masa yang akan datang. Kalaulah itu sebuah kesuksesan, maka bagaimana seseorang itu mampu mempertahankan kesuksesan itu atau bertambah lebih baik lagi. Jika kegagalan, maka umat Islam harus belajar kepada masa lalunya agar masa depannya tidak mengalami kegagalan.
Kiai Zubaidi menjelaskan, sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al-Hasyr Ayat 18. Setiap orang yang beriman itu disuruh untuk bertakwa kepada Allah. Diperintahkan untuk melihat masa lalunya demi masa depannya, ini mengandung arti bahwa umat Islam harus belajar ke masa lalu.
REPUBLIKA