Tangisan Ulama Tersentuh oleh Al-Quran

Bismillah…

Melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan syahdu, layaknya syair, namun tanpa tadabur, ini bukan termasuk petunjuk dari salafus shalih. Mereka adalah orang-orang yang mudah tersentuh dengan ayat Al-Qur’an.

Tangisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ’anhu pernah menceritakan, “Rasulullah pernah memintaku,

اقْرَأْ عَلَيَّ القُرْآنَ

‘Tolong bacakan ayat Al-Quran.’

Aku menjawab,

يَا رسولَ الله، أَقْرَأُ عَلَيْكَ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ؟!

‘Bagaimana mungkin ya Rasulullah, Al-Qur’an saja diturunkan kepada Anda?!’

إنِّي أُحِبُّ أَنْ أسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي

‘Aku senang mendengar bacaan Al-Qur’an selain dariku’, jawab Nabi.

فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ، حَتَّى جِئْتُ إِلَى هذِهِ الآية: {فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا} قَالَ: «حَسْبُكَ الآنَ» فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ، فَإذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Saya lalu membacakan ayat dalam surat An-Nisa’. Saat sampai pada ayat ini -yang artinya-, ‘Bagaimanakah jika Kami datangkan kepada setiap umat seorang saksi dan Engkau Kami jadikan saksi atas umat ini’ (QS. An-Nisa: 42). Setelah itu beliau bersabda, ‘Cukup, cukup.’

Saya menoleh kepada beliau dan ternyata beliau bercucuran airmata” (Muttafaq ‘alaih).

Tangisan ahlu sufah (para sahabat yang tinggal di pelataran masjid Nabawi)

Imam Baihaqi Rahimahullah menukil sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu, beliau berkisah, “Di saat turun ayat,

أَفَمِنْ هَٰذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ ‎﴿٥٩﴾‏ وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ ‎﴿٦٠﴾

“Apa kamu merasa heran kepada kabar ini? Kamu menertawakan dan tidak menangis?” (QS. An-Najm: 59-60).

Para ahlus sufah ketika itu menangis, sampai air mata menetes dari dagu mereka. Ketika Rasulullah mendengar tangisan ahlu sufah, beliau pun ikut menangis. Kami pun menangis melihat Rasulullah menangis. Lalu Rasulullah bersabda,

لا يلج النار من بكى من خشية الله

“Orang yang menangis karena takut kepada Allah, tidak akan disentuh oleh api neraka.”

Tangisan sahabat Ibnu Umar

Ketika Ibnu Umar membaca surat Al-Muthoffifin sampai pada ayat,

يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

“Hari kebangkitan adalah hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.”

Beliau menangis sampai jatuh tersungkur dan tidak mampu melanjutkan bacaan.

Baca Juga: Makna Hadits: Sebaik-Baik Kalian adalah yang Mempelajari Alquran dan Mengajarkannya

Tangisan Sufyan As-Tsauri

Diriwayatkan dari Muzahim bin Zufar, beliau menceritakan, ”Kami pernah salat magrib bersama Sufyan As-Tsauri. Pada saat beliau membaca ayat,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami pinta pertolongan” (QS. Al-Fatihah: 5)

beliau menangis sampai tak sanggup melanjutkan ayat. Kemudian beliau mengulang lagi dari “Alhamdu…”.

Tangisan Fudhail bin Iyadh

Diriwayatkan dari Ibrahim bin Al-Asy’ats, beliau berkisah, ”Pada suatu malam, aku mendengar Fudhail membaca surat Muhammad. Beliau menangis mengulang-ulang ayat ini,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

“Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian, dan agar Kami mengabarkan (baik buruknya) hal ihwalmu” (QS. Muhammad: 31).

Beliau selalu mengulang kalimat ayat “Wa nabluwa akh-baarokum.. (Kami menguji (baik buruknya) hal ihwalmu)”

‘Engkau akan menguji ihwal kami?! Bila Engkau menguji baik buruknya perihal kami, sungguh aib kami akan tampak, menjadi tersingkaplah yang tertutupi dari kami. Apabila Engkau menguji keadaan kami, sungguh kami bisa binasa dan Engkau akan mengazab kami’, lanjut beliau.

Kemudian beliau menangis.”

Sekian, semoga bermanfaat.

Wallahul Muwaffiq.

*** 

Penulis: Ahmad Anshori, Lc.

Sumber: https://muslim.or.id/74279-tangisan-ulama-tersentuh-oleh-al-quran.html