Tata Cara Qunut Nazilah

Berikut ini tata cara qunut nazilah. Qunut nazilah adalah doa yang digunakan oleh umat Muslim untuk memohon perlindungan, pertolongan, dan rahmat Allah SWT dalam menghadapi berbagai situasi sulit, seperti bencana alam, perang, ketidakadilan, dan musibah-musibah besar yang menimpa umat manusia.

Istilah “Qunut” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘merendahkan’ atau ‘tunduk’, yang mencerminkan kesungguhan dan kerendahan hati umat Muslim dalam berdoa.

Adapun tata cara qunut Nazilah, menurut ulama  qunut ini dibolehkan dilafalkan di seluruh shalat fardhu, yaitu shalat subuh, zuhur, ashar, maghrib, dan isya. Qunut nazilah biasanya dibaca pada rakaat terakhir setelah ruku’. Itulah titik perbedaan dengan qunut biasa [yakni hanya bisa dibaca pada waktu Subuh].

Kebolehan qunut nazilah pada shalat lima waktu ini ditegaskan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah Al-Muhadzdzab. Beliau mengutip hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW pernah membaca qunut pada shalat selain shalat subuh ketika ditimpa musibah, yaitu terbunuhnya para sahabat al-qurra’. Imam An-Nawawi di  kitab Syarah Al-Muhadzdzab berkata;

أن النبي صلى الله عليه وسلم قنت في غير الصبح عند نزول الناولة حين قتل أصحابه القراء

Artinya; Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW membaca qunut selain shalat Subuh ketika ditimpa musibah, yaitu terbunuhnya para sahabat al-qurra.

Tata Cara Qunut Nazilah

Adapun tata cara membaca qunut Nazilah sebagai berikut. Pertama, membaca bacaan qunut pada umummnya, yakni seperti membaca qunut subuh. Berikut redaksinya;

للَّهُمَّ اهْدِنَا فِي مَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِي مَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِي مَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا آتَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَدَّيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَدَّيْتَ، اسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Allahumma hdinā fī man hadayta, wa ‘āfinā fī man ‘āfayta, wa tawallānā fī man tawallayta, wa barik lanā fī mā ātayta, wa qinā syarra mā qaddayta, fa innaka taqdī wa lā yuqdhā ‘alayka, wa innahu lā yazillu man walayta, wa lā ya’izzu man ‘ādāyta, tabarakta rabbānā wa ta’alayta, fa lakalhamdu ‘alā mā qaddayta, astaghfiruka wa atūbu ilayk.

Arti: Ya Allah, tunjukilah kami di antara orang-orang yang Kau tunjuki, sehatkanlah kami di antara orang-orang yang Kau sehatkan, peliharalah kami di antara orang-orang yang Kau pelihara, berkahilah kami dalam apa yang Kau berikan, dan lindungilah kami dari keburukan apa yang telah Kau tetapkan.

Karena sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan dan tidak ada yang dapat menetapkan atas diri-Mu. Dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau lindungi dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau. Maka bagi-Mu segala puji atas apa yang telah Kau tetapkan. Aku mohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.

Doa ini dapat dibaca setelah ruku’ dan sebelum i’tidal pada salat subuh, zuhur, ashar, dan isya. Namun, pada saat membaca doa ini, tidak perlu menambahkan redaksi spesifik qunut nazilah. Redaksi tersebut dapat ditambahkan jika ada musibah atau bencana yang menimpa umat Islam, sehingga doa qunut nazilah dapat dikhususkan untuk memohon pertolongan Allah SWT.

Kedua, setelah selesai membaca qunut, ada baiknya ditambahkan doa yang bersumber dari Umar bin Khattab. Berikut bentuk doanya;

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.

Artinya, “Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu.

Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.”

اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât.

Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.

Artinya, “Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat.

Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kau ikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu.

Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”

Demikian penjelasan tata cara melakukan Qunut Nazilah, yang bisa diamalkan dalam kondisi saat ini, yakni meminta pertolongan Allah atas korban perang di Palestina, yang telah menelan jumlah yang sangat banyak.

BINCANG SYARIAH