Kenapa Manusia harus Percaya Qadha’ dan Qadar Tuhan, Ternyata Ini Hikmahnya

Kenapa Islam meletakkan yakin dan percaya Qadha’ dan Qadar sebagai salah satu pondasi keimanan? Bukankah rukun pertama sudah ada percaya pada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan sudah sejatinya keyakinan paripurna terhadap semua ketetapan Tuhan. Termasuk percaya ketetapan dan takdir Tuhan.

Ternyata manusia dalam menjalani kehidupan ini harus dilandasi oleh sebuah keyakinan dan keimanan bahwa apapun siklus susah, senang, suka dan duka adalah bagian dari rencana Tuhan. Manusia harus mempunyai ketebalan iman dalam menjalani hidup karena kehidupan tidak seperti yang akan terjadi terkadang tidak seperti yang diharapkan.

Musibah, bencana, dan tragedi terkadang menjadi kenyataan pahit yang memilukan. Banyak orang yang harus putus asa, banyak terpuruk, banyak stress, dan bahkan mengakhiri hidup dengan tragedi kehidupan yang diderita. Hidup penuh keluh kesah bahkan menggugat Tuhan.

Di sinilah iman seseorang akan diuji. Percaya Tuhan saja tidak cukup. Keimanan seseorang dalam menjalani hidup harus pula diuji dengan keimanan mempercayai dan meyakini qadha’ dan qadar Tuhan. Jika keimanan terhadap qadha’ dan qadar Tuhan kokoh ia tidak akan mudah terpengaruh bisikan setan dalam mengambil keputusan di saat krisis.

Berapa banyak orang yang memilih jalan sesat dan maksiat ketika menyadari pahitnya kehidupan? Berapa banyak orang yang berpikir sudah taat kepada Allah tetapi nasib tidak berubah? Berapa banyak orang berpikir bahwa sudah menjalankan perintahnya tetapi Allah tidak memperbaiki nasibnya?

Tidak hanya ketika dalam keadaan krisis. Ketika seseorang meraih kesuksesan dan kebahagiaan tetapi ia lupa bagian dari skenaria qadha’ dan qadar, ia akan jatuh pula dalam kesesatan. Betapa banyak manusia yang diberi kelebihan berupa kecerdasan, kekayaan, ketampanan, kecantikan dan kelebihan lainnya, namun justru jatuh dalam kesesatan, kesombongan, riya’ dan angkuh.

Di sinilah sebenarnya keimanan seseorang diuji. Keimanan yang dimaksud adalah tentang qadha’ dan qadar. Bahwa Tuhan adalah Maha Perencana dan Penentu Takdir. Apapun yang terjadi di dunia adalah bagian dari rencana ketetapan Tuhan (qadha’) yang sudah terjadi  (qadar) dalam kehidupan ini. Jika mereka menyadari bahwa semuanya adalah bagian dari scenario Tuhan, manusia akan cenderung menerima. Bagaimana menerimanya?

Ketika dalam kondisi krisis orang beriman akan menerima dengan lapang dada dengan sifat sabar. Tuhan memerintahkan untuk selalu bersadar ketika mengalami musibah dan kesusahan. Namun, Tuhan juga sudah berjanji, di balik kesulitan akan ada cahaya kemudahan. Terkadang kita sudah putus asa sebelum cahaya itu muncul. Tentu karena keimanan dalam menjalani masa krisis itu tidak ada dalam diri seseorang.

Ketika dalam kondisi Bahagia dan senang orang beriman akan menyadari semua yang didapatkan sebagai anugerah. Tidak ada kebahagian yang tidak bersumber dari Tuhan. Orang beriman akan selalu bersyukur dan janji Allah ketika bersyukur akan ditambahkan nikmat yang berlebih. Syukur dalam hati dengan menyadari semuanya dari Allah. Syukur dalam lisan dan Tindakan dengan membantu yang lebih lemah.

Qadha’ dan qadar adalah sebuah benteng keimanan yang berguna bagi orang beriman dalam mengaruhi kehidupan ini. Islam telah memberikan pedoman agar tidak mudah tergelincir baik ketika berada dalam masa krisis atau sedang dalam masa puncak kejayaan. Percaya qadha’ dan qadar adalah bagian dari keimanan yang sangat berguna bagi manusia.

ISLAM KAFFAH