Dzul Kala adalah seorang raja di Kota Tahaif. Rasulullah SAW mengutus Jabir untuk menemui dan mengajaknya masuk Islam. Dzul Kala dikenal sebagai raja yang ditaati rakyatnya. Bahkan, ia mengaku dirinya sebagai Tuhan. Hingga Rasulullah wafat, Nabi belum berhasil mengajaknya untuk memeluk agama Islam.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab berkuasa, barulah Dzul Kala tertarik pada Islam. Ia lalu mengirim seorang utusan yang didampingi 8.000 orang untuk menemui Umar. Hingga akhirnya, sang raja itu masuk Islam dan membebaskan 4.000 budak.
Umar berkata, “Hai Dzul Kala, juallah kepadaku sisa budak yang ada di bawah kekuasaanmu! Aku akan bayar sepertiga dengan uang kontan di sini, sepertiga dengan negeri Yaman, dan sepertiga dengan Syam.”
Dzul Kala menjawab, “Beri aku kesempatan hari ini untuk berpikir.” Ia lalu pulang ke istananya. Sampai di kediamannya, semua budaknya dimerdekakan. Besoknya, ia menemui khalifah. “Bagaimana dengan ucapanku kemarin untuk membeli budak?” tanya Khalifah Umar.
“Allah telah memberi kebaikan kepadaku dan kebaikan kepada mereka daripada apa yang kamu tawarkan,” papar Dzul Kala. “Apa itu?” tanya Umar. “Mereka semua aku sudah merdekakan karena Allah,” ucap Dzul Kala. “Benarkah itu?” tanya Umar penasaran.
“Umar, aku mempunyai dosa. Aku kira Allah tidak mengampuniku,” ucap Dzul Kala. “Apa itu?” tanya Khalifah. “Aku telah menyuruh orang supaya menyembahku. Dari tempat yang tinggi aku awasi mereka. Beribu-ribu manusia sujud kepadaku.”
Umar pun berpesan, “Bertobatlah dengan ikhlas. Kembalilah kepada Allah dengan meninggalkan semuanya. Janganlah berputus asa dari rahmat Allah.” Dzul Kala pun bertobat dengan sebenar-benarnya tobat.