Dr Wahbah Az-Zuhaili dalam At-tafsir al-Muniir fi al-Aqidah wa as-Syriah wa al- Manhaj, ketika menafsirkan surat Ad- Dukhan ayat 37 ini mengatakan, ‘’Maksudnya, apakah mereka orang-orang kafir Quraisy karena mereka itu adalah bangsa Arab dari Adnan, lebih kuat dan lebih tangguh daripada kaum Tubba’ dari Kabilah Himyar. Mereka itu adalah bangsa Arab dari Qahthan yang paling kuat pasukannya, paling banyak jumlahnya, serta memiliki negara, peradaban yang mengakar, dan kejayaan.
Demikian juga, bangsa-bangsa sebelum mereka, seperti bangsa ‘Ad dan Tsamud. Allah telah membinasakan mereka semuanya karena kekafiran dan kejahatan. Jadi, membinasakan kaum yang lebih rendah dari mereka karena kejahatannya, kelemahannya, dan ketidakmampuannya tentu jauh lebih mudah. Mereka (orang-orang kafir Quraisy itu) tidak lebih baik dibanding kaum Tubba dalam jumlah, kekuatan, dan ketangguhan.
Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, kaum Tubba’ ini memiliki peradaban yang sangat maju. Di antara peradaban mereka yang masih bisa disaksikan hingga saat ini berupa tangki-tangki tempat penyimpanan air, termasuk bendungan irigasi untuk pengairan. Kaum Tubba’ ini diperkirakan hidup sekitar seribu tahun sebelum kelahiran Rasulullah SAW, beberapa abad sebelum kelahiran Isa AS bin Maryam.
Sementara itu, menurut Syauqi Abu Kha lil dalam bukunya Atlas Alquran, Tub ba’ adalah gelar yang diberikan kepada raja-raja di negeri al-Himyar di Yaman. Dari sana, mereka dikenal dengan sebutan kaum Tubba’. Orang Tubba’ yang paling terkemuka adalah Hassan bin As’ad bin Abi Karb, yang disebut-sebut sebagai orang yang hidup pada abad ke-10 sebelum masehi (SM).
Ditambahkan Syauqi, Hassan ini Dia telah mengembangkan wilayah kekuasaannya ke berbagai arah. Dia berhasil memperluas kekuasaan sampai ke Syam (Syria) dan Urkistan. Selain itu, dia juga berhasil memasuki Samarkand. Dalam perkembangannya, Tubba’ kemudian menjadikan Kota Ma’rib yang terkenal dengan bendungannya dan Kota Zufar (Zhafar) sebagai ibu kota.
Sedangkan Himyar, menurut Syauqi (dalam Atlas Hadis), adalah keluarga dari Dzul Kala’, yaitu kabilah keturunan Himyar bin Al-Ghauts bin Sa’ad bin ‘Auf bin Himyar bin Saba’ bin Yasyhab. Himyar bin Saba bin Yasyhab adalah Himyar yang agung dan Himyar bin Al-Ghauts adalah Himyar kecil. Permukiman mereka terletak di Yaman, di suatu tempat yang disebut Himyar, sebelah barat Kota Sana’a. (Mu’jam al-Buldan, II/307).
Zhafar adalah kota di negara Yaman dekat Sana’a. Di kota inilah banyak bertempat tinggal raja-raja Himyar. Adapun Zhafar yang terkenal, berada di pantai laut Arav bagian dari daerah sibuk asy-Syihr, dekat Shuhar. Saat ini, ia merupakan salah satu wilayah Negara Oman. Luasnya mencapai 40 ribu kilometer persegi, pusat kotanya Shalalah (970 km dari Muscat). Disana terdapat jutaan tumbuhan kemenyan (Styrax benzoin). (Lihat Al-Qamus al-Is lam, IV/605; dan Mu’jam Al-Buldan, IV/60).