Nusaibah binti Ka’ab al-Anshari dikenal dengan nama Ummu Ammarah. Dia merupakan salah satu pemuka Bani Khazraj, penduduk Yatsrib, nama Kota Madinah sebelum Rasulullah SAW memutuskan hijrah dari Makkah. Sejarah pun mencatat, Ummu Ammarah merupakan pejuang perempuan pertama Muslimin di sejumlah peperangan melawan kaum kafir.
Perkenalan Ummu Ammarah dengan Islam justru terjadi sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dakwah nabi yang dilakukan di Mekkah memang sempat tersiar ke sejumlah daerah lain, tidak terkecuali ke Yatsrib. Bersama dengan suami dan anaknya, Ummu Ammarah sempat membaca beberapa ayat Alquran, salah satunya adalah QS Yunus: 1-2.”Alif laam raa, inilah ayat-ayat Alquran yang mengandung hikmah. Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, ‘Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.’ Orang-orang kafir berkata, ‘Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.”’
Ummu Ammarah pun menerima dan menyakini ayat ini dengan sepenuh hati. Bahkan, Ummu Ammarah sempat merasa heran kepada sikap kaum kafir Quraisy yang justru mengingkari ajaran-ajaran Rasulullah SAW. Ummu Ummarah menjadi salah satu dari sekian banyak penduduk Madinah yang menyatakan beriman kepada ajaran Rasulullah SAW.Keinginan untuk bertemu dengan Rasulullah akhirnya datang pada saat musim haji.
Sekitar 500 orang kafilah datang dari Madinah menuju ke Makkah. Kemudian, Rasulullah SAW bertemu dengan mereka dan membuat janji untuk melakukan pertemuan di bukit Aqabah. Di bukit inilah, 70 orang penduduk Madinah, termasuk Ummu Ammarah, melakukan baiat kepada Rasulullah. Baiat itu berbunyi mereka akan saling melindungi dan menyembunyikan semua perjanjian ini dari kaum Quraisy sampai datang pertolongan Allah SWT.