Warga korban gempa bumi Cianjur di Kampung Banjar Pinang, Desa Cijendil, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar salat Jumat dalam suasana keharuan. Salat Jumat itu digelar di antara reruntuhan puing bangunan yang masih berserak.
Dikutip dari Antara, Salat Jumat itu digelar di sebuah lapangan. Jamaah terdiri atas pria dewasa, lansia, hingga anak-anak bergabung melaksanakan salat berjamaah bersama Tim SAR Brimob dan Basarnas. Salat dipimpin Haji Usman Sumilar yang dituakan oleh masyarakat setempat dengan muazin Bripda Iqbal, bilal Ipda Rasnawi, dan khatib Aiptu Zikron Abdillah.
Dalam Khutbah Jumat itu, khatib mengajak masyarakat untuk bertawakal dan sabar dalam menjalankan takdir Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Baqarah ayat 156:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (QS. Al-Baqarah:156).
“Musibah dan ujian Allah datang silih berganti tidak ada putusnya harus jadikan bangsa yang sabar,” kata khatib.
Salat Jumat digelar dua rakaat dilanjutkan dengan salat gaib. Warga dan tim SAR mendoakan warga yang menjadi korban gempa. Ibadah salat Jumat ditutup dengan berselawat dan saling bersalaman.
Adnan (54), salah satu warga tampak haru menyelesaikan shalat. “Ada keharuan terasa, melaksanakan salat berjamaah dalam situasi seperti ini,” kata Adnan.
Ia mengatakan warga tidak bisa melaksanakan shalat di Masjid Umar Bin Khatab karena rusak berat. Ada puluhan warga yang mengungsi dengan kondisi rumah rusak berat hingga ringan. Satu warga dinyatakan meninggal dunia.