Kejarlah Dunia, Bahkan Milikilah Dunia, Tapi…

Penghalang manusia kepada Allah adalah dunia.
Lalu apakah obatnya? Ia adalah zuhud.

Apakah zuhud itu tidak memiliki dunia?
Tidak, carilah dunia, kejarlah dunia.
Bahkan milikilah dunia sebanyak banyaknya.
Tapi jangan hati terpaut dengannya.

Ketika tidak mendapatkannya hati tidak susah dan sengsara.
Ketika mendapatkannya hati tidak sombong dan jumawa.
Bahkan mudah dan ringan mengorbankannya.

Yang susah dan kasihan adalah orang yang mengejar dunia tapi tak pernah mendapatkannya.
Ia ibarat orang yang jatuh cinta sampai mabuk, namun seperti bertepuk sebelah tangan.

Cintanya tak pernah berbalas. #hikmahramadan1437
[AIK]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2306502/kejarlah-dunia-bahkan-milikilah-dunia-tapi#sthash.hTqswrbF.dpuf

Hakikat Zuhud Rasulullah

Rasulullah SAW bersabda, “Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah. Dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu.” (HR. Ahmad). 

Menurut Imam Ali ra, zuhud adalah amal yang lebih utama setelah mengenal Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Zuhudlah kamu di dunia, niscaya Allah mencintaimu.” 

Zuhud terhadap dunia bukan berarti terlarang memiliki harta dunia dan kekayaan lainnya. Zuhud berarti lebih yakin dengan yang ada di tangan Allah daripada yang ada di tangan makhluk. Bagi orang zuhud, ketentraman tidak ditentukan banyaknya harta. Baginya, ketentraman adalah keyakinan akan janji dan jaminan Allah. Allah Mahatahu akan segala kebutuhan makhluk-Nya. 

Suatu ketika ada seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW Dia menceritakan keadaan suaminya, yang jika malam hari ia tidak pernah tidur karena ingin beribadah. Hampir tiap hari dia juga selalu shaum. Rasul SAW kemudian memanggil sang suami dan mengklarifikasi hal itu. Sang suami menjawab: “Ya Rasulullah saya melakukan semua itu karena merasa bahwa ibadah saya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan ibadahmu”. 

Rasulullah SAW menimpali perkataan laki-laki itu, “Ketahuilah, bahwa saya ini adalah orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Tapi di malam hari, saya ada waktu untuk tidur dan ada pula untuk ibadah. Di siang hari, saya ada waktu buka dan ada waktu shaum”. Dari Hadis di atas, kita lihat bahwa zuhud tidak berarti meninggalkan dunia sama sekali. Dunia tetap dicari, tapi tidak sampai terbuai olehnya. Seorang sufi mengatakan, orang zuhud adalah orang yang menyikapi dunia hanya sebatas tangannya saja. Maka dari itu, dia akan lebih berhati-hati, cermat dan tidak sampai diperbudak oleh dunia. 

Apa itu Zuhud? Dan Bagaimana Cara agar Zuhud?

Apa itu Zuhud?

Apa itu Zuhud? Dan bagaimana caranya agar bisa zuhud?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du

Ibnul Qoyim menyebutkan definisi zuhud dan wara’ yang pernah beliau dengar dai gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Ibnul Qoyim mengatakan,

سمعت شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه يقول : الزهد ترك ما لا ينفع في الآخرة والورع : ترك ما تخاف ضرره في الآخرة

Saya mendengar Syaikhul Islam – semoga Allah mensucikan ruhnya – pernah mengatakan,

“Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat.” Dan “Wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan membahayakan bagi kehidupan di akhirat.”

Kemudian Ibnul Qoyim menegaskan,

وهذه العبارة من أحسن ما قيل في الزهد والورع وأجمعها

Ungkapan ini adalah definisi terbaik dan paling mewakili untuk kata zuhud dan wara’. (Madarij as-Salikin, 2/10).

Berdasarkan pengertian di atas, zuhud lebih tinggi derajatnya dibandingkan wara’. Karena zuhud pasti wara’ dan tidak sebaliknya.

Zuhud dalam al-Quran

Sebagian ulama menyebutkan bahwa zuhud telah Allah jelaskan dalam al-Quran melalui ayat-Nya,

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang tidak kamu dapatkan, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Al-Hadid: 23)

Memahami ayat di atas, Imam al-Junaid mengatakan,

فالزاهد لا يفرح من الدنيا بموجود ولا يأسف منها على مفقود

Orang yang zuhud tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia. (Madarij as-Salikin, 2/10).

Zuhud tidak Harus Miskin

Zuhud adalah amal hati, sehingga yang bisa menilai hanya Allah. Karena itu, kita tidak bisa menilai status seseorang itu zuhud ataukah tidak zuhud, hanya semata dengan melihat penampilan luar. Kekayaan dan harta yang dimiliki, bukan standar zuhud. Orang bisa menjadi zuhud, sekalipun Allah memberikan banyak kekayaan kepadanya.

Kita tidak memungkiri bahwa para Nabi yang Allah beri kerajaan, seperti Yusuf, Daud, atau Sulaiman, mereka adalah manusia-manusia yang sangat zuhud.

Allah berfirman tentang sifat Nabi Daud,

وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ

Ingatlah hamba-Ku Daud, pemilik kekuatan (dalam melakukan ketaatan). Sesungguhnya beliau awwab (orang yang suka kembali kepada Allah). (QS. Shad: 17)

Allah juga berfirman tentang Sulaiman,

وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ

Kami anugerahkan anak kepada Daud yang namanya Sulaiman. Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia awwab (orang suka kembali kepada Allah). (QS. Shad: 30)

Kemudian, Allah berfirman tentang Ayub,

إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ

“Kami dapati Ayub adalah orang yang sabar. Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia orang yang awwab (suka kembali kepada Allah).” (QS. Shad: 44).

Anda bisa perhatikan, ketiga nabi mulia dengan ujian yang berbeda, Allah gelari mereka semua dengan kata ‘Awwab’. Daud dan Sulaiman ‘alaihimas salam diuji dengan kekayaan, sementara Ayyub diuji dengan kemiskinan.

Cara Agar bisa Zuhud

Hasan al-Bashri – ulama senior masa tabii’in – pernah ditanya,

ما سر زهدك فى الدنيا ؟

“Apa rahasia zuhud anda terhadap dunia?”

Jawab beliau,

علمت بأن رزقى لن يأخذه غيرى فاطمأن قلبى له , وعلمت بأن عملى لا يقوم به غيرى فاشتغلت به , وعلمت أن الله مطلع على فاستحييت أن أقابله على معصية , وعلمت أن الموت ينتظرنى فأعددت الزاد للقاء الله

  • Aku yakin bahwa rizkikku tidak akan diambil orang lain, sehingga hatiku tenang dalam mencarinya.
  • Saya yakin bahwa amalku tidak akan diwakilkan kepada orang lain, sehingga aku sendiri yang sibuk menjalankannya.
  • Aku yakin bahwa Allah selalu mengawasi diriku, hingga aku malu merespon pengawasannya dengan melakukan maksiat.
  • Aku yakin bahwa kematian menantiku. Sehingga aku siapkan bekal untuk ketemu Allah…

Semoga Allah membimbing kita untuk mengambil bagian dari sifat zuhud itu.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)