SEMALAM saya ceramah motivasi di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Amanah Jombang. Pagi ini sayapun isi kajian untuk santri di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. Salah satu ayat yang saya bahas adalah ayat 38 surat nomor 6 (al-An’am): “Tidak Kami tinggalkan segala sesuatupun dalam kitab al-Qur’an ini.”
Ayat ini bermakna bahwa al-Qur’an menyimpan semua ilmu, semua bidang kehidupan. Tak ada yang tak tercakup dalam al-Qur’an. Pertanyaannya adalah sudahkah kita temukan jawaban dari al-Qur’an segala pertanyaan hidup yang kita hadapi?
Kalau belum kita temukan, berarti kita belum membaca dan memahami al-Qur’an dengan benar. Kalau kita temukan namun kita tak menggunakannya maka itu berarti kita telah meremehkan al-Qur’an dan merendahkan Allah.
Dalam ceramah itu, saya sampaikan beberapa contoh pesan al-Qur’an yang jarang diungkap sebagai sumber keilmuan kontemporer, mulai kesehatan atau kedokteran, teknologi penerbangan, fikih lingkungan dan fikih makanan. Penasaran? Kapan-kapan kita mengaji bersama.
Tak salah kalau kemudian Ibnu Arabi berkata “Murid adalah orang yang menemukan semua yang diinginkannya di dalam al-Qur’an.”
Nah, menjadi murid saja syaratnya berat seperti itu. Lantas bagaimana untuk menjadi guru ya. Saya belum pangkatnya menjadi guru. Menjadi murid dalam definisi di atas saja masih belum, karena yang kuinginkan belum semua kutemukan dalam al-Qur’an karena kebodohanku tentang al-Qur’an. Yuk kita mengaji bersama. Salam, AIM. [*]