Tidak Boleh Berlebihan dalam Politik

Terhadap Agama Saja Dilarang Berlebihan, Apalagi Pilihan Politik

Islam sangat melarang umatnya untuk berlebihan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam beragama. Sikap moderat, adil dan tidak dzalim adalah cara beragama yang diajarkan dalam Islam. Islam mengambil pelajaran penting dari umat terdahulu yang mendapatkan petaka karena berlebihan dalam beragama.

Nabi bersabda : “Wahai manusia, jauhilah berlebih-lebihan dalam agama karena sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah berlebih-lebihan dalam agama.” (HR Ibnu Majah).

Berlebihan dalam beragama saja dilarang dalam Islam apalagi berlebihan dalam berpolitik. Berlebihan dalam berpolitik semisal menunjukkan sikap fanatik yang berlebihan terhadap calon yang diusungnya.

Sikap fanatik yang berlebihan akan menimbulkan kebencian terhadap calon lain. Ketika kebencian yang muncul akan menyebabkan kita tidak bisa berlaku dzalim dan tidak adil. Misalnya, mudah mencaci, menyepelekan, memfitnah dan menjelek-jelekkan pasangan lain.

Nabi memberikan satu pegangan penting dalam mencintai dan membenci. Hasit riwayat At Tirmidzi itu berbunyi “Cintailah apa yang kamu cintai dengan sekadarnya. Bisa jadi orang yang kamu cintai hari ini harus kau benci suatu saat nanti. Dan bencilah orang yang kamu benci hari ini sekadarnya. Boleh jadi, suatu saat dia menjadi orang yang harus kamu cintai“.

Persoalan politik bukan persoalan keimanan dan keyakinan. Ia hanyalah sarana menentukan pilihan calon pemimpin. Karena itulah, ambillah sikap yang moderat dan adil dalam berpolitik. Memperjuangkan calon yang diusung tidak ada salahnya, tetapi berlebihan dalam membela akan menghantarkan diri kita berbuat dzalim terhadap yang lain.

SLAMKAFFAH