Dalai Lama tampaknya lupa bahwa ia sendiri adalah seorang pengungsi.
Tokoh pemimpin Buddha, Dalai Lama, mengatakan Eropa kini terancam kehilangan identitas karena gelombang kedatangan para pengungsi.
“Jerman tidak boleh jadi negara Arab, Jerman adalah Jerman,” kata dia dalam wawancara dengan koran Frankfuter Allgemeine Zeitung, seperti dilansir koran the Daily Mail, Rabu (1/6).
Dalai Lama juga mengatakan bahwa jumlah pengungsi yang datang dan meminta suaka ke Jerman terlalu banyak. Ia khawatir, banyaknya pengungsi di Jerman akan mengubah negara tersebut menjadi negara Muslim.
Lebih lanjut Dalai Lama mengatakan bahwa bahwa pengungsi yang berada di Jerman semestinya hanya diizinkan tinggal untuk sementara waktu saja.
“Terlalu banyak (pengungsi) sehingga membuat situasi jadi sulit. Saya merasa pengungsi hanya boleh tinggal sementara waktu,” ujarnya.
Dalai Lama tampaknya lupa bahwa ia sendiri adalah seorang pengungsi.
Dalai Lama merupakan pengungsi yang lari dari Tiongkok ke wilayah Dharamsala, India, karena takut nyawanya terancam saat terjadi gejolak di Tibet pada 1959. Saat itu, Dalai Lama memimpin puluhan ribu pengikutnya lari ke India, dan tinggal di sana hingga saat ini.
Diperkirakan ada sekitar 120 ribu warga Tibet yang tinggal di India. Mereka yang lahir di negara tersebut bahkan memiliki hak untuk memilih saat pemilu.
Gelombang pengungsi di Eropa terjadi sejak beberapa tahun lalu ketika jutaan warga Suriah memutuskan untuk mengungsi ke luar negeri guna menghindari konflik berkepanjangan yang terjadi di Negaranya.
Sekitar 1 juta pengungsi tiba di Jerman sepanjang tahun lalu. Mereka tidak mengharapkan hal lain selain kehidupan yang aman dan tentram tanpa suara dentuman bom dan kematian yang mengintai setiap detik. (san)