Di sebagian masyarakat, hari Rabu identik dengan hari sial atau turunnya banyak bencana dan musibah, terutama hari Rabu terakhir dari setiap bulan. Hari Rabu terakhir dari setiap bulan oleh sebagian masyarakat disebut sebagai hari nahas, atau hari sial.
Anggapan hari Rabu sebagai hari nahas ini dibantah oleh Syaikh Abdul Hamid Kudus dalam kitab Kanzun Najah wa Al-Surur. Sebaliknya, menurut beliau, hari Rabu merupakan hari baik sebagaimana hari-hari lainnya. Bahkan setidaknya terdapat tiga keutamaan hari Rabu berdasarkan hadis Nabi Saw dibanding hari-hari yang lain.
Pertama, waktu antara Dhuhur dan Ashar di hari Rabu adalah waktu mustajabah atau terkabulnya doa. Ini karena Nabi Saw pernah berdoa selama tiga hari, yaitu hari Senin, Selasa, dan Rabu, dan kemudian doanya dikabulkan di hari Rabu antara shalat Dhuhur dan Ashar.
Dalam kitab Syu’abul Iman, Imam Al-Baihaqi berkata sebagai berikut;
ان الدعاء يستجاب يوم الاربعاء بعد الزوال
Doa diterima di hari Rabu setelah tergelincirnya matahari.
Ini berdasarkan hadis riwayat Imam Al-Baihaqi dari Jabir, dia berkata;
دَعَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِ الْأَحْزَابِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وَيَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ فَاسْتُجِيبَ لَهُ يَوْمُ الْأَرْبِعَاءِ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فَعَرَفْنَا الْبِشْرَ فِي وَجْهِهِ
Rasulullah Saw berdoa di Masjid Al-Ahzab di hari Senin, Selasa dan Rabu. Kemudian doanya diterima di hari Rabu antara dua shalat Dzuhur dan Ashar, lalu kami mengetahui kegembiraan di wajahnya.
Tiada pekerjaan yang dimulai pada hari Rabu kecuali pasti akan maksimal/sempurna.
Kedua, hari Rabu merupakan hari terbaik untuk memulai belajar dan mengajar. Ini berdasrkan hadis riwayat yang disebutkan oleh Syaikh Al-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim berikut;
Ketiga, hari Rabu merupakan hari baik untuk menanam. Ini berdasarkan hadis riwayat Al-Dailami dari Jabir, dia berkata;
من غرس يومَ الأربعاءِ فقال : سبحانَ الباعثِ الوارثِ ، أتتْهُ بأُكُلِها
Barangsiapa menanam di hari Rabu, kemudian dia mengucapkan ‘Subhaanal baa-‘itsil waaritsi’, maka ia akan mendatangkan banyak makanan padanya.
Moh JuriyantoPeneliti el-Bukhari Institute