Petugas haji diminta mengingatkan jamaah haji agar melakukan orientasi lokasi.
Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsyad Hidayat menyampaikan hal penting agar jamaah haji tidak mudah tersesat atau lupa tempat tinggal mereka di mana.
Petugas haji diminta mengingatkan jamaah haji agar melakukan orientasi lokasi atau pengenalan lokasi tempat mereka tinggal. Arsyad mengatakan, ketika jamaah haji baru tiba Madinah atau Makkah di Arab Saudi.
Jamaah haji gelombang pertama akan tiba di Madinah dan melaksanakan sholat arbain, yakni sholat 40 waktu di Masjid Nabawi. Sementara, jamaah haji gelombang kedua akan mendarat di Bandara Jeddah dan langsung menuju Makkah untuk melakukan umroh wajib atau umroh haji. Dalam situasi ini, kebanyakan jamaah haji sangat bersemangat untuk melakukan ibadah.
“Karena umumnya (mereka) pertama kali datang ke Tanah Suci, saking semangatnya, mereka sampai lupa untuk melakukan orientasi lokasi tempat mereka tinggal, ini harus jadi perhatian setiap kali ada kedatangan minta jamaah haji untuk melakukan orientasi lokasi mereka tinggal,” kata Arsyad saat apel pagi Bimbingan Teknis dan Fungsi PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (11/4/2023).
Arsyad menjelaskan, jamaah haji harus tahu hotelnya apa dan lokasinya di mana. Kemudian hotelnya ada di jalan apa dan ciri fisik di sekitar hotel harus dikenali.
Kalau perlu setiap jamaah haji dibekali kartu hotel untuk mengantisipasi jika mereka tersesat. Jamaah haji bisa dengan mudah meminta pertolongan kepada siapapun dengan menunjukkan kartu hotelnya.
“Kejadian-kejadian di tahun sebelumnya, banyak jamaah haji kita yang tersesat di awal keberangkatan karena mereka tidak melakukan orientasi tempat tinggal mereka ketika mereka pertama kali datang,” ujar Arsyad.
Menurut Arsyad, semangat mereka melakukan ibadah dan melupakan pengenalan tempat tinggal karena mereka semangat serta rindu kepada Tanah Suci, Masjid Nabawi, Ka’bah, dan Masjidil Haram. Hal inilah yang membuat mereka banyak tersesat, hal ini biasa terjadi.
“Dari 450 jamaah haji kalau sudah masuk ke Makkah, ketika mereka keluar dari hotel, kembali ke hotel, tersisa paling 200 jamaah, sisanya entah ke mana biasanya kembali tapi ada juga yang kembalinya keesokan harinya,” jelas Arsyad.
Arsyad mengingatkan, jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini banyak maka potensi jamaah yang tersesat saat kedatang pertama ke Arab Saudi akan banyak. Terlebih banyak jamaah haji lansia tahun ini.