Yunus bin Matta merupakan seorang nabi dan rasul. Allah memberikan wahyu kepadanya sama seperti nabi-nabi lainnya. Rasulullah menjelaskan kisah Yunus yang kabur dari umatnya. Hal itu karena dia menjanjikan azab kepada kaumnya setelah sekian lama mereka mendustakan ajaran Allah.
Yunus menyatakan bahwa azab akan turun menimpa mereka setelah tiga hari. Ketika telah yakin bahwa azab pasti turun, mereka bertobat dan kem bali kepada Allah. Mereka menyesali sikap mereka yang mendus takan nabi mereka. Saat bertobat, umat Na bi Yunus kemudian memisahkan anak hewan dari induknya dan anak manusia dari ibunya.
Kemudian mereka keluar dan berdoa kepada Allah. Suara mereka bercampur-baur. Mereka berdoa. Ibu-ibu dan induk-induk hewan berteriak sebagaimana anak-anak berteriak mencari ibu-ibu mereka. Allah pun menerima tobat mereka.
Kisah penyesalan mereka pun diriwayatkan dalam sebuah hadis Ibnu Kasir: “Ibnu Mas’ud, Mujahid, Said bin Jubair dan banyak ulama dari kalangan Sa laf dan Khalaf berkata, ‘Manakala Yunus keluar dari kota, dan mereka yakin azab akan turun, Allah memberi mereka taufik untuk bertobat dan kembali kepada-Nya, dan mereka menyesal atas sikap mereka selama ini. Maka mereka memakai pakaian ibadah dan memisahkan semua ternak dengan anaknya, kemudian mereka berdoa kepada Allah.
Dalam Alquran surah Yunus ayat 98, Allah berfirman: “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada me reka sampai kepada waktu yang tertentu.”
Tiga hari yang dijanjikan oleh Yunus kepada kaumnya telah berlalu. Yunus datang untuk melihat terwujudnya janji Allah atas mereka. Saat itu Yunus menyendiri, sehingga dia tidak mengetahui jika umatnya telah bertobat. Ketika Yunus menengok mereka, ternyata umatnya selamat dari azab.
Lalu Yunus merasa marah karena khawatir dianggap berdusta dan dibunuh. Dia melarikan diri. Yunus terus berjalan hingga mencapai pantai. Kepergiannya pun tanpa diridhai Allah SWT. Sehingga, Yunus disebut orang yang abiq(pergi tanpa permisi).
Abiq adalah hamba sahaya yang melarikan diri dari majikannya. “Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan.” (QS ash- Shaffat: 139-140).
Seharusnya Yunus tidak kabur dari umat-Nya sebelum Allah memberikan perintah. Sebagai seorang nabi sepatutnya dia berserah diri kepada Sang Pencipta. Allah melarang rasul-Nya agar ti dak seperti orang yang ditelan ikan besar, yaitu Yunus. “Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada di dalam perut ikan besar.” (QS al-Qalam: 48).
Ketika tiba di pantai, yunus mendapati suatu kaum berada di sebuah perahu. Ketika perahu sampai di tengah lautan, ia tiba-tiba terhenti dan tidak bergerak. Ini benar-benar aneh. Perahu- perahu lain di kanan dan kirinya berjalan hilir-mudik, sementara ia sendiri berhenti di atas air dan tidak bergerak.Yunus mengetahui bahwa berhentinya perahu adalah disebabkan oleh dirinya.
Dia menyampaikan kepada penghuni perahu tentang sebab berhentinya, karena adanya seorang hamba yang lari dari Tuhannya di perahu mereka, yakni dirinya sendiri. “Ketika dia berlari kepada perahu yang penuh muatan.”(QS ash-Shaffat: 140).
Perahu itu tidak berjalan sementara hamba itu berada di atasnya. Dia harus dibuang ke laut agar perahu bisa berjalan seperti perahu-perahu lainnya. Mereka menolak karena mereka mengetahui bahwa Yunus adalah Nabi Allah yang mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.
Yunus berkata kepada mereka: “Lakukanlah undian. Siapa yang men dapatkan undian, maka dialah yang dilempar ke laut.” Mereka mengundi.Yunus memperoleh undian, hingga diulang kedua dan ketiga kalinya.
Selalu Yunus, dan undian inilah yang dimaksud oleh firman Allah: “Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka dia ditelan ikan besar dalam keadaan tercela.” (QS ash- Shaffat: 141-142).
Setelah mengetahui hasil undian yang selalu keluar dengan namanya.Maka, dia menceburkan dirinya ke laut.Begitu tenggelam, dia langsung disambut oleh ikan besar. Tertelannya Nabi Yu nus oleh ikan besar dilihat oleh penumpang perahu, pastilah jika orang biasa yang tertelan ikan maka sudah mati. Tidak ada seorang pun yang ditelan ikan besar bisa selamat.
Yunus pergi dalam keadaan tercela.Dia meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, hanya karena azabnya tidak turun tanpa izin dari Allah. Allah memerintahkan ikan agar tidak mencelakai Yunus. Maka ikan besar itu mem bawanya ke dasar lautan.
Di dalam perut ikan itu Yunus mendengar tasbih kerikil dan hewan-hewan laut di dasar laut. Dia pun memanggil Tuhannya dengan bertasbih kepada- Nya, mengakui kesalahannya, dan menyesali apa yang dilakukannya.
“Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku ter masuk orang-orang yang zalim.” (QS al-Anbiya: 87).
Kalau bukan karena tasbihnya dan to bat, niscaya Yunus akan binasa di perut ikan dan diam di dalamnya sampai kiamat.
Setelah Yunus berdoa, Allah meminta agar ikan memuntahkannya di pantai. Maka ikan itu melakukan apa yang diminta Allah. Yunus dimuntahkan dalam keadaan sakit, kulitnya mengelupas dan tanpa kekuatan.
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu.Rasulullah juga mengisahkan ketika telah keluar dari perut ikan, Yunus bernaung di bawah pohon itu dan makan darinya. Pohon itu mengering setelah beberapa waktu.
Namun, Nabi menangisi kematian pohon tersebut. Lalu Allah mewahyukan kepadanya untuk memperingatkannya.
Oleh:Â Ratna Ajeng Tedjomukti