Biduk rumah tangga tidak akan selamanya berlayar di lautan yang tenang
Bahaya Mengingkari Kebaikan Suami
Ketika seorang istri melihat ada satu kesalahan yang dilakukan suami, atau ada satu perbuatan suami yang kurang menyenangkan bagi dirinya, hendaklah seorang istri selalu mengingat (banyak) kebaikan-kebaikan suaminya yang lain. Dan hendaknya tidak mengingkari kebaikan suaminya selama ini.
Mengingkari kebaikan-kebaikan suami dengan bahasa general (negasi general) adalah di antara sebab yang memasukkan para wanita ke neraka.
Contoh, ucapan istri, “Mas, mas kok TIDAK PERNAH perhatian sama saya.” (Padahal kondisinya, istri baru sangat butuh suami, dan bisa jadi saat itu suaminya baru capek. Dan biasanya, suaminya sangat memperhatikan kebutuhan istrinya.)
Contoh lain, ucapan istri, “Mas, mas kok TIDAK PERNAH ingin melihat saya bahagia.” (Padahal kondisinya, sang istri minta dibelikan barang tersier agak mahal, dan suami keberatan karena ada kebutuhan lain yang lebih mendesak untuk diperhatikan.)
Mengapa Banyak Wanita Menghuni Neraka?
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأُرِيتُ النَّارَ، فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَاليَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ، وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Diperlihatkan kepadaku neraka, dan aku tidaklah melihat pemandangan yang lebih mengerikan pada hari itu. Aku melihat mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Para sahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, apa sebabnya?” [1]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
بِكُفْرِهِنَّ
“Dengan sebab kekafirannya.”
Para sahabat bertanya lagi, “Karena kekafiran mereka terhadap Allah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Karena mereka mengingkari (kebaikan) suami, mereka mengingkari kebaikan (orang lain). Jika Engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka bertahun-tahun lamanya, kemudian mereka melihat darimu sesuatu (satu kesalahan), maka mereka mengatakan, ‘Tidaklah aku melihat satu kebaikan pun darimu sama sekali.’” (HR. Bukhari no. 1052 dan Muslim no. 907)
Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sebab mengapa wanita banyak menghuni neraka. Yaitu, ketika sang suami berbuat satu saja kesalahan, kemudian sang istri mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama ini –bertahun-tahun lamanya- dengan bahasa general, yaitu “Tidaklah aku melihat satu kebaikan pun darimu sama sekali.”
Ibarat Panas Setahun Dihapus Hujan Sehari
Padahal, sudah banyak kebaikan yang suami lakukan untuk sang istri. Dalam kata-kata bijak disebutkan, “Panas setahun dihabiskan hujan sehari.” Artinya, kebaikan yang banyak menjadi hilang dan tidak ada nilainya karena satu kesalahan yang diperbuat.
Siapa saja, hendaklah bersikap adil. Kalau memang frekuensinya “kadang-kadang”, katakanlah “kadang-kadang”. Kalau memang frekuensinya “jarang”, katakanlah “jarang”. Kalau “kadang-kadang” suami pulang terlambat tanpa memberi kabar karena lupa, katakanlah kadang-kadang, jangan dikatakan “selalu terlambat tanpa memberi kabar.”
Janganlah seorang istri menyakiti hati suaminya, dia ingkari kebaikan suami hanya satu kesalahan saja, itu pun bisa jadi bukan karena sengaja. Lalu dia ingkari kebaikan-kebaikan suami dan pengorbanan suami selama ini.
Dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا، إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الحُورِ العِينِ: لَا تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ اللَّهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
“Tidaklah ada seorang istri yang menyakiti suaminya di dunia, kecuali istrinya dari bidadari surga berkata, “Janganlah kamu menyakitinya. Semoga Allah membalasmu. Dia adalah tamumu, yang sebentar lagi akan meninggalkanmu dan mendatangi kami”.” (HR. Tirmidzi no. 1174, dinilai shahih oleh Al-Albani)
Dari Al-Hushain bin Mihshan, bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya kepadanya,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟
“Apakah kamu mempunyai suami?”
Dia menjawab, “Ya.”
Beliau bertanya lagi,
كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟
“Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?”
Dia menjawab, “Saya sungguh-sungguh melayani suamiku, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.”
Beliau bersabda,
فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Perhatikanlah selalu posisimu terhadap suamimu. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu adalah (sikapmu terhadap) suamimu.” (HR. Ahmad 31: 341)
Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafidzahullah berkata, “Maksudnya, wallahu a’alam, jika Engkau bertakwa kepada Allah berkaitan dengan (hak) suamimu, maka ketakwaanmu kepada Allah itu adalah sebab yang memasukkanmu ke dalam surga. Sebaliknya, jika Engkau tidak bertakwa kepada Allah Ta’ala berkaitan dengan (hak) suamimu, dengan tidak menunaikan hak suami, maka hal itu adalah sebab yang memasukkanmu ke dalam neraka.” (Fiqh ta’aamul baina az-zaujain, hal. 21)
Jika Istri Menemui Kesalahan pada Suami
Jika kita melihat ada sikap atau perilaku suami yang tidak pas di sisi istri, hendaklah sang istri ridha terhadap akhlak suami yang lainnya. Hal ini karena memang tidak ada sosok manusia yang sempurna. Dia memiliki kesalahan, keburukan, atau kekurangan di satu sisi, namun dia memiliki (banyak) kebaikan di sisi yang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ أَوْ قَالَ: غَيْرَهُ
“Janganlah seorang mukmin membenci wanita mukminah. Jika dia membenci salah satu perangainya, niscaya dia akan ridha dengan perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469) [2]
Dan hal ini di antara sebab yang menyebabkan awetnya rumah tangga pasangan suami istri tersebut.
[Selesai]
***
Penulis: M. Saifudin Hakim
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/53076-untuk-para-istri-jangan-ingkari-kebaikan-suami.html