PARA orang tua hendaknya berhenti fokus hanya pada kesenangan dirinya. Dunia ini masih dan akan terus berlanjut. Kita para orang tua harus mempersiapkan generasi yang akan datang yang jauh lebih cerdas dan tangguh dibandingkan kita. Masa depan semakin kompleks.
Jangan lupa bahwa mempersiapkan generasi masa depan bukanlah hanya dengan mempercerdas mereka dalam hal teori pembangunan, namun mengisi jiwa mereka dengan keimanan sebagai mentalitas kehidupan mereka. Jiwa mereka tak boleh kosong dari agama karena dengan itulah ada keberkahan dan kebahagiaan sejati.
Teringatlah saya pada nasehat Imam al-Ghazali dalam risalah kecilnya berjudul risalah Ayyuhal Walad. Beliau berkata: “Wahai anak-anakku, walaupun telah 100 tahun engkau membaca buku, walaupun telah ribuan buku engkau kumpulkan, engkau belum siap mendapatkan rahmat Allah sebelum Anda mewujudkan semuanya dalam bentuk amal perbuatan.”
Betapa kita membutuhkan karya nyata selain hapalan akan pendapat dan teori. Perlu selalu mempertanyakan apa yang telah kita perbuat dan persembahkan pada masyarakat. Lalu Imam Ghazali memperkuat nasehat tersebut di atas dengan beberapa ayat, di antaranya adalah:
- Tak ada bagi manusia kecuali apa yang telah dia usahakan.
- Siapa yang berharap rahmat Tuhannya, maka berbuatlah dengan perbuatan yang shalih.
- Balasan atas apa yang mereka kerjakan.
Iman itu adalah perkataan dengan lusa, pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh. Di sinilah kita temukan kesempurnaan iman.