Media menyebut Khan memegang pendiriannya sebagai seorang muslim dan tidak meminum alkohol, namun dia dilaporkan sering berkunjung ke pub di wilayahnya itu dan menolak tempat hiburan
Kemenangan politisi dari Partai Buruh beragama Islam, Sadiq Khan menjadi Wali Kota dari pusat pemerintahan Inggris, London menjadi kabar menyenangkan kaum Muslim.
Masalahnya, politisi keturunan Pakistan berusia 45 tahun itu berhasil mengalahkan rival terdekatnya dari kubu Konservatif, Zac Goldsmith (41).
Khan memenangkan 1.310.143 suara menaklukkan Zac Goldsmith dengan 994.614 suara. Margin kemenangan 13,6 persen itu memberinya mandat terbesar dari politisi manapun dalam sejarah Inggris.
Terpilihnya Sadiq Khan dianggap banyak pihak menandai tonggak politik bersejarah di dunia Barat. Karena Ia menjadi Wali Kota Muslim pertama bagi kota terbesar di Eropa Barat.
Banyak media di negeri itu menggambarkan pemillihan wali kota London sebagai pertarungan antara “bangsawan” versus “petinju jalanan.”
Khan memiliki latar belakang sebagai anak seorang sopir bus kelahiran Pakistan, yang dibesarkan di pemukiman dewan kotapraja. Sedangkan Goldsmith, 41, pesaingnya adalah anak dari miliarder yang dididik di sekolah yang sama dengan Pangeran William dan David Cameron.
Khan dibesarkan bersama enam saudara lelaki dan perempuannya dalam apartemen sederhana yang memiliki tiga kamar tidur.
Dia menekuni studi hukum, menjadi dosen dan ketua kelompok kebebasan sipil, dan terpilih untuk menjadi anggota parlemen pada tahun 2005.
Sebelum menjadi wali kota, suami dari Saadiya Khan ini adalah seorang pengacara yang terjun ke dunia politik. Dia menjadi anggota parlemen mewakili wilayahnya, Tooting.
Pada 2013, Khan menuai kontroversi, karena menyetujui perkawinan sesama jenis. Aksinya ini telah menuai kecaman berbagai pihak.
Bahkan akibat dukungannya pada perkawinan sejenis, Imam Masjid Bradford Mufti Muhammed Aslam Naqshbandi Bandhalevi, mengeluarkan fatwa bahwa Khan suda murtad. Bandhalevi juga meminta Khan bertaubat kepada Allah.
Khan, bahkan sempat menerima ancaman mati usai dirinya mendukung perkawinan sejenis lewat voting di parlemen. Ancaman itu dinilai cukup serius karena melibatkan ancaman ke keluarganya.
Politisi Partai Buruh Inggris berusia 42 tahun itu mengaku, dirinya belum pernah mendapat ancaman mati yang cukup serius seperti yang dialami saat ini. Ancaman itu muncul tepat setelah Khan mendukung Undang-Undang Perkawinan Sejenis bersama 400 anggota Parlemen Inggris lainnya.
“Keluarga saya tidak perlu menderita karena tindakan saya saat ini. Saya sendiri tidak pernah menerima ancaman seperti ini,” ujar Khan, seperti dikutip Daily Mail, Senin (18/2/2013).
Khan pernah dinobatkan sebagai menteri Muslim pertama di kabinet Inggris di era kepemimpinan Gordon Brown, ia sempat menerima kecaman keras dari ulama Inggris. Khan dianggap menjual agamanya untuk politik.
Media lain menyebutkan, Khan memegang teguh pendiriannya sebagai seorang muslim dengan tidak meminum alkohol, namun dia dilaporkan sering berkunjung ke pub di wilayahnya itu dan menolak tempat hiburan semacam itu ditutup.
Khan juga pernah dituduh memiliki kedekatan dengan kelompok ekstremis. Tuduhan itu dilayangkan oleh rivalnya, Zac Goldsmith. Dikatakan Goldsmith, semua pandangan Khan sangat identik dengan ekstremis.
Meski tidak membantahnya, Khan mengatakan, profesinya sebagai pengacara hak asasi manusia dan pemimpin organisasi Liberty, Khan memang kerap berhubungan dengan orang yang memiliki karakter seperti itu.
“Sebagai wali kota, saya akan menjadi muslim Inggris yang melawan para ekstremis,” kata Khan ujarnya belum lama ini.*