Iblis akan senantiasi menyesatkan manusia sampai hari kiamat
Seorang hamba hendaknya senantiasa mewaspadai fitnah dan tipu daya iblis yang datang dengan berbagai cara.
Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, perlu diketahui bahwa Iblis yang selalu sibuk mengacaukan pikiran anak Adam ternyata adalah korban pertama dari kekacauan pribadinya.
Pasalnya, dia tidak patuh atas ungkapan verbal yang memerintahkannya bersujud kepada Adam, dan justru Iblis lebih memilih membandingkan asal usulnya dengan asal usul manusia pertama ini.
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ “(Iblis) berkata: ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’.” (QS Shad ayat 76).
Tak cukup sampai di situ, Iblis juga mengemukakan bantahannya terhadap Allah SWT, Raja Yang Mahabijaksana:
قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَٰذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ
“Dia (Iblis) berkata: ‘Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan daripada aku? ….'” (QS Al Isra ayat 62)
Maksudnya, jelaskanlah kepadaku mengapa Engkau lebih memuliakan Adam atas diriku?
Sanggahan Iblis ini membuatnya teperdaya, sebab dia menilai bahwa apa yang Allah lakukan sama sekali tidak bermanfaat. Parahnya, dia melanjutkan sikap tersebut dengan kesombongan: “… Aku lebih baik daripada dia ….” (QS. Shad ayat 76)
Iblis menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam semata-mata demi mengagungkan dirinya sendiri. Namun yang terjadi justru sebaliknya, dia malah menghinakan dirinya dengan mendapatkan laknat dan siksa Allah SWT.
Oleh karena itu, saat Iblis menawarkan sesuatu kepada seseorang, maka hendaklah dia benar-benar waspada terhadapnya. Ketika Iblis menggodanya agar melakukan perbuatan dosa, katakanlah: “Kamu menyuruhku melakukan itu agar aku bisa mewujudkan keinginanku. Tetapi, bagaimana mungkin orang yang tak mampu menasihati diri sendiri bisa memberi nasihat yang baik kepada orang lain? Bagaimana mungkin aku akan mempercayai nasihat musuhku sendiri? Enyahlah kamu dari hadapanku, karena rayuanmu itu sama sekali tidak akan menggoyahkan jiwaku!”
Tatkala seorang hamba melakukan tindakan tersebut, maka tidak ada yang dapat dilakukan Iblis selain meminta pertolongan nafsu. Karena nafsu selalu mendorong untuk meraih apa yang diinginkannya.
Maka dari itu, hendaklah seseorang mengarahkan akalnya supaya mau merenungkan akibat buruk dari perbuatan dosa. Dengan cara seperti ini, mudah-mudahan pertahanan berupa taufik-Nya berkenan mengirimkan bala tentaranya sehingga mengalahkan bala tentara hawa nafsu dan syahwat.
Dari Iyadh bin Himar, dia menuturkan, Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Hai sekalian manusia! Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan aku agar mengajarkan sesuatu yang tidak kalian ketahui, yakni dari apa yang Dia ajarkan kepadaku hari ini: ‘Sungguh semua harta yang Aku berikan kepada hamba-Ku, maka itu adalah halal baginya. Dan sungguh, Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya. Namun, syaitan mendatangi dan memalingkan mereka dari agama mereka. Aku juga telah memerintahkan mereka agar tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangan sedikit pun mengenainya.’ Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat penduduk bumi, lalu Dia memurkai mereka, baik Arab maupun non-Arab, terkecuali sebagian dari Ahlul Kitab ….”