ADA banyak aktifitas yang mungkin kita bisa isi di akhir pekan ini. Boleh jadi meneruskan pekerjaan yang belum usai, merapikan rumah, menghadiri undangan pernikahan saudara atau teman, menjenguk orang sakit, dan lain-lain. Atau, mungkin yang kerap dilakukan pembaca Mozaik Inilah di akhir pekan adalah mengunjungi taman-taman surga? Masya Allah.
Satu aktifitas lain yang tidak kalah bermanfaat bagi akhirat dan dunia kita adalah menyambung tali silaturahmi. Menyambung dalam arti memperbaiki yang rusak atau putus. Karena sebaik-baik silaturahmi adalah mengunjungi kerabat yang memutus silaturahmi. Atau bisa juga dimaksudkan, mengunjungi saudara meski hubungan sedang baik-baik saja (tidak ada masalah/pertikaian). Hal ini mungkin lebih tepat menjaga silaturahmi ya.
Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturami setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain,” (HR. Bukhari no. 5991).
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.”
Dalam sepekan kita telah menghabiskan lima hari untuk kegiatan mencari nafkah. Tentu kita harus menyediakan waktu untuk menjenguk atau sekadar bermain ke saudara kita yang relatif jauh jaraknya atau membutuhkan perjalanan tertentu, untuk menjaga dan mengeratkan tali persaudaraan. Meski sesama saudara, terkadang boleh jadi terjadi perselisihan, maka mengunjunginya adalah cara terbaik dalam meredam dan menyelesaikan perselisihan.
Jarangnya atau bahkan tidak pernahnya kita saling berkunjung sesama saudara bisa menyebabkan kerenggangan tertentu. Sikap sedikit kaku. Dan tidak tahunya perkembangan saudara kita tentang kesehatannya, keluarganya, pekerjaannya, dan lain-lain. Mungkin saudara kita sedang membutuhkan bantuan orang lain. Sedangkan kita sebagai saudaranya, lebih wajib memberi bantuan daripada orang lain.
Barangkali saudara kita segan meminta langsung ke kita. Apalagi jarak yang menjauhkan. Tentu dengan kedatangan kita menyambung tali silaturahmi, akan semakin melenturkan hubungan dan komunikasi kita. Saudara kita pun akan lebih merasa diperhatikan dan tidak akan sungkan untuk meminta bantuan saat kita di rumahnya. Hal ini berbeda bila saudara kita datang ke rumah kita untuk langsung meminta bantuan.
Menyambung dan menjaga silaturahmi atau silaturahmi antarsaudara, juga akan semakin menguatkan ingatan dan persaudaraan satu nasab. Nasab sendiri dalam agama kita sangat diperhatikan untuk dijaga hubungannya. Sebagaimana pula agama kita sangat membenci dan melarang hal perusak nasab seperti perzinahan. Maka dari itu hendaknya setiap kita meniatkan menjaga silaturahmi sebagai bagian dari menegakkan syariat Allah.
Abdurrahman ibnu Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, Shahih lighoirihi).
Selain hadits di atas, masih banyak terdapat dalil yang menjelaskan manfaat silaturahmi. Akan memakan tempat kalau dijabarkan satu per satu. Sebagai akhir tulisan ini, kami sampaikan dua hadits lain tentang manfaat silaturahmi. Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahmi”. (HR. Bukhari No. 5985 dan Muslim No. 2557)
Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, “Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod No. 58, Hasan).
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita untuk menjalankan salah satu syariat Allah, yakni yang berhubungan dengan saudara kita ini.
Yuk, Silaturahmi!