Amal Apa yang Bisa Dilakukan setelah Umrah di Makkah?

Fatwa di Islamweb.com

Musyrif ‘Amm: Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid

Pertanyaan:

Aku berniat berangkat umrah, insyaAllah. Dari bacaan saya di situs ini, ibadah umrah tidak lebih dari beberapa jam saja atau kurang dari itu. Pertanyaan saya, jika saya akan berada di Makkah kurang lebih 5 hari, amal apa yang bisa saya lakukan setelah menunaikan umrah dalam hari-hari tersebut?

Jawaban:

Alhamdulillah.

Pertama, kami memohon kepada Allah agar memberikan kemudahan kepada Anda untuk melaksanakan umrah, menolongmu agar dapat menunaikan dan menerima amal tersebut.

Kedua, jika Anda akan tinggal beberapa hari setelah melaksanakan umrah di Makkah, nasihatku untukmu, perbanyak amal saleh sesuai kadar kemampuan Anda. Sehingga Anda memperoleh manfaat dari keutamaan tempat yang mulia (Makkah). Kebaikan dilipatgandakan di tempat dan waktu yang utama, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama rahimahullah.

Ar-Rahibani rahimahullah berkata, “Kebaikan dan keburukan akan dilipatgandakan di tempat yang mulia seperti Makkah, Madinah, dan Baitil Maqdis, di masjid-masjid, dan juga di waktu yang utama, seperti hari Jumat, bulan-bulan haram, Ramadan.” (Muthalib Ulinnuha, 2: 385)

Syeikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Salat di Makkah lebih utama dibandingkan salat di tempat lain. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam ketika tinggal di Hudaibiyah dalam peperangan Hudaibiyah, beliau salat masuk ke dalam tanah haram. Hal ini menunjukkan bahwa salat di tanah haram, yakni masuk lokasi tanah haram, itu lebih utama dibandingkan di luarnya. Inilah keutamaan tempat. Ulama mengambil kaidah dalam hal ini, mereka berkata,

إن الحسنات تضاعف في كل مكان أو زمان فاضل,

Sesungguhnya kebaikan dilipatgandakan di tempat atau waktu yang mulia/utama.‘” (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 2: 168)

Terdapat ibadah yang mempunyai keutamaan khusus di Masjidilharam, di antaranya adalah salat. Salat di Masjidilharam lebih baik 100.000 kali dibandingkan salat di masjid selainnya. Berusahalah agar dapat melaksanakan salat 5 waktu secara berjemaah di Masjidilharam.

Kemudian amal lainnya adalah tawaf.

Para ulama berpendapat bahwa memperbanyak tawaf bagi orang asing (bukan orang Saudi) di Makkah lebih afdal dibandingkan salat sunah. Karena salat dalam dilaksanakan oleh seorang muslim di mana saja. Adapun tawaf, tempatnya hanya satu, yaitu sekitar Ka’bah saja.

Al-Buhuti rahimahullah berkata, “Disunahkan memperbanyak tawaf di setiap waktu. Imam Ahmad berkata, ‘Tawaf bagi orang asing (bukan penduduk Makkah) lebih utama dibandingkan salat di Masjidilharam.’” (Kasyaf Al-Kina’, 2: 485)

Perkataan beliau rahimahullah juga, “Imam Ahmad menyatakan bahwa tawaf bagi orang asing (bukan penduduk Makkah) lebih utama baginya daripada salat di Masjidilharam. Oleh karena kekhususan (tawaf) yang tidak dapat dilakukan selain di sana, berbeda dengan salat.” (Syarah Muntahal Iradat, 1: 237)

Terdapat Fatwa Lajnah Daimah, (Majmu’ Tsaniyah, 10:335) berbunyi, “Disyari’atkan bagi yang mendatangi Makkah, setelah menunaikan manasiknya, dengan memperbanyak tawaf, membaca Al-Qur’an, salat, sedekah, dan ibadah lainnya.”

Syekh Bin Baz rahimahullah pernah ditanya, “Mana yang afdal, memperbanyak tawaf atau salat sunah?”

Jawaban beliau adalah, “Terdapat khilaf tentang manakah yang afdal di antara keduanya. Akan tetapi, yang lebih afdal adalah menggabungkan keduanya, memperbanyak salat dan tawaf, dia bisa menggabungkan dua kebaikan sekaligus. Sebagian ulama mengutamakan tawaf bagi orang asing (bukan penduduk Makkah). Oleh karena mereka tidak mendapati ka’bah di negeri-negeri mereka. Disunahkan memperbanyak tawaf selama berada di Makkah. Dan sebagian ulama lebih mengutamakan salat, oleh karena salat lebih utama dibandingkan tawaf.”

“Menurut saya, lebih utama memperbanyak tawaf dan juga salat, jika orang asing (bukan penduduk Makkah), sehingga tidak kehilangan kedua keutamaan ini.” (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 17: 225)

Kesimpulannya adalah hendaknya seorang muslim ketika di tempat yang mulia tersebut (Makkah) menyibukkan diri dengan beramal saleh, salat, tawaf, menuntut ilmu, membaca Al-Qur’an, zikir, dan berdoa. Hari-hari yang sedikit, namun balasannya bagi yang ikhlas niatnya dan paling baik amalnya sangat banyak, insyaAllah. Allahu a’lam.

***

Penerjemah: dr. Abdiyat Sakrie, Sp.JP, FIHA

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/88764-amal-apa-yang-bisa-dilakukan-setelah-umrah-di-makkah.html

Motivasi untuk Bekerja dan Tercelanya Meminta-minta

Diriwayatkan dari sahabat Zubair bin Al-‘Awwam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ

Sungguh salah seorang dari kalian yang mengambil talinya, dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya, kemudian dia menjualnya, lalu Allah mencukupkannya dengan (menjual) kayu bakar itu, maka itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya.” (HR. Bukhari no. 1471)

Kandungan hadis

Hadis ini mengandung motivasi untuk bekerja dan mencari penghasilan, dan tidak suka meminta-minta (mengemis) kepada sesama manusia. Karena bekerja dan berusaha mencari nafkah itu lebih afdal daripada meminta-minta, baik orang lain itu memberi atau menolaknya (tidak memberi). Hal ini karena meminta-minta itu pada hakikatnya adalah bentuk kehinaan dan perendahan diri. Tidak selayaknya bagi seorang muslim menghinakan dirinya sendiri di hadapan manusia, padahal dia mampu terbebas dari hal itu dengan bersungguh-sungguh bekerja dan mencari nafkah, meskipun dia merasakan kelelahan dan keletihan, serta menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan.

Perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

خَيْرٌ لَهُ

“lebih baik baginya … “,

tidaklah dimaknai bahwa “meminta-minta atau mengemis itu memiliki kebaikan, namun lebih baik bekerja”. Karena tidak ada kebaikan sama sekali dari perbuatan meminta-minta, padahal dia memiliki kemampuan untuk bekerja. Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa perbuatan meminta-minta dalam kondisi tersebut hukumnya haram.

Ada juga kemungkinan bahwa “lebih baik baginya” di sini adalah baik menurut keyakinan si peminta-minta. Karena ketika dia diberi, dia menganggap pemberian dari hasil meminta-minta itu sebagai sebuah kebaikan.

Penyebutan bentuk pekerjaan mencari kayu bakar dalam hadis ini hanya sekedar sebagai contoh. Yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maksudkan adalah mencari nafkah dan bekerja dengan semua bentuk profesi yang mubah, bukan yang haram. Hal ini karena setiap orang itu akan dimudahkan sesuai jalan atau keahliannya masing-masing. Ada yang berbakat dan ahli dalam berdagang, berbisnis, atau ahli di bidang-bidang lain yang mubah.

Sebagian ulama memang berpendapat manakah jenis pekerjaan yang paling afdal. Akan tetapi, pendapat yang lebih kuat, wallahu Ta’ala a’lam, adalah pendapat yang menyatakan bahwa hal itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan keadaan masing-masing orang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعك وَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ وَلَا تَعْجِز

Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut apa yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah.” (HR. Muslim no. 6945)

Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya berjalan di muka bumi untuk mencari keutamaan dari Allah Ta’ala. Seorang muslim hendaknya mengetahui dengan sepenuhnya bahwa apapun pekerjaannya, meskipun dipandang remeh dan hina oleh sebagian orang, itu lebih baik daripada mengemis dan meminta-minta. Tentunya, selama pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang halal. Lebih-lebih lagi bagi seorang pemuda yang masih kuat secara fisik dan akalnya yang masih bisa berpikir dengan cerdas. Bekerja mencari nafkah adalah jalan yang ditempuh oleh para Rasul dan juga jalan para sahabat dan tabi’in.

Demikian pembahasan singkat ini, semoga bermanfaat. Wallahu Ta’ala a’lam.

***

Penulis: M. Saifudin Hakim

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/88933-motivasi-untuk-bekerja-dan-tercelanya-meminta-minta.html

Obat bagi Hati yang Gelisah

Hati adalah hal yang sulit dikendalikan. Sehingga sering kita jumpai, orang-orang yang ketika di pagi hari dalam kondisi tertawa, namun wajahnya bermuram durja di sore hari. Pun sebaliknya, ada di antara manusia yang matanya sembab ketika bangun dari tidur, namun berubah menjadi guratan bahagia ketika datang waktu sore. Hal ini merupakan tanda bahwa kita hanyalah hamba. Kalaulah bukan karena pertolongan Allah, niscaya hati kita akan senantiasa terombang-ambing dalam kegamangan.

Namun, yang membedakan antara kesedihan orang beriman dan tidak beriman adalah penyikapannya. Sebagai orang yang beriman kepada Allah dan semua ketetapan-Nya, maka kesedihan yang kita lewati merupakan salah satu fase di mana Allah bukakan pintu ampunan. Sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,

ما يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِن نَصَبٍ ولَا وصَبٍ، ولَا هَمٍّ ولَا حُزْنٍ ولَا أذًى ولَا غَمٍّ، حتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بهَا مِن خَطَايَاهُ

Tidaklah seorang muslim ditimpa letih, lelah, galau, kesedihan, dan derita, bahkan duri yang menancap di kulitnya, kecuali Allah ‘Azza Wajalla akan ampuni kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5641)

Dengan kondisi zaman seperti saat ini. Kesedihan dan kegalauan adalah sesuatu yang hampir menimpa banyak pemuda muslim. Dan hendaknya tidaklah mereka mencari solusi, kecuali solusi-solusi yang Allah ‘Azza Wajalla berikan dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ajarkan dalam hadis-hadisnya. Ini juga diajarkan oleh para salaf kita ketika mereka mengatakan,

عجبت لمن اغتم ولم يفزع إلى قول الله تعالى: (أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ)[الأنبياء:87]، فإني وجدت الله يعقبها بقوله: (فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ) [الأنبياء:88]، فهي ليست لنبي الله يونس عليه وعلى نبينا الصلاة والسلام، ولكنها للمؤمنين في كل زمان ومكان إذا ذكروا الله بهذا الذكر المبارك: (وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ)

Aku teramat heran orang-orang yang tertimpa kegundahan, kemudian tidak tergerak hatinya menghayati firman Allah ‘Azza Wajalla,

 اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

‘Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.’ (QS. Al-Anbiya: 87)

Sungguh aku mendapati di dalam ayat ini, Allah ‘Azza Wajalla mengakhiri firman-Nya dengan janji,

فَاسْتَجَبْنَا لَهۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ

Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.’ (QS. Al-Anbiya: 88)

Janji terkabulnya doa dan keselamatan ini tidak dikhususkan untuk Nabi Yunus ‘alaihis salam semata, melainkan untuk orang-orang yang beriman secara keseluruhan di mana pun dan kapan pun jika mereka berzikir dengan zikir yang disebutkan.”

Sehingga, ketika orang-orang yang beriman kepada Allah ditimpa kegalauan dan kegundahan, mereka akan menjadi semakin dekat dengan Rabbnya. Karena tidak ada yang mampu menyingkirkan sempitnya hati, kecuali Allah ‘Azza Wajalla. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ‘Azza Wajalla,

وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّكَ يَضِيْقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُوْلُوْنَۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/88835-obat-bagi-hati-yang-gelisah.html

Sumpah Pemuda, Imam Besar Istiqlal: Pemuda Indonesia Harus Terus Perjuangan Persatuan di Tengah Perbedaan

Para pemuda Indonesia diminta tidak pesimistis memandang bangsanya sendiri. Para pemuda justru harus terus memperjuangkan persatuan di tengah perbedaan dan kemajemukan.

“Saya berharap betul, pemuda Indonesia jangan kerjanya hanya menjelekkan bangsa sendiri dan mengagumi bangsa lain. Dengan segala kekurangan bangsa kita, kita tetap harus menghargai bangsa sendiri,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.

Pernyataan itu diucapkan Nasaruddin dalam webinar internasional bertemakan “Sumpah Pemuda dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya: Memperkuat Kohesi Sosial dalam Masyarakat Plural” yang diadakan Institut Leimena bersama Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang Sulawesi Selatan dan Sekolah Kristen Tritunggal Semarang, Jumat (27/10/2023), dikutip dari Republika.co.id.

Ia mengibaratkan Indonesia sebagao kepingan surga karena memiliki alam yang sangat subur serta masyarakat dan budaya yang beragam. Alquran juga menyebut tentang keberagaman bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Itulah sebabnya, pemuda Indonesia masa kini menghadapi tantangan untuk mengembangkan perbedaan menjadi sebuah kekuatan, bukan kelemahan.

Untuk itu, ia mendorong para pemuda untuk mempelajari sejarah bangsa dengan baik. Indonesia memiliki modal sosial di masa lalu karena pernah mengalami penjajahan selama berabad-abad. Faktor tersebut seharusnya memudahkan anak-anak bangsa untuk bekerja sama sekalipun berbeda agama, suku, dan budaya.

“Agama apa pun pernah merasakan dijajah di Indonesia, etnik apa pun pernah merasakan bagaimana susahnya menjadi orang yang dijajah. Jadi persamaan sejarah membuat kita lebih solid sebagai warga bangsa,” kata Nasaruddin yang juga ketua umum pengurus pusat Ponpes As’adiyah Sengkang.

Menurut dia, Sumpah Pemuda adalah contoh bahwa semenjak zaman dahulu keinginan menyatu sebagai sebuah bangsa sudah diproklamirkan oleh para wakil pemuda dari berbagai daerah. Menurutnya, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga menghargai kepemimpinan pemuda, salah satunya dengan menunjuk panglima perang Usamah bin Zaid yang baru berusia 19 tahun.

Nasaruddin juga mengingatkan pentingnya persatuan bangsa menjelang pesta demokrasi 2024. Dia mengimbau para santri dan civitas akademika di mana pun agar menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta menjadi pemuda tangguh yang optimistis terhadap diri sendiri dan bangsanya.

“Kita boleh berbeda partai, berbeda pilihan, tapi tetap cita-cita bangsa ke depan Insyaallah kita tetap mendukung panji-panji Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siapa pun pemimpin terpilih, kita berikan dukungan sepenuhnya. Siapa pun yang kalah, terimalah itu menjadi suatu takdir kenyataan. Jika cara berpikir kita seperti itu, Indonesia akan menjadi negara sangat kokoh di masa datang,” kata Nasaruddin.

ISLAMKFFAH.id

Khutbah Jumat: Enam Langkah Cerdas Membantu Rakyat Palestina yang Teraniaya

Terus berdoa, menyiapkan diri, menginfakkan sebagian harta kita untuk membebaskan Baitul Maqdis adalah di antara langkah cerdas membantu Palestina, demikian kutipan khutbah Jumat kali ini

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Hidayatullah.com | JANGAN PERNAH melemahkan perjuangan dan barisan kaum Muslimin, apalagi saling mengolok, menghina, memfitnah faksi-faksi pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha. Sebab itu adalah salah satu keberhasilan propaganda zionisme dan penjajah ‘Israel’ kepada umat Islam.

Di bawah ini naskah lengkap naskah khutbah Jumat kali ini;

Khutbah Jumat Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Kaum Muslimin Jamaah Jumat Hafidzakumullah

Perjuangan rakyat Palestina masih panjang dan penuh pengorbanan. Sampai saat ini rakyat Palestina masih terus menghadapi serangan bertubi-tubi siang dan malam, tanpa jeda, tanpa melihat apakah korbannya masyarakat sipil atau bukan. Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris terus memberikan suplai persenjataan dan dukungan lainnya bagi kaum penjajah, ‘Israel’.

Tujuh puluh persen korban meninggal didominasi kalangan perempuan dan anak-anak. Bahkan baru-baru ini sebuah rumah sakit Kristen di Gaza dirudal oleh pesawat tempur.

500 jiwa melayang seketika. Gaza benar-benar hancur lebur oleh serangan udara yang menyasar rakyat tidak berdosa.

Bagi kita, umat Islam di Indonesia, tidak boleh berhenti menggaungkan dukungan untuk rakyat Palestina. Menurut Ustad Salim A. Fillah, ada enam hal yang bisa kita lakukan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Pertama, mendoakan perjuangan rakyat Palestina dalam merebut kemerdekaan. Doa adalah senjata orang beriman. Doa adalah senjata canggih yang harus kita gunakan dalam mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan.

Doa sering kali digunakan oleh para nabi, khususunya, pada saat-saat yang genting. Kita bisa belajar dari sejarah Perang Badar.

Kala itu jumlah pasukan kaum musyrikin 1000 dengan perlengkapan yang lebih memadai. Sementara jumlah kaum muslimin hanya 319 pasukan.

Melihat ketimpangan yang ada, Rasul ﷺ berdoa kepada Allah dengan mengeraskan suaranya, beliau mengangkat kedua tangannya, menghadap ke arah kiblat. Beliau terus berdoa tak henti-henti hingga kain selempangnya terjatuh.

اللهم أنجز لي ما وعدتني، اللهم آت ما وعدتني، اللهم إن تهلك هذه العصابة من أهل الإسلام لا تعبد في الأرض

“Ya Allah, berikanlah apa yang kau janjikan kepadaku. Ya Allah, atangkanlah apa yang kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika perkumpulan umat Islam ini dihancurkan, maka engkau tak akan disembah di muka bumi ini.”

Sayidina Abubakar yang berada di belakang Nabi ﷺ, berkata, “Cukuplah doamu, Allah akan memenuhi janji-Nya.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, mari terus panjatkan doa terbaik kita untuk keselamatan dan kemenangan para pejuang Palestina. Kita lakukan qunut nazilah di tiap shalat. Kita gelorakan terus dukungan moral lewat doa-doa yang kita kirimkan untuk mereka.

Kaum Muslimin Jamaah Jumat Hafidzakumullah

Kedua, menyebarkan ilmu atau informasi yang sahih tentang Baitul Maqdis. Masih banyak dari umat Islam  seutuhnya mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi di Palestina.

Bahkan ada yang mendukung dan bersimpati kepada negara penjajah, ‘Israel’. Mereka menganggap bahwa ‘Israel’ berhak untuk membangun negara, padahal itu mereka lakukan dengan menumpahkan darah rakyat Palestina, merampok tanah-tanah mereka, mengusir dari rumah-rumah.

Sungguh di luar nalar sehat, jika ada yang mendukung perampok dan menyalahkan korban perampokan, yaitu rakyat Palestina. Karena itu, perang informasi seperti ini harus kita menangkan dengan membaca buku-buku tentang sejarah Baitul Maqdis, sejarah tanah Palestina agar kita tidak salah menempatkan simpati dan dukungan.

Ketiga, menyiapkan diri untuk berjihad dan berkontribusi untuk membebaskan Baitul Maqdis. Sekecil apa pun kontribusi, mari kita persembahkan untuk perjuangan rakyat Palestina.

Persiapan fisik, misalnya, perlu kita lakukan jika suatu saat kita ditakdirkan untuk berangkat membela orang-orang yang teraniaya di sana. Semoga Allah Ta’ala izinkan kita melaksanakan shalat di Masjidil Aqsha dalam keadaan terbebas dari penjajahan kaum Zionis ‘Israel’.

Kaum Muslimin Jamaah Jumat Hafidzakumullah

Keempat, menginfakkan sebagian harta kita untuk membebaskan Baitul Maqdis serta membantu perjuangan saudara-saudara kita di Palestina yang terjajah. Negara-negara pendukung ‘Israel’ utamanya Amerika Serikat menggelontorkan bantuan untuk mendukung serangan ke Gaza yang nominalnya 3,8 miliar dolar.

Belum lagi bantuan dari Inggris, Jerman, Prancis, dan Australia yang mendukung penuh serangan ke Gaza. Jika Amerika, Inggris, dan sekutunya terang-terangan membantu Zionis ‘Israel’, kenapa negara-negara Islam masih takut untuk terang-terangan membantu Palestina.

Mari kita bantu dengan harta yang bisa kita infakkan. Rasul ﷺ bersabda :

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

“Siapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin dari  kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Siapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah  akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Kelima, jangan melemahkan perjuangan dan barisan kaum Muslimin dengan saling mengolok dan menghina. Dalam kondisi seperti ini apakah pantas kita masih saling sikut dan sikat karena berbeda dalam memandang faksi-faksi di Palestina.

Padahal, masalah yang menimpa rakyat Palestina bukan hanya masalah bagi umat Islam saja. Sebab, ia juga masalah kemanusiaan. Maka, tak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina. Cukup kita menjadi manusia!

Selain itu, Bapak Proklamator Ir. Soekarno pernah mengatakan, selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itu pula bangsa Indonesia berdiri menentang penjajah ‘Israel’.

Mari kita ingat kembali firman Allah SWT :

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keenam, jangan memperkuat musuh dengan membeli produk-produk yang secara langsung atau tidak, terang-terangan atau tidak, membantu musuh dalam melanggengkan penjajahan terhadap Baitul Maqdis.

Mari kita hindari membeli dan menggunakan produk-produk, apakah itu berupa makanan, minuman, pakaian, kosmetik, atau aplikasi, yang mendukung penjajahan ‘Israel’. Sikap ini sesuai sabda Rasul ﷺ:

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا، فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا؟ قَالَ: تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ.

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Mereka bertanya: ‘Wahai Rasul, jelas kami paham menolong orang yang dizalimi, tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zalim?’ Beliau bersabda: “Pegang tangannya (hentikan ia agar tidak berbuat zalim).” (HR. Bukhari)

Hadits ini mengajarkan sikap untuk menghentikan perbuatan jahat orang zalim yang dalam konteks penjajahan ‘Israel’, kita berhenti membeli produk-produk yang mendukung kezaliman negara ilegal ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina, agar ia tidak lagi berbuat zalim.

Demikianlah enam langkah jitu dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Bersama-sama kita berdoa kepada Allah SWT, menyampaikan informasi yang benar, menyiapkan diri untuk membela perjuangan rakyat Palestina, menginfakkan harta, merapatkan barisan, dan berhenti menggunakan produk-produk dari perusahaan di bidang apa pun yang mendukung kaum penjajah ‘Israel’.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Jumat Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهم في يوم الجمعة، اجعل نار المسلمين تحرق الأعداء، اللهم احرس المسجد الأقصى من مكر الماكرين، اللهم اقتل من قتل المسلمين. اللهم انصر شعب فلسطين على أعدائك، اللهم اجعل لأهل فلسطين النصرة والعزة والغلبة والقوة والهيبة في قلوب أعدائهم، اللهم اشف جرحاهم وأطلق أسر أسراهم، اللهم انصر مجاهديهم في سبيلك في برك وبحرك وجوك، يا رب العالمين.

اللهمَّ اجعل الأقصى محررًا من الاحتلال واجمع أهله تحت راية الإسلام والعدل، اللهمَّ اجعل فلسطين بلدًا آمنًا ومزدهرًا، حيث يعيش أهلها في سلام واستقرار.

يارب في يوم الجمعة كن العَون والنّصر لأهلنا في فلسطين المُحتلة، اللهم قد ضاقت بهم الأرض بما رحبت. اللهم إنا لا نملك لفلسطين إلا الدعاء فيارب لا ترد لنا دعاء ولا تخيب لنا رجاء وأنت أرحم الراحمين. اللهم انتصر لهم واربط على قلوبهم وردَّهم إلى ديارهم ومسجدهم آمنين، اللهم واشدد على أعدائهم حتى يروا العذاب الأليم. اللهم احرس أهل غزة بعينك التي لا تنام.

اللهم حرر المسجد الأقصى، واجبر كسرهم، واشف مرضاهم، وتقبل شهدائهم برحمتك. اللهمَّ انصر الإسلام والمسلمين في فلسطين وأعزَّهم، اللهم اجعل النصر قريبًا واجعل الفرجَ يأتيهم. اللهمَّ اجعل فلسطين ملاذًا آمنًا لأهلها، وارفع عنهم الظلم والاضطهاد، وانصرهم على أعدائهم. اللهم ارفع الأذى عن أهل فلسطين وانصرهم على الظالمين، واجعلهم يعيشون في سلام وعدل وحرية.

اللهم ارحم شهداءَ فلسطين واجعلهم في عليين، واشفِ صدورَ أهلها وأنزل السكينةَ عليهم، اللهم اجعلهم أُمةً واحدة تتكاتف في وجه العدو وتحقق النصر المؤزر، يا مُجيب الدعاء يا كريم. نستودعك يا الله بأهلنا وأحبابنا في فلسطين الحبيبة، تلك الدّيار المُقدّسة التي باركت بها وما حولها أن تحفظها من كل سوء وشر.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang

Berencana Mengarungi Bahtera Pernikahan: Anak Muda Harus Perhatikan Langkah-langkah Berikut

Pernikahan dalam Islam dianggap sebagai ikatan yang suci, penuh berkah, dan sangat dihormati oleh Allah SWT. Hal ini merupakan perjanjian sakral antara seorang pria dan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga yang harmonis, didasari oleh cinta, pengertian, serta kerjasama. Pandangan Islam tentang pernikahan sangat mendalam, dan dalam pandangan Rasulullah SAW, pernikahan merupakan jalan yang dianjurkan untuk melindungi diri dari perbuatan terlarang.

Rasulullah SAW dengan tegas menekankan bahwa dalam pernikahan, suami dan istri adalah seperti pakaian satu sama lain. Mereka saling melengkapi, melindungi, dan saling mendukung. Rasulullah juga mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada pasangan hidup.

Dalam perspektif Islam, pernikahan adalah ibadah, dan tujuan utamanya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Khusus bagi anak-anak muda Rasulullah SAW bersabda, “Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa dapat menjadi perisai baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam konteks ini, terdapat beberapa persiapan kunci yang perlu dilakukan oleh anak muda sebelum memasuki jenjang pernikahan.

  1. Persiapan Mental dan Emosional

Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, persiapan mental dan emosional menjadi langkah awal yang krusial. Hal ini mencakup penilaian kematangan, kesiapan untuk komitmen, serta kemampuan untuk menjalani kehidupan bersama pasangan. Penting untuk merenungkan apakah kita benar-benar siap untuk menjalani komitmen seumur hidup dalam pernikahan.

  1. Keimanan dan Ketakwaan

Rasulullah sangat menekankan pentingnya keimanan dan ketakwaan dalam pernikahan. Hal ini mencakup pemilihan pasangan yang memiliki nilai-nilai agama yang sejalan dan komitmen untuk menjalani kehidupan yang taat kepada Allah. Ini merupakan fondasi yang kuat dalam membangun keluarga yang taat kepada Allah dan berbahagia.

  1. Pemilihan Pasangan

Pemilihan pasangan merupakan keputusan penting dalam pernikahan. Rasulullah menyarankan untuk memilih pasangan berdasarkan keimanan, akhlak, dan agama. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyatakan bahwa wanita dapat dinikahi karena empat faktor, dan faktor pertama adalah agama. Ini menegaskan bahwa faktor agama harus menjadi prioritas utama dalam pemilihan pasangan.

  1. Persiapan Mahar dan Rencana Keuangan

Pemberian mahar adalah kewajiban dalam Islam, dan calon suami harus mempersiapkan mahar yang akan diberikan kepada calon istri. Selain itu, pasangan harus memiliki rencana keuangan yang matang untuk mendukung kehidupan pernikahan dan keluarga yang akan mereka bentuk bersama.

  1. Memahami Tanggung Jawab dan Hak

Sangat penting bagi kedua pasangan untuk memahami hak dan kewajiban masing-masing dalam pernikahan. Rasulullah memberikan panduan yang jelas tentang tanggung jawab suami dan istri dalam pernikahan. Ini mencakup peran suami sebagai pemimpin keluarga dan peran istri dalam mengurus rumah tangga.

  1. Persiapan Fisik

Persiapan fisik mencakup aspek praktis seperti menyewa tempat tinggal, merencanakan resepsi pernikahan, dan persiapan lainnya yang berkaitan dengan upacara pernikahan. Persiapan ini akan membantu kelancaran pernikahan.

  1. Konsultasi dan Doa

Sebelum memutuskan untuk menikah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan keluarga dan orang-orang yang Anda percayai. Doa juga memiliki peran penting dalam meminta petunjuk dan keberkahan dalam pernikahan yang akan datang.

Penting bagi anak muda untuk memahami bahwa pernikahan adalah suatu komitmen yang mendalam dalam Islam. Sebagaimana dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka” (Al-Baqarah: 187). Ini mencerminkan betapa pentingnya saling melengkapi, melindungi, dan menjaga satu sama lain dalam pernikahan.

Persiapan sebelum pernikahan tidak hanya mencakup persiapan fisik, tetapi juga persiapan mental, emosional, dan spiritual. Dalam perspektif anak muda, pernikahan harus dipandang sebagai langkah yang akan membimbing mereka dalam membangun keluarga yang taat kepada Allah, bahagia, serta penuh berkah. Dengan komitmen, kerelaan untuk belajar, dan pengertian yang baik, pernikahan dapat menjadi sarana untuk mencapai tujuan akhirat dan kebahagiaan di dunia.

ISLAM KAFFAH

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Berikut ini tata cara shalat Gerhana bulan. Di fikih hukum meleksanakan shalat gerhana bulan adalah sunah muakadah. Ini sebagaimana dijelaskan ulama berdasarkan hadis Nabi Muhamad SAW;

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا

Artinya: Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian. (HR Bukhari-Muslim).

Adapun tata cara shalat Gerhana Bulan, sebagai berikut:

  1. Niat.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَاماً/ مَأْمُوْماً لِلّٰهِ تَعَالَى 

 Ushalli sunnatan likhusufil qamari rak’ataini imaman / makmuman lillahi ta’ala

 Artinya, “Saya niat shalat sunnah gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam atau makmum karena Allah ta’ala.”

2. Takbiratul ihram. mengangkat tangan sambil mengucapkan Allahu akbar. Makmum melakukan takbiratul ihram setelah imam melakukannya.

3. Membaca doa iftitah

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

Allahu akbar kabiro wal hamdu lillahi katsiro, wa subhanallohi bukrotaw wa ashila inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharos samawati wal ardho hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin. Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin. La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.

Artinya; Allah Maha Besar, Maha Sempurna pujian bagi Allah, dan Maha Suci Allah di pagi dan petang hari. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus, sebagai muslim, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan demikian aku diperintahkan, dan aku adalah orang yang berserah diri.

4. kemudian membaca Al Fatihah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Bismillahir rohmanir Rohim (1) alhamdu lillahi robbil ‘alamin (2) arrohmanir rohim (3) maliki yaumid din (4) iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (5) ihdinas shirotol mustaqim (6) shirotol ladzina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdubi ‘alaihim wa lad dhollin (7)

5. Kemudian membaca surah  dari Al-Qur’an.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Qul huwallāhu, aḥadallāhuṣ-ṣamad, lam yalid wa lam yụlad, wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

6. kemudian ruku’;

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhana rabbiyal ‘adhimi wa bihamdihi.

7. Kemudian bangkit dari ruku’ (iktidal);

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami’allahu liman hamidah.

Artinya: “ Aku mendengar orang yang memuji-Nya.”

8. Kemudian saat berdiri dilanjutkan membaca: 

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du.

Artinya: “ Ya Allah Tuhan Kami, Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”

9. Sujud,

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhana rabbiyal a’laa wa bi hamdih

Artinya: Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi dan pujian untuk-Nya

10. Duduk di antara dua sujud sambil membaca:

بِّ اغْفِرْلِىْ وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ وَارْفَعْنِىْ وَازُقْنِىْ وَاهْدِنِىٌ وَعَا فِنِىْ وَاعْفُ عَنِّىْ

Rabighfirlii, Warhamnii, Wajburnii, Warfa’ni, Warzuqnii, Wahdini, Wa’aafinii, Wa’fuannii

11. Sujud kembali

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhana rabbiyal a’laa wa bi hamdih

Artinya: Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi dan pujian untuk-Nya

12. Kembali  namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

13. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;

14. Kemudian bangkit dari ruku’ (iktidal);

15. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;

16. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;

17. Tahiyat akhir

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ،

‎وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِ  سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلٰى آلِ  سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ،  فِى الْعَا لَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullaah. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad. Wa alaa aali sayyidina muhammad.

Kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa Ibraahim wa’alaa aali sayyidinaa ibraahim wabaarik ‘alaa sayyidinaa muhammad wa ‘alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidina Ibraahiim fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya; Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Ya Allah. Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.

18. Salam.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu alaikum wa rahmatullah

Artinya: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.

19. Setelah itu imam menyampaikan khotbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristigfar, dan bersedekah.

Demikian tata cara shalat gerhana bulan. Semoga Allah SWT mengabulkan doa kita dan memberikan keselamatan kepada kita semua. Semoga tutorial tata cara shalat gerhana bulan bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Gerhana Bulan Diprediksi Terjadi 29 Oktober, Kemenag Ajak Umat Salat Khusuf

Gerhana bulan sebagian (GBS) diprediksi akan terjadi pada Minggu, 29 Oktober 2023 atau bertepatan dengan 14 Rabiulakhir 1445 H. Menghadapi fenomena alam tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan atau Salat Khusuf.

“Pada Minggu, 29 Oktober 2023 di sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana bulan,” kata Kamaruddin Amin di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

“Karenanya, kami mengajak umat Islam yang mengalami gerhana bulan sebagian untuk melakukan Salat Sunah Khusuf sesuai tuntunan syariah,” imbuhnya.

Kamaruddin juga menjelaskan, selama terjadi peristiwa GBS, umat muslim disunahkan untuk melakukan beberapa amalan. “Dianjurkan untuk bertakbir terlebih dahulu, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya,” kata Kamaruddin.

Adapun rincian daerah yang dapat melihat GBS, sebagai berikut:

a. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
Tengah dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 02:34 WIB sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 03:53 WIB;

b. Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Gorontalo dapat melihat
Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 03:34 WITA sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 04:53 WITA;

c. Maluku Utara dan sebagian besar Maluku dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 04:34 WIT sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 05:53 WIT;

d. Papua, sebagian besar Papua Barat, dan sebagian Maluku dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 04:34:37 WIT sampai waktu Bulan terbenam di wilayah setempat.

Prediksi Gerhana bulan ini merujuk kepada hasil keputusan Sinkronisasi Hisab Taqwim
Standar Indonesia tahun 2021 yang dilaksanakan pada tanggal 20 s.d. 22 Oktober
2021 bertepatan tanggal 13 s.d. 15 Rabiulawal 1443 H di Bogar, Jawa Barat. Adapun, puncaknya terjadi pada pukul 20:14 UT bertepatan dengan 03:14 WIB, 04:14 WITA, dan 05:14 WIT.

BINCANG SYARIAH

Saudia Travel Fair 2023, Banyak Diskon Paket Umroh dan Wisata

Travel menawarkan diskon harga ke sejumlah negara.

Saudia Airlines menggelar Saudia Travel Fair 2023 di Atrium Senayan City, Jakarta, pada Jumat (27/10/2023). Dalam pameran ini, belasan travel menawarkan beragam diskon harga tiket wisata ke beberapa negara, termasuk diskon paket ibadah umroh dan haji khusus.

Setidaknya ada 16 biro travel yang mengikuti pameran pertama yang digelar Saudia Airlaines di Jakarta ini. Dalam sambutannya, Saudia Country Manager untuk Indonesia, Singapore, Australia, dan New Zealand, Faisal Alallah, mengajak masyarakat Indonesia untuk menikmati berbagai diskon yang ditawarkan travel.  

“Silahkan bergabung dengan booth kami, dan juga dapatkan promosi diskon tiket kami,” ujar Faisal dalam sambutan singkatnya. 

Salah satu travel yang menawarkan diskon dalam Travel Fair 2023 ini adalah Travel Dwidayatour dengan diskon Rp 1,5 juta. 

Travel umroh  ini menawarkan perjalanan ibadah umroh reguler untuk keberangkatan 15 November dan 10 Desember 2023 dengan harga Rp 35,5 juta. Sedangkan, umroh  eksklusif dibandrol dengan harga Rp 50 juta. 

Sementara itu, Travel Haji dan Umroh “Nur Ramadhan” menawarkan diskon umroh  untuk musim liburan akhir tahun dengan Saudi Airline. Tagline yang mereka usung adalah “Harga lebih hemat hotel tetap dekat”.

Namun, menurut Faisal, di dalam pameran ini tidak hanya semata-mata menawarkan paket perjalanan ibadah, tapi juga menawarkan paket wisata ke destinasi lainnya yang ada di kerajaan Arab Saudi. 

“Dalam hal ini lah Saudia Airlines menyelenggarakan pameran ini untuk memperkenalkan destinasi lain Saudia Airlines, baik itu di Saudi Arabia maupun di luar negeri di mana ada jaringan rute Saudia Airlines,” kata Faisal. 

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, memang banyak travel yang juga menawarkan diskon untuk berwisata ke berbagai negara. Seperti Bayu Buana Travel Sevices, mereka menawarkan potongan diskon tour hingga Rp 5 juta dengan kuota terbatas dan cicilan nol persen hingga enam bulan. 

Untuk paket wisata ke Turki misalnya, Bayu Buana Travel Sevices memasang tarif biaya Rp 16,9 jutaan. Dengan harga ini, wisatawan sudah bisa berkunjung ke Istanbul, Bursa, Kusadasi, Pamukkale, Konya, Cappadocia, dan Ankara. Harga tersebut telah dipotong dari harga normal sebesar Rp 19,9 juta. 

Dalam acara pembukaan Travel Fair 2023 ini, Saudia Airlaines juga melaunching brand dan corak baru mereka. Peluncuran dilakukan secara simbolis oleh Faisal Alallah, Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdulah Amoudi, dan Direktur Distribusi & Sales BSI Anton Sukarna, serta Direktur Utama PT Ayu Berga GSA Saudi Arabian Airlines Indonesia Andri Bermawi. 

Pameran ini akan berlangsung selama tiga hari pada 27-29 Oktober 2023. Dengan menyelenggarakan Saudia Travel Fair ini, Saudia Airlines memperkuat posisinya sebagai maskapai penerbangan global terkemuka di Indonesia, menampilkan rangkaian layanan dan produk yang didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia.   

IHRAM

Nasihat untuk Para Pencari Kerja

Rezeki merupakan salah satu ketetapan yang setiap manusia memiliki jatahnya masing-masing. Bahkan, telah Allah tetapkan sebelum ia lahir di dunia. Dan tidak ada satu pun rezeki yang Allah tetapkan untuk mereka, melainkan semua akan ditunaikan, tidak lebih dan tidak kurang dari apa yang sudah menjadi bagian dari takdirnya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

أنَّ خَلْقَ أحَدِكُمْ يُجْمَعُ في بَطْنِ أُمِّهِ أرْبَعِينَ يَوْمًا أوْ أرْبَعِينَ لَيْلَةً، ثُمَّ يَكونُ عَلَقَةً مِثْلَهُ، ثُمَّ يَكونُ مُضْغَةً مِثْلَهُ، ثُمَّ يُبْعَثُ إلَيْهِ المَلَكُ فيُؤْذَنُ بأَرْبَعِ كَلِماتٍ، فَيَكْتُبُ: ِزْقَهُ، وأَجَلَهُ، وعَمَلَهُ، وشَقِيٌّ أمْ سَعِيدٌ، ثُمَّ يَنْفُخُ فيه الرُّوحَ، فإنَّ أحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بعَمَلِ أهْلِ الجَنَّةِ حتَّى لا يَكونُ بيْنَها وبيْنَهُ إلَّا ذِراعٌ، فَيَسْبِقُ عليه الكِتابُ، فَيَعْمَلُ بعَمَلِ أهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ، وإنَّ أحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بعَمَلِ أهْلِ النَّارِ، حتَّى ما يَكونُ بيْنَها وبيْنَهُ إلَّا ذِراعٌ، فَيَسْبِقُ عليه الكِتابُ، فَيَعْمَلُ عَمَلَ أهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُها.

Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud nuthfah (mani), kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga. Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan roh kepadanya, dan dia (malaikat tadi) diperintah untuk menulis 4 kalimat (perkara): tentang rezekinya, amalannya, ajalnya, dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia.

Demi Allah, Zat yang tidak ada sesembahan yang hak selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian, benar-benar beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) sehingga jarak antara dia dengan jannah itu tinggal sehasta. Namun, dia didahului oleh al-kitab (catatan takdirnya) sehingga dia beramal dengan amalan penduduk neraka, maka dia pun masuk ke dalamnya. Dan sungguh, salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penduduk neraka hingga jarak antara dia dengan neraka tinggal satu hasta. Namun, dia didahului oleh catatan takdir, sehingga dia pun beramal dengan amalan penduduk jannah, maka dia masuk ke dalamnya.” (HR. Bukhari no. 7454)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa rezeki adalah jatah dari Allah ‘Azza Wajalla yang akan tetap menjadi bagian bagi seorang hamba, mudah atau sulit jalannya. Namun, di zaman ini seringkali sebagian kita diuji oleh Allah ‘Azza Wajalla dengan kesulitan mencari nafkah atau pekerjaan untuk menghidupi keluarga dan bahkan untuk menghidupi diri mereka sendiri. Sebagian tetap kukuh dan sebagian yang lain berguguran dari jalan Allah dengan sebab jalan ini.

Lantas, bagaimana sikap yang baik dari seorang muslim yang hendaknya dipupuk ketika mencari pekerjaan? Berikut ulasannya.

Bertawakal yang benar kepada Allah ‘Azza Wajalla

Sebagian kita menyangka bahwa tawakal adalah diam tanpa berusaha. Sebagian yang lain sama sekali tidak melibatkan keyakinan bahwa Allah yang menjamin rezeki mereka. Maka, seorang muslim yang baik berada di tengah-tengah di antara keduanya. Yaitu, tetap berusaha mencari rezeki dan meyakini itu semua hanyalah perantara. Sementara pemberi rezeki mereka yang sesungguhnya adalah Allah ‘Azza Wajalla. Sebagaimana digambarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,

لو توكلتم على اللهِ حقَّ توكُّلِه لرزقكم كما تُرْزَقُ الطيرُ تَغْدُوا خِماصًا وتَرُوحُ بِطانًا

Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, maka Allah akan berikan kalian rezeki sebagaimana seekor burung diberi rezeki. Mereka beterbangan di waktu pagi dalam kondisi perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.

Tawakal juga merupakan identitas keimanan seorang muslim. Sebagaimana disebutkan oleh Allah ‘Azza Wajalla dalam firman-Nya,

وَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا

Bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pemelihara.” (QS. Al-Ahzab: 3)

Siapa saja di antara kita yang tengah mencari pekerjaan, maka hendaknya ia menyerahkan urusannya kepada Allah semata. Bukan kepada kemampuan dirinya, ijazahnya, kenalannya, dan lain-lain. Dan siapa saja yang benar-benar bersandar kepada Allah, maka Allah yang akan menjaminnya. Sebagaimana dalam firman-Nya,

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq: 3)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy rahimahullahu menjelaskan,

في أمر دينه ودنياه، بأن يعتمد على الله في جلب ما ينفعه ودفع ما يضره، ويثق به في تسهيل ذلك {فَهُوَ حَسْبُهُ} أي: كافيه الأمر الذي توكل عليه به، وإذا كان الأمر في كفالة الغني القوي [العزيز] الرحيم، فهو أقرب إلى العبد من كل شيء

Yakni, hendaknya seorang muslim bertawakal kepada Allah dalam urusan agama dan dunianya. Yaitu, bersandar hanya kepada-Nya dalam mencari sesuatu yang bermanfaat baginya dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakannya. Serta yakin akan Allah mudahkan semuanya. Dengan demikian, maka Allah ‘Azza Wajalla akan mencukupinya. Jika Zat yang Mahakaya dan kuat menjamin kebutuhan seorang hamba, maka hal tersebut (pengabulannya) akan lebih dekat dengan seorang hamba dibandingkan segala sesuatu.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 869)

Tidaklah salah ketika seseorang mencari pekerjaan dengan menghubungi orang-orang terdekatnya. Hanya saja, hendaknya ia menjadikan Allah ‘Azza Wajalla sebagai tempat bersandar yang pertama sebelum yang lainnya.

Meningkatkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza Wajalla

Di antara faktor yang mendekatkan seseorang dengan pertolongan Allah adalah dengan ketakwaan. Sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajalla,

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau caraikanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Yang demikian itu dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq: 2-3)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,

فكل من اتقى الله تعالى، ولازم مرضاة الله في جميع أحواله، فإن الله يثيبه في الدنيا والآخرة. ومن جملة ثوابه أن يجعل له فرجًا ومخرجًا من كل شدة ومشقة، وكما أن من اتقى الله جعل له فرجًا ومخرجًا، فمن لم يتق الله، وقع في الشدائد والآصار والأغلال، التي لا يقدر على التخلص منها والخروج من تبعتها

“Setiap orang yang bertakwa kepada Allah ‘Azza Wajalla dan melakukan amalan-amalan yang mendatangkan rida Allah dalam setiap keadaannya, maka Allah yang akan membalasnya, baik di dunia maupun di akhirat. Di antara bentuk balasan Allah adalah kemudahan atau jalan atas setiap masalah yang menderanya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak bertakwa kepada Allah, maka ia akan tetap dalam kubangan masalah yang tidak akan mungkin orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya bisa keluar dari masalah-masalah tersebut.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 869)

Di antara bentuk amalan ketaatan yang bisa menjadi sebab terbukanya pintu rezeki adalah memperbanyak istigfar dan menyambung tali persaudaraan yang terputus. Terakhir, semoga dua solusi sederhana ini menjadi bekal bagi siapapun yang kini tengah berjuang mencari lapangan pekerjaan. Yang dengannya, semoga Allah Ta’ala berikan jalan keluar yang baik dan berikan keteguhan untuk tetap menempuh rida Allah ‘‘Azzza Wajalla di dalam mencari rezeki.

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/88833-nasihat-untuk-para-pencari-kerja.html