Maghrib atau jelang petang adalah perpindahan waktu antara siang menuju malam. Dibawah ini adalah hal hal atau adab yang dianjurkan dilakukan menjelang petang atau maghrib tiba. Diantara sunah sunah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
Memasukkan anak anak dalam rumah
Orang tua zaman dahulu kerapkali menyuruh anak-anaknya untuk masuk ke rumah ketika waktu menjelang petang tiba. Ternyata hal tersebut merupakan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tentunya berpahala.
Rasulullah telah mengabarkan bahwasanya jin dan juga setan berkeliaran ketika waktu maghrib. Itulah mengapa diperintahkan untuk memasukkan anak kedalam rumah. Mengerjakan adab tersebut merupakan salah satu bentuk menjaga diri dari gangguan jin dan setan. Banyak anak yang dihinggapi setan ketika maghrib, sedangkan orang tua si anak tidak mengetahui dan menyadarinya. Begitulah islam telah mengatur untuk para penganutnya suapaya menjaga anak-anak dan rumah-rumah tempat tinggalnya.
Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,” (Dari Jabir dalam kitab Sahih Muslim).
Menutup Pintu dengan menyebut nama Allah
Sunnah kedua yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam turunkan kepada umatnya adalah hendaknya kita menutup pintu-pintu sambil menyebut nama Allah SWT diwaktu menjelang petang. Dengan menutup pintu sambil menyebut nama Allah niscaya kita akan senantiasa selalu terjaga dari gangguan setan dan jin.
Dari Jabir bin abdillah rahiyallahu ‘anhu telah menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ –أَوْ أَمْسـيتُمْ– فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإنَّ الشيطَانَ يَنْتَشـر حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّهِ، فَإنَّ الشيطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَاباً مُغْلَقاً
“Jika masuk awal malam –atau beliau mengatakan: jika kalian memasuki waktu sore- maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. Jika sudah lewat sesaat dari awal malam, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sholat Dua Rakaat Sebelum Maghrib
Berdasarkan sebuah hadits Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Shalatlah sebelum shalat Maghrib” tiga kali dan pada yang ketiga, beliau mengatakan, “bagi yang mau” karena tidak suka kalau umatnya menjadikan hal itu sebagai suatu kebiasaan
Sholat dua rakaat sebelum Maghrib atau dua rakaat di antara adzan dan iqamah bukanlah sunnah yang ditekankan untuk dilaksanakan seperti layaknya shalat sunnah rawatib, akan tetapi boleh ditinggalkan. Oleh karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada sabda tersebut “Bagi siapa yang mau” karena beliau tidak suka jika dianggap umatnya sebagai sunnah yang dikuatkan.
Dalam hadits lain dari Annas radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan “Sungguh aku melihat para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senior saling berlomba mengejar tiang-tiang (untuk dijadikan tempat shalat) ketika masuk waktu maghrib.” (HR. Al-Bukhari no. 503)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan : “Kami pernah tinggal di Madinah. Saat muadzin ber adzan untuk shalat Maghrib, mereka (para sahabat senior) saling berlomba mencari tiang-tiang lalu mereka shalat dua rakaat dua rakaat sampai ada orang asing yang masuk masjid untuk shalat mengira bahwa shalat Maghrib sudah ditunaikan karena saking banyaknya yang melaksanakan shalat sunnah sebelum Maghrib.” (HR. Muslim no. 837).
Makruh Tidur sebelum isya’
Sunnah selanjutnya yakni tidak tidur ketika maghrib atau sebelum isya’. Hal ini berdasar hadits Abu Barzah Al-aslami radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata
أنَّ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ، قَالَ: وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا، وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka untuk mengakhirkan waktu Isya’, membenci tidur sebelumnya, dan membenci bincang-bincang setelah Isya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)