Dikisahkan dari hadis Riwayat Muslim dari Ishak bin Ibrahim, seorang pemuda bernama UwaisAl-Qarni. tinggal di negeri Yaman. Ia seorang fakir dan yatim dan hidup bersama ibunya yang lumpuh dan buta.
Uwais Al-Qarni bekerja sebagai penggembala domba. Hasil usahanya hanya cukup untuk makan ibunya sehari-hari. Bila kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin. Uwais Al-Qarni dikenal seorang yang taat beribadah dan sangat patuh pada ibunya. ia sering kali berpuasa.
Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya sering bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah SAW. Namun, ketika mendengar gigi Nabi Muhammad patah karena dilempari batu oleh kaum thaif yang enggan diajak dalam dakwahnya, segera Uwais ikut mematahkan giginya dengan batu hingga patah.
Ia rindu ingin mendengar suara Nabi SAW, kerinduannya karena iman kepada Allah dan Muhammad sebagai rasulnya.
Ia tak dapat membendung lagi keinginannya itu. Pada suatu hari Uwais datang mendekati ibunya mengeluarkan isi hatinya dan mohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah.
Setelah ia menemukan rumah Rasulullah, hanya bertemu istri Aisyah r.a. Sementara, di waktu yang sama ia ingat pesan ibunya agar cepat pulang ke Yaman. Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya itu mengalahkan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah pun pulang dari medan pertempuran. Sesampainya di rumah beliau menanyakan kepada Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Aisyah ra menjelaskan bahwa memang benar ada yang mencarinya, tetapi karena tidak menunggu, ia segera kembali ke Yaman karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa orang itu penghuni langit. Nabi menceritakan kepada para sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya.”
Nabi pun menyarankan para sahabatnya ketika bertemu dengan Uwais Al-Qarni, “Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan bumi.”
Suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni si penghuni langit. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al-Qarni.
Sesampai di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam namun rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekat kepada kedua sahabat Rasulullah ini.
Uwais mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan telapak tangan Uwais. Tampaklah tanda putih di tengah telapak tangan Uwais Al-Qarni.
Khalifah berkata,”Kami datang ke sini untuk memohon doa dan istighfar darimu.” Uwais Al-Qarni akhirnya berdoa dan membacakan istighfar kepada Khalifah Umar dan Ali. Setelah itu,Khalifah Umar ra menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya.
Namun Uwais menampik dengan berkata,”Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”
Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni meninggal dunia. Banyak orang berebut untuk memandikan. Saat mau dikafani, ada orang-orang yang menunggu mengafaninya. Saat hendak dikuburkan, sudah banyak orang yang siap menggali kuburannya. Banyak orang ingin mengusung kerandanya pula.
sumber: Republika Online