Shalat tahajud adalah salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Abu Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang shalat apa yang paling utama setelah shalat lima waktu. Rasul menjawab shalat di tengah malam atau tahajud.
Selain memiliki keutamaan, shalat tahajud ternyata memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit-penyakit medis. Hal tersebut diteliti oleh Prof.Dr. Moh. Sholeh, pengasuh Klinik Terapi Tahajud dan trainer Pelatihan Shalat Tahajud. Ulasan terkait hal ini, ia terbitkan dalam sebuah buku berjudul Terapi Shalat Tahajud.
Pada penuturan awal bukunya, Sholeh menukil sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tirmidzi. Dalam hadis tersebut, Rasul menyatakan bahwa shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit.
Menurut Sholeh, hadis tersebut memberikan peluang untuk menelaah lebih jauh mengenai hubungan praktik ibadah mahdah dengan alur logika dan pembuktian sains. Dalam hubungannya dengan tema shalat tahajud, ia menilai sabda Rasulullah SAW itu dapat dihubungkan dengan fakta penelitian yang membuktikan bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi risiko terkena penyakit jantung, serta meningkatkan usia harapan.
Sebaliknya, orang yang dilanda stres sangat rentan terhadap infeksi, percepatan perkembangan sel kanker, dan meningkatkan metastasis. Dengan demikian, secara teoritis, para pengamal shalat tahajud pasti terjamin kesehatannya. Baik secara fisik maupun mental.
Namun, telaah medis menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok para pengamal shalat tahajud yang memiliki dampak kesehatan yang berbeda. Kelompok tersebut adalah individu yang sehat dan individu yang sakit. Menurut Sholeh, fakta tersebut menunjukkan bahwa masih ada selubung yang perlu disingkap terkait hubungan pelaksanaan shalat tahajud dengan peningkatan respons ketahanan tubuh imunologik.
Terdapat tiga bab utama dalam buku Terapi Shalat Tahajud. Pada bab pertama, Sholeh mengurai dan menjelaskan tentang anatomi sistem kekebalan tubuh imunologik. Antara lain tentang efek kortisol terhadap sistem imun, kelenjar adrenal dan sekresi kortisol, sistem ketahanan tubuh imunologik, dan lain-lain.
Pada bab kedua, Sholeh membahas tentang psikoneuroimonologi shalat tahajud. Terdapat beberapa sub yang dibahas pada bab ini, antara lain tentang hakikat khusyuk dalam shalat, hakikat khusyuk dalam shalat tahajud, makna shalat tahajud, shalat tahajud dan kebutuhan pemeliharaan homeostasis.
Di bab terakhir, Sholeh menjabarkan tentang pengaruh shalat tahajud terhadap peningkatan respons ketahanan tubuh. Dalam bab ini juga ia mencantumkan kerangka konseptual dan desain penelitian terkait.
Secara keseluruhan, buku Terapi Shalat Tahajud merupakan kombinasi antara ilmu pengetahuan dan agama. Dalam buku ini, dibuktikan secara ilmiah bahwa shalat tahajud mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
Judul: Terapi Shalat Tahajud
Penulis: Prof.Dr. Moh. Sholeh
Penerbit: Noura Books
Cetakan: 2016
Tebal: 237 halaman