Libatkan keluarga terdekat untuk shalat Tahajud bersama.
Kenikmatan tidur telah melenakanmu dari nikmatnya hidup bergelimang kebaikan menuju bilik surga. Hidup kekal tiada kematian dan merasakan kenikmatan surgawi. Maka, bangunlah dari kelelapanmu. Sesungguhnya ada kebajikan di balik tidur, yaitu Tahajud dan membaca Alquran
Syair itu, konon seperti dinukilkan di sejumlah literatur, adalah gubahan tokoh salaf terkemuka, Malik bin Dinar. Sosok yang hidup di abad ketiga Hijriah itu menggambarkan betapa vitalnya peran dan fungsi shalat Tahajud.
Menghidupkan malam dengan beribadah, seperti shalat Tahajud, membaca Alquran, dan berzikir, sarat dengan pahala. Sayangnya, keutamaan ini banyak terlewatkan oleh sebagian besar Muslim. Entah akibat ketidaktahuan ataukah kelelahan beraktivitas sepanjang hari sehingga membawa seseorang tertidur lelap hingga fajar menyapa.
Ada banyak manfaat shalat Tahajud. Di surah adz-Dzariyat 17-18, mereka yang istiqamah shalat Tahajud tergolong orang-orang yang baik dan berhak atas surga, mendapat pujian Allah SWT sebagai hamba yang baik (QS al-Furqan [25]:64), dan kesaksian atas kesempurnaan iman (QS as-Sajdah [32]: 15-17).
Segudang keutamaan itu dipertegas lagi dalam rentetan hadis. Sebut saja, misalnya, riwayat Sahal bin Sa’ad yang dinukilkan oleh al-Hakim. Dalam hadis itu, Jibril meyakinkan Rasulullah SAW bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada sejauh mana konsistensinya menjaga shalat malam.
Meskipun tergolong sunah namun Tahajud dan menghidupkan malam dengan ritual-ritual lainnya sangat ditekankan. Diakui, tak mudah untuk memaksimalkan qiyamul lail. Padatnya aktivitas sepanjang hari tak jarang menyulitkan seseorang untuk bangun di malam hari. Fenomena ini pun pernah terjadi di zaman Rasul dan para sahabatnya. Merujuk ke banyak riwayat, ada banyak kiat dan etika bagaimana agar bisa memaksimalkan qiyamul lail.
Jangan lupa niat bangun malam sebelum tidur. Niat ini agar bisa beribadah di malam hari dan mengandung unsur kebajikan. Sekalipun, tidur melelapkannya hingga fajar. Maka, niat tersebut telah dicatat sebagai kebaikan sebesar ganjalan shalat malam yang ia niatkan itu. Ini seperti ditegaskan hadis Aisyah. “Tidurnya pun termasuk sedekah,” sabda Rasul.
Bila bangun tidur maka usaplah wajah lalu membaca kalimat tauhid, tahlil, tasbih, dan tahmid, dan takbir berdoa. Lalu, berdoala meminta ampunan kepada Allah SWT atau doa apa pun. Rasulullah mencontohkannya seperti ternukilkan di hadis Ubadah bin as-Shamit.
Setelah bersuci dari hadas, seperti disebutkan riwayat Aisyah, mulakanlah shalat Tahajud dua rakaat. Bila sedang nihil program Tahajud berjamaah di masjid, utamakan shalat di rumah. Karena, sebaik-baik shalat sunah, sebagaimana penegasan hadis dari Zaid bin Tsabit, ialah yang ditunaikan di rumah. “Kecuali, shalat lima waktu,” titah Rasul.
Ada kalanya kantuk akut menyerang dan mengganggu konsentrasi. Dalam kondisi seperti ini, lebih baik beristirahatlah sejenak. Seperti, tidur untuk menghilangkan kantuk tersebut. Aisyah menuturkan, Rasul menyarankan para sahabat supaya istirahat dan tidur untuk mengusir kantuk bila kantuk datang kala shalat. Sering kali dalam kondisi seperti itu, bukannya beristighfar, justru menghujat dirinya sendiri.
Libatkan keluarga untuk bangun dan bertahajud bersama. Anda yang telah berkeluarga maka berkacalah dari Rasulullah. Muhammad SAW kerap membangunkan istrinya, Aisyah, untuk menunaikan witir. Maka, hendaknya pasangan suami istri saling bekerja sama bangun Tahajud. Para suami, ajaklah istri shalat. Jika menolak karena alasan di luar uzur syari’i, percikkanlah air di tubuhnya. Wahai para istri, lakukanlah hal yang sama kepada suami Anda. (HR Nasai dari Abu Hurairah).
Untuk memotivisi diri semangat shalat Tahajud maka pelajari dan renungkanlah keutamaan Tahajud. Rangkaian keutamaan Tahajud, seperti tersebut di atas, merupakan bentuk penghormatan Allah SWT kepada hamba-hambanya yang terpilih. Kebahagiaan di dunia dan kemuliaan di akhirat kelak.
Dan, ingatlah makar setan yang selalu sengaja menghalangi Muslim dari bangun malam dan beribadah. Hadis riwayat Abdullah bin Mas’ud menuturkan bagaimana cara setan menghalangi hamba-Nya untuk bangun, yakni mengencingi kedua telinganya.
Di riwayat lain, setan sengaja meletakkan tiga rantai yang mengunci ketiga sisi kepalanya. “Tidurlah malam masih panjang,” kata setan. Jika tak segera bangun, berwudhu, kemudian shalat maka ia akan melewati hari-harinya penuh kemalasan.
Terakhir, bangkitkan semangat dengan mengingat kematian. Karena, kata Imam Syafi’i, nikmatilah keutamaan rukuk dan sujud sewaktu hidup sebab tak satu pun mengetahui dan mawas, kapan ajal akan menjemputnya.
Oleh Ustaz Nashih Nashrullah