Salah satu tanda kecil akan datangnya kiamat adalah munculnya berbagai macam fitnah (ujian) yang menghantam kaum Muslim dari berbagai sisi. Di antara fitnah akhir zaman itu ditimbulkan oleh kaum khawarij. Pertanyaannya, siapakah kaum khawarij itu?
Dalam satu kajian Islam yang digelar di Masjid al-Ikhlas Perum Grand Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (6/5) lalu, Ustaz Muhtarom mencoba menjelaskan siapa orang-orang khawarij itu sebenarnya. Pada kesempatan tersebut, dia mengatakan, kaum khawarij adalah satu golongan dalam tubuh umat Islam. Mereka tidak sekadar pandai membaca Alquran, tetapi juga memahaminya. Sayangnya, mereka tidak mengamalkan isi Kitab Suci tersebut seperti yang diajarkan Nabi SAW.
“Orang-orang khawarij sangat luar biasa ibadahnya. Baik shalatnya, puasanya, juga bacaan Alqurannya. Begitu berlebihannya orang-orang khawarij itu dalam beribadah, sehingga Nabi SAW pun menyebut ibadah yang dilakukan para sahabat tidak ada apa-apanya jika dibandingkan mereka,” ujar Ustaz Muhtarom.
Jika dilihat dari penampilannya, orang-orang khawarij sulit dibedakan dengan kaum Muslim pada umumnya. Sebagian dari mereka ada yang sehari-harinya mengenakan celana //cingkrangseperti yang kerap dilakukan para pengikut sunah. Mereka juga mahir mengutip ayat-ayat Alquran dalam berbagai kajiannya.
“Sayangnya, mereka itu suka mengafirkan para Muslim yang melakukan dosa besar. Di sinilah letak kesalahan kaum khawarij itu. Menurut akidah mereka, Muslim yang berbohong adalah kafir, Muslim yang mencuri pun adalah kafir. Begitu pula dengan Muslim yang berzina, juga disebut kafir dan keluar dari Islam oleh mereka,” kata Ustaz Muhtarom.
Ciri lain dari kaum kahwarij adalah mereka menyatakan diri keluar dari pemerintahan yang sah yang dipimpin oleh kaum Muslim. Tidak hanya itu, mereka juga tidak segan-segan menghalalkan darah kaum Muslim yang tidak sepemahaman dengan mereka.
Dalam satu hadis sahih, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di antara umatku ada orang-orang yang membaca Alquran, tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti (Nabi Hud) membunuh kaum Aad,” (HR Muslim No 1.762).
Ustaz Muhtarom mengatakan, kemunculan kaum khawarij sendiri bermula sejak wafatnya Khalifah Umar bin Khattab RA. Ketika itu, mereka berhasil memecah belah umat Islam menjadi dua golongan, yaitu kelompok mereka sendiri dan kelompok salaf (orang-orang yang mengikuti sunah Nabi SAW). Mereka selanjutnya memiliki andil besar dalam peristiwa pembunuhan Khalifah Usman bin Affan RA.
Di zaman pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA, tentara Muslim pernah menghancurkan pasukan khawarij dengan telak. Namun, sepeninggalnya Ali RA, generasi dari sisa-sisa kelompok khawarij itu kembali menunjukkan eksistensinya.
Ustaz Muhtarom menjelaskan, kemunculan kaum khawarij akan terus berlangsung hingga akhir zaman. Di dalam hadis lain dijelaskan, kaum khawarij generasi terakhir kelak akan menjadi pengikut Dajjal. “Akan muncul sekelompok manusia dari arah timur, yang membaca Alquran, tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali generasi mereka putus, muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama Dajjal,” (HR Thabrani dan Ahmad).
Ustaz Muhtarom mengingatkan, umat Islam harus mewaspadai fitnah yang ditimbulkan oleh kelompok khawarij. Pasalnya, kajian-kajian agama yang mereka sampaikan nyaris sulit sekali dibedakan dengan dakwah yang disampaikan oleh para ulama salaf. “Ketika membahas kitab-kitab tauhid atau pun kitab fikih dalam pengajiannya, materi yang disampaikan orang-orang khawarij hampir sama dengan yang dipakai oleh kelompok salaf. Namun, mereka pada akhirnya akan menggiring dan mengajak kita untuk mengafirkan sesama saudara Muslim,” ujar dia.
Di Indonesia sendiri, kata Muhtarom, pernah muncul satu aliran yang suka mengafirkan sesama Muslim. Aliran itu dicetuskan oleh seorang tokoh bernama Nur Hasan Ubaidah pada dekade 1960-an silam. Dalam berbagai kajiannya, Nur Hasan Ubaidah menyatakan, orang-orang Islam yang berada di luar kelompoknya sebagai golongan kafir.
Tidak hanya itu, para pengikut Hasan Ubaidah pun mengganggap umat Islam di luar kelompok mereka sebagai najis sehingga mereka pun tidak mau shalat di masjid-masjid selain dari masjid mereka sendiri. “Dulu, kelompok ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.”
Baca juga: