Tekun dan Bijak dalam Bekerja, Surga Imbalannya

BEKERJALAH dengan baik, maka kamu akan mencapai cita-citamu.

Itu adalah sepatah kata bijak yang terkenal, dan kebijakan itu sesuatu yang hilang dari kaum mukmin, seperti yang disabdakan Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam. Di mana pun seseorang menemukan kebijakan tersebut, jadikanlah ia sebagai pegangan bagi dirinya. Simpanlah ia di dasar pendengaran dan hatinya, jangan menyimpannya di belakang telinga.

Syarat dan prinsip utama bekerja dengan baik adalah selalu menjaga hubungan dengan Allah (muraqabatullah); bersungguh-sungguh, ikhlas dan tekun. Setelah itu tambahkan dengan keterampilan yang telah diberikan, tidak meremehkan, tidak lalai, dan tidak sembrono, karena efeknya akan dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.

Jika Anda seorang karyawan yang bertanggung jawab, yang di depan Anda banyak kepentingan manusia, maka janganlah lalai dan merendahkannya, mencari kesibukan hanya untuk menghabiskan waktu dengan mengobrol, atau meminum secangkir kopi, atau membaca koran.

Jika Anda seorang guru, maka Anda harus memberikan informasi kepada para murid, menyampaikannya kepada hati mereka, dan buatlah mereka paham dengan berusaha sekuat tenaga dan mengerahkan seluruh kemampuan Anda sebagai imbalan atas uang yang Anda terima. Selanjutnya pahala akan berlipat ganda di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jangan lalai, jangan meremehkan, dan jangan menyibukkan diri Anda dengan pelajaran privat, karena sikap kurang maksimal dalam bekerja adalah api neraka yang ada dalam perutmu dan di dalam perut siapa saja yang menjadi tanggung jawabmu, baik istri maupun anakmu.

Harta haram yang Anda senangi di dunia yang membuat Anda kaya dan banyak hartanya, sebaliknya neraka jahanam telah menunggu Anda di akhirat, dengan azabnya yang pedih.

Jika Anda seorang insinyur, atau kontraktor, maka bertakwalah dan takutlah kepada Allah atas apa yang Anda bangun, yang Anda tinggikan dari suatu bangunan. Jangan menipu hanya untuk mendapatkan kepuasan harta tanpa memperhatikan jiwa dan darah manusia. Berapa banyak tragedi terjadi dan menyebabkan kerusakan.

Berapa banyak bangunan yang roboh karena rusaknya tanggung jawab, menyebabkan lidah-lidah anak kecil, janda, atau anak yatim mendoakan kebinasaan Anda, karena Anda ada di antara orang-orang yang zalim.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

Dan jaganlah sekali-kali (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.” (QS. Ibrahim: 42).

Jika Anda, apa saja posisi Anda dalam bekerja, baik pekerjaan yang bersifat individual maupun yang bersifat kelompok, baik untuk diri Anda sendiri maupun untuk orang lain, maka bekerja dengan baik adalah sesuatu yang diharuskan, wajib hukumnya, dan harus ditekankan. Dengan itu Anda akan dapat mencapai cita-cita yang Anda inginkan.

Tetapi apa cita-cita dan tujuan Anda? Yaitu reputasi yang baik sebagaimana disebutkan secara baik oleh orang, dan hati yang tenang. Dengan hati yang tenang menyebabkan Anda akan bahagia dan percaya diri dalam mengarungi hidup. Sedangkan harta dan rezeki, keduanya akan datang menemui Anda, sehingga Anda juga dapat menggunakannya.

Allah berfirman,

Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha: 131).

Ini adalah harapan duniawi, harapan kehidupan, dan nafkah hidup. Sedangkan harapan akhirat adalah balasan, pemberian, dan kemuliaan yang tidak terbatas, yaitu surga.

Harapan akhirat melampaui makna harapan kepada hakikat yang tidak dapat dibantah, maka selamat bagi yang mengambil nasehat, bagi yang berpikir, dan yang beramal saleh.*/Sudirman STAIL (Sumber buku: 30 Amalan Saleh Pengantar ke Syurga dan Penyelamatan dari Neraka, penulis: Syaikh Muhammad Ali Quthb)

 

HIDAYATULLAH