Belakangan beredar ustadz yang mengabarkan datangnya akhir zaman. Dan sebenarnya kalimat ‘akhir zaman’ di kenal dalam banyak agama. Di dalam agama Kristen misalnya dikenal peristiwa Harrmagedon.
Mengutip Wikipedia, kata Harmagedon yang disebut di Alkitab Kristen itu dianggap berasal dari kata bahasa Ibrani Har Megido (הר מגידו), yang artinya “Bukit Megido”. Tempat yang dirujuk ini adalah sebuah dataran lembah yang disebut Megido, yang merupakan lokasi dari banyak pertempuran yang menentukan pada masa purbakala, (yakni Pertempuran di Megiddo).
Salah satunya yang terjadi pada 609 SM dan digambarkan dalam Kitab 2 Raja-raja 28-30 dan 2 Tawarikh 20-25, mengakibatkan kematian Yosia, seorang raja yang muda dan karismatis yang kematiannya mempercepat merosotnya dinasti Daud. Dan ini mungkin sekali telah mengilhami kisah-kisah tentang datangnya kembali seorang Mesias dari garis keturunannya. Lembah ini ditandai oleh kehadiran gundukan-gundukan arkeologis atau tel, yang merupakan hasil akumulasi reruntuhan dari pemukiman Zaman Perunggu dan Zaman Besi yang berkembang antara 5.000 tahun lalu dan tahun 650 SM.
Sebagian orang, lanjut Wikipedia, memang telah mengatakan bahwa kata Armagedon merupakan contoh dari sebuah salah kaprah (biasanya kebetulan) yang belakangan memperoleh makna yang baru.mSatu-satunya tempat yang menyebutkan kata Armagedon dalam Alkitab muncul dalam Kitab Wahyu 16:16: “Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.”
Namun Alkitab mencakup banyak nash yang merujuk kepada konsep tentang Armagedon. Namun rujukan nubuat Alkitab yang spesifik tidak menunjukkan secara jelas apakah peristiwa-peristiwa itu benar-benar akan terjadi di sini, atau apakah pengumpulan pasukan-pasukan itu hanya dianggap sebagai sebuah tanda.
Memang sejumlah pasukan Romawi pernah dikumpulkan di tempat itu untuk salah satu penyerangan mereka terhadap Yerusalem pada 67 M. Hal ini sesuai dengan penafsiran preteris tentang kejadian-kejadian dalam Wahyu 16:17-21 yang merujuk kepada kejadian-kejadian yang memuncak pada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
Sebuah penafsiran lainnya adalah kematian mendadak Yosia, seorang pembaharu agama pada usia 30-an yang memperlihatkan pengharapan besar untuk memperbarui negara teokratis Yahudi, yang menghasilkan mitos-mitos tentang kepulangannya dengan kemenangan. Yosia konon mati di tangan firaun Mesir Nekho II justru pada saat kerajaan Daud sedang naik setelah suatu masa kekacauan dan korupsi.
Kematiannya tersebut mempercepat kemerosotan faksi yang sangat monoteistik di Yudea pada tahun-tahun sebelum pembuangan Babel. Gagasan bahwa seorang raja keturunan Daud suatu hari akan kembali untuk berperang dan menang di Megiddo adalah sebuah contoh tentang mitos mengenai kepulangan yang kekal (the myth of eternal return).
Sebelum Perang Dunia II, Perang Dunia I biasanya dirujuk di koran-koran dan buku-buku sebagai “Armagedon”.