Fatwa Ulama: Penutup Para Nabi dan Isa yang Akan Datang di Akhir Zaman

Fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah

Soal:

Bagaimana kita mengkompromikan antara keyakinan bahwa Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah penutup para nabi dan Nabi Isa yang akan muncul di akhir zaman?

Jawab:

Isa ‘alaihis salam tidak datang membawa syari’at baru (di akhir zaman). Isa telah diutus sebelum Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika datang, Isa cuma jadi penyempurna risalah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan itu dengan izin Rasul kita sendiri dan persetujuannya. Karena Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa Isa tidaklah menerima ajaran kecuali Islam, ia akan menghapus jizyah, membunuh babi, menghancurkan salib, dan semua itu termasuk syari’at Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[Tanya Jawab dengan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam kitab Syarh ‘Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah, terbitan Maktabah Ash Shofaa, hal. 28]

* Syaikh Muhammad Sholih Al ‘Utsaimin adalah ulama besar Kerajaan Saudi Arabia di masa silam. Beliau berasal dari ‘Unaizah, Qasim. Beliau terkenal sebagai seorang yang fakih. Beliau meninggal dunia tahun 1421 H.

** Hadits yang menerangkan hal di atas:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ

Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh semakin dekat Isa bin Maryam akan turun sebagai hakim yang adil, ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah dan harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen)” (HR. Bukhari no. 2222 dan Muslim no. 155).

Penerjemah: Muhammad Abduh Tuasikal

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/12558-fatwa-ulama-penutup-para-nabi-dan-isa-yang-akan-datang-di-akhir-zaman.html

Tafsir Surat Ad Dukhan Ayat 10-15: Munculnya Dukhan Di Akhir Zaman

Kali ini kita akan membahas sebuah tanda akhir zaman yang telah dikabarkan Allah Ta’ala dalam surat Ad Dukhan ayat 10-15

Ad-Dukhan, Sebuah Tanda Akhir Zaman

Dalam Al Qur’an surat Ad Dukhan ayat 10 sampai 15 mengabarkan tentang salah satu peristiwa di akhir zaman kelak yaitu munculnya ad dukhan di akhir zaman. Apa itu dukhan dan bagaimana sifatnya, serta pelajaran apa yang bisa kita petik darinya. Silakan simak penjelasan ringkas berikut ini.

Surat Ad Dukhan Ayat 10-11

Allah Ta’ala berfirman:

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa dukhan (kabut) yang nyata. yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih” (QS. Ad Dukhan ayat 10 – 11).

Al imam Al Qurthubi dalam Tafsir-nya menjelaskan tentang makna ad dukhan dalam ayat ini:

وفي الدخان أقوال ثلاثة :
الأول : أنه من أشراط الساعة لم يجيء بعد. وممن قال إن الدخان لم يأت بعد : علي وابن عباس وابن عمرو وأبو هريرة وزيد بن علي والحسن وابن أبي مليكة
القول الثاني : أن الدخان هو ما أصاب قريشا من الجوع بدعاء النبي صلى الله عليه وسلم . حتى كان الرجل يرى بين السماء والأرض دخانا .قاله ابن مسعود
القول الثالث : إنه يوم فتح مكة لما حجبت السماء الغبرة ; قاله عبد الرحمن الأعرج

“Makna ad dukhan ada 3 pendapat:

Pertama, ad dukhan adalah salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi. Diantara yang berpendapat demikian adalah Ali, Ibnu Abbas, Ibnu ‘Amr, Abu Hurairah, Zaid bin Ali, Al Hasan dan Ibnu Abi Mulaikah.

Kedua, ad dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrim atas doa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sehingga orang-orang ketika itu seperti melihat dukhan (asap) di antara langit dan bumi. Ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud.

Ketiga, ad dukhan adalah debu yang mengepul di hari Fathu Makkah, sehingga menutupi langit. Ini adalah pendapat Abdurrahman Al A’raj”

Tanda Akhir Zaman yang Belum Terjadi

Tafsiran pertama adalah tafsiran yang lebih rajih, dirajihkan oleh al Imam Ibnu Katsir rahimahullah.

Ayat di atas menunjukkan akan adanya ad dukhan sebagai salah satu tanda hari kiamat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Hudzaifah bin Usaid radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ

Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda: bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia” (HR. Muslim no.2901).

Bentuk dan Sifat Ad Dukhan

Ad dukhan bentuknya berupa asap yang jika mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika mengenai orang kafir akan keluar cairan dari kuping mereka dan merasakan kesakitan yang luar biasa.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يَأْتي النَّاسَ يَومَ القِيَامَةِ دُخَانٌ، فَيَأْخُذُ بأَنْفَاسِهِمْ حتَّى يَأْخُذَهُمْ منه كَهَيْئَةِ الزُّكَامِ

“Akan datang dukhan (asap) kepada manusia di hari kiamat, yang memasuki pernapasan mereka, sehingga mereka akan merasakan seperti pilek” (HR. Muslim no.2798).

Dari Abu Malik Al Asy’ari radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ ربَّكم أنذرُكم ثلاثًا : الدُّخانُ يأخذُ المؤمِنُ كالزُّكْمَةِ ، ويأخذُ الكافرُ فينتفخُ حتَّى يخرُجَ من كلِّ مَسْمَعٍ منهُ ، والثَّانيةُ الدابَّةُ ، والثَّالثةُ الدَّجَّالُ

“Sesungguhnya Rabb kalian memperingatkan kalian dari tiga hal: asap yang jika mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika mengenai orang kafir maka mereka akan sesak nafas dan keluar cairan dari kuping mereka, kemudian yang kedua munculnya dabbah dan yang ketiga munculnya dajjal” (HR. Thabrani, dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 7/235).

Dalam riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

فالخَلقُ مُلجَّمونَ في العرقِ ، فآمَّا المؤمنُ فهوَ عليهِ كالزَّكْمَةِ ، وأمَّا الكافرُ فيتغشَّاهُ الموتُ

“Manusia akan berkumpul di Irak. Adapun orang Mukmin, mereka akan merasakan seperti pilek. Sedangkan orang kafir mereka akan tertutupi kematian” (HR. Ibnu Wazir dalam Al ‘Awashim wal Qawashim, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 3639).

Surat Ad Dukhan Ayat 12

Allah Ta’ala berfirman:

رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ

“(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman” (QS. Ad Dukhan: 12)

Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan:

قيل : إن قريشا أتوا النبي صلى الله عليه وسلم وقالوا : إن كشف الله عنا هذا العذاب أسلمنا , ثم نقضوا هذا القول . قال قتادة : ” العذاب ” هنا الدخان . وقيل : الجوع

“Sebagian ulama mengatakan, maksud ayat ini, kaum Quraisy datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam kemudian mengatakan: jika Allah lenyapkan adzab ini, kami akan masuk Islam. Kemudian ternyata mereka melanggar janji mereka. Qatadah mengatakan bahwa adzab yang dimaksud dalam ayat ini adalah ad dukhan. Sebagian ulama mengatakan, maknanya adalah musibah kelaparan” (Tafsir Al Qurthubi).

Jangan Berlambat-Lambat untuk Bertaubat

Hendaknya kita tidak berlambat-lambat dalam menerima kebenaran dan melakukan ketaatan. Jangan sampai kita baru tersadar untuk menerimanya ketika di masa sulit atau bahkan ketika hampir terlambat. Jangan seperti orang kafir yang baru ingin beriman ketika sudah diuji dengan ad dukhan berupa kelaparan, atau ketika hampir terlambat yaitu ketika datangnya dukhan berupa asap di hari kiamat. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, ia berkata:

رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ : ( تَقَدَّمُوا وَأْتَمُّوا بِي ، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ ، لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يؤخرهم الله )

Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam melihat sebagian sahabatnya berlambat-lambat untuk shalat. Lalu beliau bersabda: ‘Bersegeralah kalian untuk shalat dan sempurnakanlah shalat bersamaku (jangan masbuk). Sehingga orang-orang yang datang setelah kalian juga bisa menyempurnakan shalatnya. Orang yang senantiasa berlambat-lambat untyk shalat sungguh Allah akan akhirkan ia (masuk surga)‘” (HR. Muslim, no. 438).

Hadits ini menunjukkan fatalnya konsekuensi yang diterima oleh orang yang berlambat-lambat melakukan kebaikan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Ungkapan ini merupakan ancaman dari Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam. Bukan hanya pada amalan ini saja, namun juga pada semua amalan shalih. Karena seseorang itu jika dalam hatinya tidak ada kecintaan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, ia akan terus berada dalam kemalasan. Oleh karena itu hendaknya seseorang ketika terbuka peluang untuk melakukan ibadah maka hendaknya bersegera melakukannya. Sehingga jiwa tidak dihinggapi rasa malas. Sehingga ia tidak menjadi orang yang diakhirkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla”. (Asy Syarhul Mumthi’, 5/90).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

بَادِرُوا بالأعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

Bersegeralah untuk beramal (shalih) sebelum datangnya fitnah yang samar seperti potongan malam gelap. Sehingga seseorang di pagi hari masih beriman dan sore hari sudah kafir. Di sore hari masih beriman namun di pagi hari sudah kafir. Ia menjual agamanya demi mendapatkan harta dunia (HR. Muslim no.118).

Surat Ad Dukhan Ayat 13-14

Allah Ta’ala berfirman:

أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ

“Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: “Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila” (QS. Ad Dukhan: 13 – 14).

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan:

وهذا يقال يوم القيامة للكفار حين يطلبون الرجوع إلى الدنيا فيقال: قد ذهب وقت الرجوع

“Ini adalah dikatakan di hari Kiamat kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta untuk kembali ke dunia. Maka dikatakan kepada mereka telah pergi waktu untuk kembali” (Tafsir As Sa’di).

Penyesalan Orang Kafir Karena Mengingkari Rasulullah

Orang-orang kafir mereka menyadari akibat perbuatan mereka ketika mereka mengabaikan ajaran para Rasul. Ketika mereka melihat ngerinya adzab di akhirat, lalu mereka menyesali perbuatan mereka yaitu telah menolak ajaran para Rasul. Sehingga mereka pun berharap bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki keadaan, namun itu tidak mungkin terjadi. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin” (QS. As-Sajdah:12).

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Andaikata kami dahulu mau mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya kami tidaklah termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS.al-Mulk:10).

Orang Beriman pun Menyesal Kelak di Akhirat

Ketahuilah, di akhirat, orang-orang beriman pun menyesal. Namun yang mereka merasa menyesal karena tidak bisa menambah amalan shalih. Allah Ta’ala berfirman:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al Munafiqun: 10).

Ujian dalam Mendakwahkan Tauhid

Dari ayat ad Dukhan ayat 13-14 ini juga kita mengambil pelajaran bahwa orang yang mendakwahkan tauhid dan Sunnah akan pasti akan mendapatkan rintangan. Diantaranya mereka akan diberi label-label yang jelek seperti “gila”, “tukang sihir”, “radikal”, “ekstremis”, “fanatik” dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman:

كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

“Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila”. (QS. Adz Dzariyat: 52).

Namun celaan-celaan ini tidak akan merendahkan mereka di sisi Allah, justru memuliakan mereka. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لا تزال طائفة من أمتي على الحق ظاهرين لا يضرهم من خالفهم حتى يأتي أمر الله

“akan terus ada segolongan dari umatku yang senantiasa menampakkan kebenaran. tidak akan membahayakan mereka orang yang menyelisihi mereka, hingga datang perkara Allah (hari kiamat)” (HR. Abu Daud no. 4252 dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Surat Ad Dukhat Ayat 15

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ

“Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu sedikit saja, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)” (QS. Ad Dukhan: 15).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini, beliau berkata:

إنه يقول تعالى ولو كشفنا عنكم العذاب ورجعناكم إلى الدار الدنيا لعدتم إلى ما كنتم فيه من الكفر والتكذيب

“Maksudnya Allah ta’ala katakan kepada mereka: andaikan kami hilangkan adzab Kami terhadap kalian ini, dan kami kembalikan kalian ke dunia, sungguh kalian akan kembali lagi melakukan apa yang kalian lakukan dahulu, berupa kekufuran dan mendustakan ajaran para Rasul” (Tafsir Ibnu Katsir).

Sebagaimana Allah ta’ala katakan dalam ayat yang lain:

وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

“Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka” (QS. An An’am: 28).

Baca Juga:

Istiqamah Ketika Keadaan Senang dan Sulit

Maka di sini ada pelajaran bagi kita semua, untuk senantiasa berusaha istiqamah di masa senang maupun sulit, jangan tunggu mendapat musibah baru ingat Allah! Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang menyesal. Allah ta’ala berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ

“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengenalimu di waktu sempit” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.2961).

Sabar Ketika Sedang Futur (Malas)

Ketika iman melemah, mulai futur dan malas, maka upayakan bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar syariat dan mencoreng wibawa. Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَترةٌ فمَن كانَت فترتُهُ إلى سنَّتي فقد اهتَدى ومَن كانَت فترتُهُ إلى غيرِ ذلكَ فقَد هلَكَ

“Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa futurnya. Barangsiapa yang futurnya di atas sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk. Barangsiapa yang futurnya bukan di atas sunnahku, maka ia akan binasa” (HR. Ahmad no. 6764, dishahihkan Al Albani dalam takhrij Kitabus Sunnah hal.51).

Semoga Allah memberi taufik.

Penulis: Yulian Purnama

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/53059-munculnya-dukhan-di-akhir-zaman.html

Nanti Kabah Akan Dirobohkan Manusia Berbetis Kecil

PADA suatu hari nanti Kabah akan dirobohkan oleh seorang manusia terkutuk bernama Dzussuwaiqatain dari Habasyah. (Dzussuwaiqatain adalah nama gelar yang berarti si pemilik dua betis yang kecil betisnya dikatakan kecil, karena pada umumnya betis orang Habasyah memang kecil-kecil).

Sebagaimana diriwayatkan dari Ka’ab Al-Ahbar dalam tafsir Ibnu Katsir, tentang bahasan firman Allah, “Sehingga, apabila telah dibukakan (pintu) Yajuj dan Majuj…” QS. Al-Anbiya : 96.

Bahwa munculnya Dzussuwaqatain bermula pada masa turunnya Nabi Isa Alaihis Salaam, yaitu setelah dibinasakannya Yajuj dan Majuj.

Ketika itu Nabi Isa Alaihis Salaam mengirim pasukannya untuk memerangi balatentara Dzussuwaiqatain. Mereka berkekuatan antara 700 sampai 800 orang. Namun ketika mereka berjalan, Allah mengirimkan angin sejuk dari arah negeri Yaman. Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang beriman. Dan sisanya tinggal manusia-manusia jahat. Mereka bersetubuh bebas seperti binatang.

Kaab Al-Ahbar mengatakan, pada saat itu Kiamat sudah dekat.

Hadis-hadis yang berkaitan dengan Dzussuwaiqatain

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kabah ini akan dirobohkan oleh Dzussuwaiqatain dari Habasyah. Dia merampas perhiasannya dan melepaskan kiswahnya. Aku seakan-akan melihatnya, orangnya kecil botak dengan tulang-tulang persendian bengkok, sedang menghantam Kabah dengan sekop dan kapaknya”. isnad hadis ini Jayyid dan qawiy HR.Ahmad dalam musnadnya no.7053.

Abu Daud meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa Beliau bersabda, “Biarkan orang-orang Habasyah selagi mereka membiarkan kamu (tidak mengganggu kamu). Sesungguhnya tidak akan ada orang yang (berani) membongkar barang-barang simpanan dalam Kabah selain Dzussuwaiqatain dari Habasyah”.

Imam Ahmad meriwayatkan pula bahwa Ibnu Abbas mengabarkan kepada perawi hadis ini, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Seakan-akan aku melihatnya, orangnya hitam, dengan congkaknya dia merobohkannya (Kabah) batu demi batu”.

Dan menurut riwayat Imam Ahmad pula dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah bersabda, “Malam dan siang tak akan berhenti bergulir sebelum ada seorang lelaki dari kalangan kaum budak menjadi raja, dia bernama Jahjah”.

Yaumul Khalash (Hari Pembersihan)

Adapun kota Madinah, sebagaimana telah Salsa bahas dalam catatan terdahulu mengenai Dajjal, bahwa Dajjal tidak dapat memasuki kota Madinah dan Mekah. Di setiap sudut jalan di Madinah ada malaikat-malaikat yang menjaganya agar tidak dimasuki Dajjal.

Dalam sahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah bersabda, “Madinah tidak dapat dimasuki Dajjal maupun wabah penyakit”.

Telah dijelaskan pula bahwa Dajjal hanya bisa tinggal diluar kota, lalu terjadilah goncangan hebat tiga kali, yang mengakibatkan kaum munafik maupun orang-orang fasik, laki-laki dan perempuan, semuanya keluar dari dalam kota, dan tinggallah orang-orang mukmin dan muslim, laki-laki dan perempuan di dalam kota MAdinah. Dan hari itu disebut sebagai “Yaumul Khalash” (Hari Pembersihan).

Demikian sebagaimana pernah dinyatakan oleh Rasulullah, “Sesungguhnya kota ini (Madinah) adalah Thaibah (harum). Dia sendiri akan membuang kotorannya lalu semerbaklah keharumannya”.

Kota Madinah akan tetap ramai pada saat Dajjal beroperasi, dan ramai pada masa datangnya Rasulullah Isa bin Maryam Alaihis Salaam, sampai beliau wafat dan dikubur disana. Sesudah itu semua, barulah penduduk Madinah akan keluar meninggalkan kota. [resensiakhirzaman]

Waspadalah, Keburukan Akhir Zaman Sedang Terjadi

RASULULLAH menyebutkan ada lima keburukan yang akan terjadi di akhir zaman.

Mari kita berkaca apakah lima keburukan ini telah terjadi di zaman kita seraya bermuhasabah agar lima keburukan ini tidak menjangkiti kita dan keluarga kita.

“Hari kiamat tidak akan terjadi hingga orang yang dapat dipercayai didustakan, sedangkan orang-orang yang berkhianat justru dipercaya, kemesuman dan kata-kata kotor merupakan fenomena umum di tengah masyarakat, terputusnya tali silaturahim, dan hubungan bertetangga yang buruk” (HR. Ahmad; shahih)

1. Orang yang dapat dipercayai didustakan

Para ulama, dai, serta Muslim yang jujur dan amanah justru didustakan. Mungkin karena propaganda media, tirani penguasa atau memang orang-orang telah sangat durhaka.

2. Orang yang berkhianat justru dipercaya

Orang munafik atau orang yang suka menipu, mereka justru dipercaya. Dipercaya kata-katanya, dipercaya teori-teorinya bahkan dipercaya sebagai pemimpin dan penguasa.

3. Kemesuman dan kata-kata kotor menjadi fenomena umum

Pikiran kotor melahirkan kata-kata kotor. Ketika orientasi syahwat menguasai, lisan pun tak bisa menjaga kehormatan diri. Kalimat-kalimat mulia semakin terkikis, termarjinalkan oleh gejolak nafsu yang mendominasi.

4. Terputusnya silaturahim

Ketika nafsu dan syahwat mendominasi, orang semakin bersifat nafsi-nafsi. Individualisme makin kuat, hubungan dan interaksi semata hanya bermotif duniawi. Di saat yang demikian, terputus sudah silaturahim. Bukan hanya kepada teman dan sahabat, bahkan terputus pula silaturahim dengan kerabat dekat.

5. Hubungan bertetangga yang buruk

Dengan tetangga tidak kenal, tidak tahu ketika tetangga sebelah rumah sakit atau kelaparan, ketika tetangga meninggal tidak ikut mensalati dan memakamkan. Bahkan saling iri dengan tetangga, bermusuhan dan saling menjatuhkan.

Apakah lima keburukan ini sudah ada di zaman sekarang? Setiap orang berhak memberikan jawaban. Mungkin tidak sepenuhnya terjadi, namun tanda-tandanya mulai bisa diamati.

Ada indikasi umat Islam dijauhkan dari ulamanya. Integritas ulama coba diusik dengan propaganda. Dikesankan ulama bersikap politis, plin-plan dalam berfatwa, terlalu mencampuri urusan dunia yang bukan bidangnya, hingga dikorek kesalahannya saat ada ulama yang berupaya menguatkan perekonomian umat dan mengokohkan posisi umat dalam meraih kepemimpinan.

Telah ada tanda-tanda bahwa yang dipilih menjadi pemimpin adalah mereka yang gemar mengkhianati janjinya. Orang-orang kemudian kecewa dan mencelanya, namun anehnya mereka kembali mengangkat orang-orang serupa. Pengkhianatan kembali terulang. Seakan seperti sebuah narasi besar dalam cerita nyata.

Banyak orang-orang baik dan menjaga kehormatan lisannya, tetapi tidak bisa kita mungkiri bahwa di zaman kita tidak sedikit suara nyaring yang menjajakan kemesuman. Bahkan di kalangan remaja, diksi tak pantas pun dengan mudah didapati, apalagi di era gadget ini.

Dan merebaknya gadget ini, disadari atau tidak membawa efek negatif yang perlu diwaspadai. Ialah ketika silaturahim mulai digantikan dengan pesan. Senyum dan wajah diganti dengan simbol mati. Tidak jarang perangkat teknologi itu membuat yang jauh menjadi dekat, namun yang dekat justru menjadi jauh.

Fenomena tidak peduli tetangga juga mulai terasa. Terutama di perumahan elit di kota-kota. Tidak mengenal tetangga, tidak menjenguk tetangga, bahkan ketika ada yang meninggal, kesibukan masing-masing orang membuat mereka tak sempat mengantar tetangga ke liang lahat. [Bersamadakwah]

 

INILAH MOZAIK

Apa Itu Asal Usul Kisah Perang Zaman Akhir (Harmagedon)?

Belakangan beredar ustadz yang mengabarkan datangnya akhir zaman. Dan sebenarnya kalimat ‘akhir zaman’ di kenal dalam banyak agama. Di dalam agama Kristen misalnya dikenal peristiwa Harrmagedon.

Mengutip Wikipedia, kata Harmagedon yang disebut di Alkitab Kristen itu dianggap berasal dari kata bahasa Ibrani Har Megido (הר מגידו), yang artinya “Bukit Megido”. Tempat yang dirujuk ini adalah sebuah dataran lembah yang disebut Megido, yang merupakan lokasi dari banyak pertempuran yang menentukan pada masa purbakala, (yakni Pertempuran di Megiddo).

Salah satunya yang terjadi pada 609 SM dan digambarkan dalam Kitab 2 Raja-raja 28-30 dan 2 Tawarikh 20-25, mengakibatkan kematian Yosia, seorang raja yang muda dan karismatis yang kematiannya mempercepat merosotnya dinasti Daud. Dan ini   mungkin sekali telah mengilhami kisah-kisah tentang datangnya kembali seorang Mesias dari garis keturunannya. Lembah ini ditandai oleh kehadiran gundukan-gundukan arkeologis atau tel, yang merupakan hasil akumulasi reruntuhan dari pemukiman Zaman Perunggu dan Zaman Besi yang berkembang antara 5.000 tahun lalu dan tahun 650 SM.

Sebagian orang, lanjut Wikipedia, memang telah mengatakan bahwa kata Armagedon merupakan contoh dari sebuah salah kaprah (biasanya kebetulan) yang belakangan memperoleh makna yang baru.mSatu-satunya tempat yang menyebutkan kata Armagedon dalam Alkitab muncul dalam Kitab Wahyu 16:16: “Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.”

Namun Alkitab mencakup banyak nash yang merujuk kepada konsep tentang Armagedon. Namun rujukan nubuat Alkitab yang spesifik tidak menunjukkan secara jelas apakah peristiwa-peristiwa itu benar-benar akan terjadi di sini, atau apakah pengumpulan pasukan-pasukan itu hanya dianggap sebagai sebuah tanda.

Memang sejumlah pasukan Romawi pernah dikumpulkan di tempat itu untuk salah satu penyerangan mereka terhadap Yerusalem pada 67 M. Hal ini sesuai dengan penafsiran preteris tentang kejadian-kejadian dalam Wahyu 16:17-21 yang merujuk kepada kejadian-kejadian yang memuncak pada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M.

Sebuah penafsiran lainnya adalah kematian mendadak Yosia, seorang pembaharu agama pada usia 30-an yang memperlihatkan pengharapan besar untuk memperbarui negara teokratis Yahudi, yang menghasilkan mitos-mitos tentang kepulangannya dengan kemenangan. Yosia konon mati di tangan firaun Mesir Nekho II justru pada saat kerajaan Daud sedang naik setelah suatu masa kekacauan dan korupsi.

Kematiannya tersebut mempercepat kemerosotan faksi yang sangat monoteistik di Yudea pada tahun-tahun sebelum pembuangan Babel. Gagasan bahwa seorang raja keturunan Daud suatu hari akan kembali untuk berperang dan menang di Megiddo adalah sebuah contoh tentang mitos mengenai kepulangan yang kekal (the myth of eternal return).

Sebelum Perang Dunia II, Perang Dunia I biasanya dirujuk di koran-koran dan buku-buku sebagai “Armagedon”.

 

IHRAM