SAYA tuliskan di status saya yang merupakan sari pati nasehat beberapa ulama yang memiliki kesamaan makna: “Memandang pada tanah di depan kita yang akan diinjak kaki kita jauh lebih penting dan lebih utama ketimbang melihat pada tanah bekas diinjak kaki kita.”
Kalimat indah di atas memiliki makna dalam sekali. Di antaranya adalah bahwa kita harus hati-hati dalam berbuat, pikirkan sebelum berbuat, teliti sebelum membeli. Kandungan lainnya adalah bahwa kita jangan terlalu fokus pada masa lalu. Banyak sekali orang gagal menata masa depan hanya karena selalu bicara masa lalu. Tidak bisa lakukan “move on” sehingga akhirnya hanya lari di tempat sambil menangis dan bersedih.
Ada motivator, Brian Tracy, yang berkata: “Spend 80% of your time focusing on the opportunities of tomorrow rather than the problems of yesterday.” Kalau ingin sukses, gunakan 80 persen waktu untuk fokus pada peluang atau kesempatan esok hari, ketimbang fokus pada masalah hari kemaren.
Sebagai orang beragama, ada pertanyaan penting yang perlu dijawab: “Bagaimanakah cara islami fokus pada masa depan? Apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang tak boleh dilakukan?” Sungguh itu pertanyaan yang jawaban pastinya ditunggu banyak orang yang ingin jalan masa depannya tak tertutup pintu masa lalu, tak terhalang hal yang penting dan tak terintangi hambatan yang perlu. Anda termasuk yang menunggu jawabannya?
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi