PEDAGANG umumnya lebih dikenal sebagai agen penipuan. Padahal sadarkah anda, islam masuk di indonesia karena peran pedagang muslim. Kejujuran dan keindahan akhlak mereka membuat masyarakat kita tertarik masuk islam.
Sejak zaman dahulu, para pedagang memainkan peran vital dalam kehidupan kaum muslimin. Ribuan mil mereka tempuh dalam berniaga demi memenuhi hajat manusia. Melalui akhlak mereka yang indah dan mengagumkan, banyak negeri kafir yang masuk dalam pangkuan Islam. Bahkan, luasnya daerah yang ditaklukkan oleh para pedagang, melebihi apa yang dicapai melalui perang dan pedang!
Lihatlah negeri kita tercinta, bagaimana indonesia menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia? Tak lain adalah berkat jasa para pedagang. Mereka berlayar jauh-jauh dari Hadramaut dan India, dan terombang-ambing di tengah samudra berbulan-bulan lamanya, untuk menjejakkan kaki dan berniaga di bumi pertiwi.
Negeri yang subur makmur loh jinawi ini, dari Sabang sampai Merauke-nya konon tak ada yang mengenal Islam sebelum kedatangan mereka. Yang tumbuh subur kala itu adalah agama Hindu, Budha, dan penyembahan terhadap berhala.
Para pedagang tadi bukanlah ulama. Dan kalaupun ada yang berilmu di antara mereka, paling hanya satu-dua. Mereka tak pandai berceramah dan memberi pengajian. Lagi pula, untuk apa berceramah? Toh masyarakat Indonesia takkan faham dengan bahasa mereka. Akan tetapi, sikap amanah mereka dalam berniaga demikian mengesankan. Akhlak mereka dalam berdagang sungguh mengagumkan.
Perlahan-lahan, masyarakat Indonesia pun mulai tertarik dengan kejujuran dan sifat amanah mereka. Ternyata, sifat amanah dan jujur tadi bukan sekedar kebiasaan, namun lahir dari akidah dan keyakinan. Islam-lah yang mengajarkan mereka untuk tidak menipu, tidak memakan harta orang secara batil, dan tidak memungut riba.
Memang, karakter bangsa Indonesia yang mudah terpedaya oleh perilaku, menjadi faktor penting dalam penyebaran setiap ajaran, termasuk Islam. Oleh karenanya, berdakwah lewat tingkah laku lebih manjur dari pada ceramah melulu.
Kesan yang kita rasakan saat bermuamalah dengan orang yang amanah, jauh lebih mendalam dari pada mendengar sepuluh kali ceramah. Namun sayangnya, sifat amanah hari ini sangat jarang dijumpai. Amanah -sebagaimana sabda Nabi- adalah sifat yang pertama kali dicabut dari umat ini.