KETERANGAN bahwa Arsy Allah berada di atas air dinyatakan di surat Hud, Allah berfirman,
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya” (QS. Hud: 7)
Dalam ayat ini Allah memberitakan bahwa Arsy-Nya berada di atas air sebelum Allah menciptakan langit dan bumi dan berikut isinya. Qatadah ulama tafsir tabiin mengatakan, “Allah Taala menyampaikan kepada kalian bagaimana Allah memulai ciptaan-Nya, sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (Tafsir at-Thabari, 15/246)
Dinyatakan dalam hadis dari Imran bin Husain Radhiyallahu anhu, “Bahwa ada beberapa penduduk Yaman menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan menanyakan sesuatu, “Kami datang kepada anda untuk menanyakan perihal ini..”
Jawaban Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, “Allah telah ada dan sesuatu apapun selain-Nya belum ada. Arsy-Nya berada di atas air. Dia mencatat segala sesuatu dalam ad-Dzikr (al-Lauh al-Mahfudz). Dan Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Bukhari 3191 dan Baihaqi dalam al-Kubro 17702).
Ayat dan hadis di atas menjelaskan tentang kondisi awal penciptaan alam semesta. Dan bahwa Arsy Allah berada di atas air sebelum penciptaan langit dan bumi. Meskipun Arsy Allah senantiasa berada di atas air.
Dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bisa kalian perhatikan apa yang diberikan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi, dan apa yang berada di tangan-Nya sama sekali tidak berkurang, dan Arsy-Nya berada di atas air.” (HR. Bukhari 6869 dan Muslim 1659)
Kesimpulan bahwa Arsy Allah selalu berada di atas air, diambil dari hadis di atas. Di mana Allah selalu memberi dari sejak penciptaan langit dan bumi hingga sekarang. Lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menegaskan, “Arsy-Nya berada di atas air.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan, “Makna tekstual hadis yang sebelumnya bahwa Arsy dulu berada di atas air, sebelum penciptaan langit dan bumi. Dan disepakati bahwa Arsy Allah selalu berada di atas air. Dan yang dimaksud dengan air bukan air lautan, namun dia adalah air di bawah Arsy sebagaimana yang Allah kehendaki.” (Fathul Bari, 13/410).
Demikian, Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]