Sikap mengeluh dan putus harapan tidak sepatutnya terjadi pada diri setiap mukmin, apalagi berprasangka buruk terhadap ketetapan Allah. Sebab, pertolongan-Nya adalah sangat dekat (QS al-Baqarah [2]:214). Selain itu, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS al-Syarh [94]:5).
Selain dekat, pertolongan Allah itu sungguh dahsyat. Manakala pertolongan Allah itu sudah turun, tidak seorang pun yang mampu menahan dan mencegahnya. Bahkan, sesuatu yang dipandang mustahil oleh manusia justru bisa terjadi melampaui nalar dan rencananya. Allah Mahakuasa, Pengasih, dan Penyayang.
Hebatnya pertolongan Allah ini di abadikan dalam sejumlah ayat Al qur an. Yaitu, ketika pertolongan yang menakjubkan itu turun kepada orang-orang atau segolongan umat yang diridhai-Nya.
Misalnya, vonis hukuman mati dengan cara dibakar yang dijatuhkan ke pada Nabi Ibrahim AS oleh Raja Namrudz. Namun, dengan pertolongan-Nya, api yang akan membakar Nabi Ibrahim menjadi dingin (QS al-Anbiya [21]: 69).
Kita simak lagi kisah semisalnya, yakni armada gajah besutan Abrahah yang hendak menghancurkan ba ngun an Ka’bah. Betapa kuatnya angkatan musuh itu sehingga pemimpin dan penduduk Arab tidak berdaya untuk mempertahankan bangunan sucinya dari serangan tersebut. Namun, situasi getir yang dirasakan bangsa Arab pada waktu itu mendadak berubah saat pertolongan Allah tiba.
Berkat rahmat Allah yang Maha kuasa maka dikirimnya kawanan bu rung yang kemudian melempari gerombolan bergajah itu dengan batu-batu yang berasal dari tanah yang dibakar. Dalam sekejap, bala tentara Abrahah itu kocar-kacir dan binasa. Kebinasaan mereka diumpamakan seperti daun-daun yang dimakan ulat (QS al-Fiil [105]: 1-5).
Akhirnya, Baitullah (rumah Allah) yang dibangun oleh baginda Nabi Ibrahim dan Ismail pun aman dan selamat. Hingga kini rumah ibadah itu ma sih utuh, bahkan dikunjungi jutaan manusia dari penjuru dunia, terutama setiap musim ibadah haji.
Peristiwa penting dan berharga dalam kisah-kisah tersebut menyampaikan spirit dan pesan berharga kepada kita bahwa persoalan hidup yang harus dialami oleh orang-orang terdahulu begitu berat dan sulit. Di sisi lain, peristiwa tersebut juga menunjukkan betapa besarnya pertolongan Allah.
Disadari, masyarakat bangsa kita masih dilanda berbagai macam permasalahan, malah makin bertambah banyak. Mulai dari bencana alam, kebodohan, kerusakan akhlak, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, narkoba, pejabat korup, ketidakadilan, krisis ekonomi, krisis ke pe mimpinan, hingga konflik horizontal. Kompleksnya permasalahan di atas tentu bisa menjadi ujian, cobaan, dan teguran kolektif.
Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini, setiap individu Muslim di tun tut agar banyak berzikir, beristighfar, berusaha dan berdoa, memohon pertolongan Allah dengan sungguh-sungguh, tawadhu dan penuh harap.
Pesimistis, mengeluh, dan galau, apalagi sumpah serapah bukanlah jalan keluarnya sebab hanya mereka yang lemah imannyalah yang sering kali mudah bersikap seperti itu. Pendek kata, pertolongan Allah itu bersifat aksioma, sebagai konsekuensi dari totalitas iman dan ketaatan seorang hamba kepada-Nya. Karena itu, pertolongan Allah menjadi dekat. Sebaliknya, tanpa kekuatan iman dan sungguh-sungguh berbuat amal kebajikan, pertolongan Allah itu tentu menjadi jauh. Wallahu Al- Musta’an.
Oleh: Imron Baehaqi