KEUTAMAAN orang kaya yang bersyukur, yaitu seseorang yang membelanjakan sesuatu yang lebih dari kebutuhannya dalam kebaikan. Adapun orang fakir yang bersabar adalah orang yang tidak mengeluhkan kefakirannya.
Sebagian besar ulama menyatakan bahwa orang kaya yang bersyukur lebih utama dari orang fakir yang bersabar, itulah pendapat yang dipilih oleh Al-‘Asqalaniy dan As-Suyuthi. Para ahli tasawuf berpendapat bahwa sesungguhnya orang fakir yang bersabar adalah lebih utama.
Perbedaan pendapat tentang keutamaan orang kaya yang bersyukur atas orang fakir yang bersabar adalah, bagi orang yang selalu memperbaiki keadaannya dengan kekayaan maupun kefakiran.
Yaitu, jika ia dalam keadaan kaya maka ia menunaikan seluruh tugas orang yang kaya, dengan membelanjakan harta, berbuat kebaikan, menyantuni, menunaikan hak harta, serta bersyukur kepada Allah Yang Maharaja dan Maha Pembalas.
Dan ketika dalam keadaan fakir maka ia menunaikan seluruh tugas orang fakir, seperti rida, sabar dan qana’ah.
Adapun seseorang yang baik keadaannya ketika kaya saja, yaitu menunaikan hak Allah Ta’ala dalam keadaan kaya dan tidak menunaikan hak-Nya dalam keadaan fakir maka kaya adalah lebih utama baginya menurut kesepakatan ulama.
Dan orang yang baik keadaannya ketika fakir saja, yaitu menunaikan hak Allah Ta’ala dalam keadaan fakir dan tidak menunaikan hak-Nya dalam keadaan kaya maka fakir adalah lebih utama baginya secara sepakat.