SALAH satu penyakit yang mungkin hinggap di dalam hati banyak orang, termasuk para cerdik cendikia, adalah iri hati dan dengki. Bagaimana mungkin orang berilmu bisa iri?
Para ulama hati berargumen bahwa itu sangat mungkin saat ilmu masuk ke dalam kepalanya tanpa disertai dengan pendidikan akhlak ke dalam hatinya. Orang berilmu seperti ini selalu saja berharap hanya dirinya yang maju dan tampil dan yang lain harus mundur atau taat di bawah ketiaknya.
Mungkinkah orang berilmu yang iri hati dan dengki ini menjadi pemimpin? Mungkin saja. Namun tak akan lama karena bau busuk iri hati dan dengkinya akan tercium dengan sendirinya oleh banyak hidung. Dia akhirnya aka terbunuh oleh karakter jelek yang tetap dipupuk dalam hatinya. Senyuman palsunya tak akan mampu menutup wajah hasad yang ada dalam dirinya itu.
Imam Abu al-Laits as-Samaraqandi berkata: “Sebelum hasadnya sampai pada yang dihasadi, lima hal akan sampai duluan kepada orang yang hasad itu: derita tak berujung, musibah tak berpahala, ketercelaan yang tak pernah dipuji, murka Tuhan, tertutupnya pintu tawfiq.”
Buanglah iri hati dan dengki. Ikutlah berbangga bahagia dengan nikmat yang Allah berikan kepada saudara-saudara kita yang lain. Bangkitlah bersama-sama agar maju bersama-sama. Berhentilah berkata: “Yang boleh tampil dan maju hanyalah saya, yang lain harus mundur.” Salam, AIM. [*]
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi