Puasa Asyura: Selisihi Yahudi Berpuasalah Dua Hari

PUASA Asyura merupakan puasa sunnah yang sangat ditekankan untuk diamalkan. Puasa ini memiliki keutamaan yang besar. Siapa saja yang berpuasa Asyura maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya setahun lalu. Imam Nawawi menjelaskan, yakni dosa-dosa kecilnya.

Nabi shalallahu alaihi wasallam adalah manusia paling bertakwa kepada Allah. Manusia yang paling paham syariat Allah. Dan beliau shalallahu alaihi wasallam adalah manusia yang paling bersemangat dalam menjalankan syariat Allah. Pun, beliau manusia yang sangat menyelisihi kaum yahudi dan nasrani.

Puasa Asyura sendiri dilakukan oleh kaum Yahudi untuk mengingatkan peristiwa yang dialami Nabi Musa alaihissalam. Mereka berpuasa Asyura pada 10 Muharram. Dan Nabi shalallahu alaihi wasallam beserta kaum muslimin adalah yang paling berhak untuk menghormati Nabi Musa alaihissalam.

Maka Puasa Ayura menjadi sunnah Nabi untuk diamalkan. Namun Nabi memerintahkan kita untuk menyelisihi kaum yahudi yang juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Maka Nabi menyelisihi mereka dengan berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram.

Lalu bagaimana bila pada tanggal 9 Muharram kita tidak berpuasa karena ketidaksengajaan kita? Maka tetaplah berpuasa pada tanggal 10 Muharram, kemudian selisihi Yahudi dengan cara berpuasa pada 11 Muharram-nya.

“Berpuasalah pada hari Asyura dan selisihilah orang Yahudi, puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya,”. (Riwayat Ibnu Jarir Ath Thabari).

Allahu A’lam

INILAH MOZAIK