Kali ini kita akan merenungkan sebuah ayat Al-Qur’an yang berbunyi :
وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٖ
“Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS.Al-Baqarah:212)
Bila kita berhenti sejenak pada ayat ini, akan kita temukan bahwa Allah swt memberikan dunia ini kepada siapapun yang Dia Kehendaki. Tanpa melihat apakah yang menerima itu berada dalam kebenaran atau kebatilan, tanpa memandang yang menerima itu adalah orang suka berbuat baik ataupun orang yang jahat. Dunia ini dibagikan kepada siapapun yang Allah Kehendaki tanpa memandang itu semua.
Bisa kita lihat bagaimana Allah meluaskan dunia kepada Qarun, sementara Allah swt menyempitkan dunia ini bagi Nabi Ayyub as. Maka tidak ada celah bagi siapapun untuk merasa benar karena ia kaya dan menuduh orang lain berada dalam kebatilan karena mereka miskin. Dan ayat ini juga menolak anggapan bahwa yang kaya sedang dimuliakan oleh Allah dan yang miskin sedang dihinakan oleh Allah.
Allah swt berfirman,
فَأَمَّا ٱلۡإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكۡرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَكۡرَمَنِ – وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيۡهِ رِزۡقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَهَٰنَنِ
Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.” (QS.Al-Fajr:15-16)
Tidak jarang orang-orang kafir mendapatkan harta dunia yang berlimpah karena Allah mengulurkan kenikmatan baginya hingga ia lupa untuk bertaubat. Dan tidak jarang pula kaum mukminin di uji oleh Allah dengan sedikitnya harta untuk menaikkan derajat mereka di sisi Allah swt.
Masalah rezeki tidak bergantung kepada bagaimana si penerimanya, semua itu dibagi dengan Pengetahuan Allah atas maslahat yang terbaik bagi hamba-Nya.
Karena itu kita tidak perlu khawatir tentang masalah rezeki karena itu semua telah ditentukan oleh Allah swt. Tugas kita hanya berusaha seperti yang Diinginkan oleh Allah swt.
Lalu bagaimana dengan amalan-amalan yang disebut-sebut dapat mendatangkan rezeki? Seperti sedekah misalnya.
Kita bekerja adalah wujud ikhtiyar kita untuk menyambut rezeki Allah swt.
Kita berdoa juga termasuk ikhtiyar..
Kita bersedekah juga termasuk ikhtiyar..
Usaha, doa dan amal baik adalah usaha yang bisa kita lakukan untuk menyambut rezeki Allah swt. Semua itu kita lakukan karena Allah memerintahkan hal itu dan menjanjikan pahala yang besar dibaliknya.
Semoga bermanfaat..