Dialog Imam Malik dan Imam Syafi’i tentang Makna Rezeki

Diriwayatkan, Imam Malik dan Imam Syafi’i memiliki pandangan yang berbeda terkait asal muasal dan makna rezeki. Keduanya meyakini bahwa rezeki setiap makhluk sudah dijamin oleh Allah SWT. Tidak ada satu makhluk pun di dunia yang tidak diatur rezekinya oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surat Hud ayat 6 yang berarti “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauḥ Maḥfuẓ).” 

Adapun Imam Malik berpendapat bahwa bagaimanapun usaha manusia, tetap yang menentukan besar kecil rezekinya adalah Allah SWT. Hakikat rezeki setiap makhluk turun sebab rahmat Allah SWT bukan atas dasar usaha makhluknya. Sehingga dengan hanya tawakal, seseorang pun akan dihampiri rezekinya dengan jalan yang sudah Allah SWT. tentukan. Pendapat Imam Malik ini juga berlandaskan hadis Rasulullah SAW. yang berbunyi

 لو توكلتم على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا رواه الترمذي وابن ماجه 

“Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, niscaya Allah akan memberi rezeki kalian sebagaimana burung diberi rezeki. Dia pergi pagi dalam keadaan perut lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah)

Menariknya, dengan berlandaskan hadis yang sama Imam Syafi’i justru memandang berbeda. Beliau meyakini sekalipun rezeki setiap makhluk ada di tangan Allah SWT, tetap rezeki tersebut harus dikejar. Sebagaimana burung yang bepergian ke tempat satu dan tempat lain, dan di tempat itulah ia menemukan makanan. Artinya, rezeki tidak lantas datang begitu saja dan harus dicari. Oleh karenanya, manusia pun perlu ada usaha untuk menjemput rezeki tersebut. 

Hingga dikisahkan suatu hari Imam Syafi’i bertemu dengan seorang kakek tua yang membawa sekantong kurma. Kakek tersebut terlihat kewalahan saat membawa sekantong kurma yang cukup berat tersebut. Lantas Imam Syafi’i membantu  membawa kurma kakek tersebut. Hingga tiba di rumahnya, kakek tersebut memberi seikat buah anggur kepada Imam Syafi’i sebagai imbalan atas bantuannya. 

Sebab kejadian tersebut, Imam Syafi’i sangatlah gembira. Beliau mendapat kebenaran dari apa yang diyakini. Yakni beliau menerima sebuah rezeki yang berupa  buah kurma sebab telah menolong seorang kakek tua. Artinya, rezeki seseorang pasti ada sebab usaha dibaliknya. Menyadari hal tersebut, Imam Syafi’ bergegas menemui sang guru, Imam Maliki untuk menyampaikan cerita tersebut dengan membawa seikat anggur yang beliau peroleh. 

Setibanya di rumah Imam Malik, Imam Syafi’i meletakkan buah anggur yang ia bawa di depan sang guru. Lantas beliau bercerita. Mendengar ceritanya, Imam Malik tersenyum sambil mengambil buah anggur yang dibawa Imam Syafi’i dan menikmatinya. Lalu Imam Malik berkata, “Kamu datang membawakan rezeki untukku tanpa aku bersusah payah.” 

Dalam kisah di atas, bisa kita lihat bagaimana dua sosok ulama yang alim dan cerdas memiliki dua pandangan yang berbeda sekalipun landasan yang digunakan adalah hadis yang sama. Bukan tentang mana yang benar dan salah. Akan tetapi kita dapati sebegitu luasnya pengetahuan mereka. Juga tentang bagaimana keduanya  menyikapi perbedaan pendapat satu sama lain. Saling menghargai dan menghormati, tanpa menjatuhkan satu sama lain. 

Semoga kecerdasan, kesantunan serta kebijaksanaan yang digambarkan dari dialog Imam Malik dan Imam Syafi’i tentang makna rezeki dapat kita warisi dan kita tiru. Sehingga wajah Islam yang tersebar di tengah era modern ini adalah Islam yang santun, ramah dan membawa perdamaian. 

BINCANG MUSLIMAH

Istigfar dan Tobat Kunci Pembuka Rezeki

Istigfar dan tobat adalah di antara amalan penting yang bisa menjadi kunci pembuka rezeki bagi hamba. Keterangan mengenai hal ini banyak ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadis. Tentu saja ini berlaku bagi mereka yang bersungguh-sungguh dan benar dalam mengamalkannya.

Hakikat istigfar dan tobat

Banyak orang menyangka bahwa istigfar dan tobat hanya sekadar di lisan saja. Ketika ada seseorang yang mengucapkan kalimat “astaghfirullah wa atuubu ilaihi“ hanya di lisan saja, maka tidak ada dampak kalimat tersebut di hati dan tidak pula ada dampak pada amal perbuatannya. Hal yang demikian ini adalah perbuatan orang yang dusta dan tidak jujur dalam istigfar dan tobatnya.

Para ulama telah menjelaskan hakikat istigfar dan tobat. Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Tobat secara syariat adalah meninggalkan maksiat karena jeleknya perbuatan tersebut, menyesal telah melakukannya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan berupaya memperbaiki amalan yang ditinggalkan jika memungkinkan. Jika terkumpul empat hal ini, maka syarat tobatnya telah sempura.“

An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Tobat wajib dilakukan untuk setiap dosa. Jika maksiat yang dilakukan adalah antara hamba dengan Allah dan tidak terkait dengan hak manusia yang lain, maka ada tiga syarat yang harus terpenuhi:

Pertama: Meninggalkan maksiat tersebut.

Kedua: Menyesal atas perbuatannya.

Ketiga: Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.

Jika tidak ada salah satu saja dari tiga syarat di atas, maka tobatnya tidak sah. Adapun jika maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka ada tambahan syarat keempat selain tiga syarat di atas. Yaitu, dia harus menunaikan hak saudaranya yang terzalimi tersebut. Jika berupa harta atau yang semisal, maka harus mengembalikannya. Jika  berupaya merendahkan orang lain, maka dengan menyebut kebaikannya dan meminta maaf kepadanya. Jika berupa perbuatan ghibah, maka harus meminta halal darinya.“

Sedangkan mengenai istigfar, Ar-Rhagib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Perbuatan istigfar dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman,

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً

Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.“ (QS. Nuh: 10)

Mereka tidak diperintahkan untuk meminta ampunan dengan lisan saja, namun dengan lisan dan sekaligus dengan perbuatan. Dikatakan bahwa istigfar yang dilakukan hanya dengan lisan tanpa amalan perbuatan adalah perbuatan dusta dan tidak jujur.

Dalil-dalil Al-Qur’an bahwa istigfar dan tobat adalah kunci-kunci rezeki

Terdapat banyak dalil dari Al-Qur’an maupun hadis yang menunjukkan bahwa istigfar dan tobat merupakan sebab-sebab turunnya rezeki. Di antara dalil Al-Qur’an adalah perkataan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada kaumnya,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً

Maka, aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu! Sesungguhnya Dia adalah Mahapengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.“ (QS. Nuh: 10-12)

Dalam ayat di atas, terdapat penjelasan terwujudnya hal-hal berikut dengan sebab istigfar:

Pertama: Ampunan Allah terhadap dosa-dosa.

Kedua: Turunnya hujan yang bergantian terus menerus.

Ketiga: Allah akan memperbanyak harta dan anak-anak.

Keempat: Allah akan menjadikan kebun-kebun.

Kelima: Allah akan menjadikan sungai-sungai yang mengalir.

Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Dalam ayat ini dan juga dalam ayat di surah Hud menunjukkan bahwa istigfar akan menyebakan turunnya rezeki dan hujan.“

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam kitab tafsirnya, “Jika kalian bertobat kepada Allah dan beristigfar kepada-Nya, niscaya Allah akan menganugerahkan banyak rezeki kepada kalian dan menurunkan hujan dari keberkahan langit dan menumbuhkan dari keberkahan bumi, menumbuhkan pertanian, menambah harta dan anak-anak, menjadikan kebun dengan aneka buahnya, dan mengalirkan sungai-sungai di antaranya.“

Al-Qurtubi rahimahullah menyebutkan bahwa ada yang mengadu kepada Imam Hasan Al-Bashri karena belum punya anak. Maka beliau berkata, “Istigfarlah kepada Allah!“ Ada pula yang mengadu kepada beliau perihal kemisiknan yang dialaminya. Maka beliau pun juga berkata, “Istigfarlah kepada Allah!“ Ada pula yang menghadap kepada beliau dan minta didoakan agar banyak anak. Maka, beliau pun berkata, “Istigfarlah kepada Allah!“Ada pula yang meminta kepada beliau agar kebunnya bisa menjadi subur. Maka beliau pun berkata, “Istigfarlah kepada Allah!

Mendengar hal ini Rabi’ bin Shabih berkata, “Telah datang kepadamu orang yang mengadu dengan berbagai permasalahan yang berbeda, engkau memerintahkan mereka semua untuk beristigfar.” Hasan Al-Bashri menjawab, “Ini bukan sekedar jawaban dariku. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman dalam surah Nuh,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً

Maka, aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu! Sesungguhnya Dia adalah Mahapengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun, dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.“ (QS. Nuh: 10-12)

Allahu akbar! Betapa agung dan betapa banyak  buah manis dari istigfar! Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang beristigfar dan menganugerahkan kepada kita buah manis darinya baik di dunia maupun di akhirat.

Dalil lain dari Al-Qur’an adalah tentang kisah ajakan Nabi Hud ‘alaihis salam kepada kaumnya untuk beristigfar yang disebutkan dalam firman Allah,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ

“Dan (dia berkata), “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai tafsir ayat ini, “Kemudian Allah memerintahkan Nabi Hud ‘alaihis salam kepada kaumnya untuk istighar yang dengannya bisa menghapus dosa-dosa terdahulu. Barangsiapa yang melakukannya, maka Allah akan mempermudah rezekinya dan mempermudah urusannya serta akan menjaganya.“

Dalam ayat yang lain Allah berfirman pula,

وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS. Hud: 3)

Dalam ayat yang mulia ini, terdapat janji dari Allah berupa kenikmatan yang baik bagi orang yang beristigfar dan bertaubat. Yang dimaksud dengan firman Allah (يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً) adalah Allah akan memberikan keutamaan kepada kalian berupa rezeki dan kelapangan sebagaimana ini merupakan penjelasan ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyalllahu ‘anhu.

Dalil dari hadis mengenai keutamaan istigfar

Adapun dalil dari hadis yang menunjukkan bahwa istigfar dan tobat merupakan kunci rezeki adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”

“Barangsiapa memperbanyak istigfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, sahih)

Dalam hadis yang mulia ini, Nabi mengabarkan ada tiga buah manis bagi orang yang banyak beristigfar. Salah satunya adalah rezeki dari Allah Ar-Razzaq yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka, orang yang mengharapkan rezeki, hendaknya dia memperbanyak istigfar dengan perkataan dan perbuatannya. Namun, sayangnya kebanyakan istigfar hanyalah di lisan tanpa diiringi dengan amalan. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang dimudahkan untuk senantiasa memperbanyak tobat dan istigfar.

***

Penulis: Adika Mianoki

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/77867-istighfar-dan-taubat-kunci-pembuka-rezeki.html

Bantuan Allah itu Datang Tengah Malam Persis Sesuai yang Dibutuhkan

ASRAMA santri yang biasanya gaduh kini sudah tak bersuara lagi. Ratusan santri yang mondok di situ mungkin sejak tadi terlelap. Maklum, malam sudah cukup larut. Jarum jam telah menunjukkan pukul 22.30 WITA.

Para guru dan pengasuh juga demikian. Mereka sejak tadi pagi sudah beraktifitas. Mendampingi ratusan santri, mulai dari asrama dan masjid, hingga mengajari mereka di sekolah.

Di waktu yang sama, saat kebanyakan orang sudah menikmati istirahat, tampak seseorang masih duduk di sudut ruangan sebuah kantor yayasan. Ialah Ustadz Adri Al-Amin. Adri terlihat menerawang. Sejak beberapa waktu lalu, ia mendapat laporan bahwa kas pesantren sedang menipis, tidak cukup untuk menggaji guru-guru pesantren.

Adri sadar, beberapa pembangunan gedung belakangan cukup menyedot biaya yang tidak sedikit. Namun, ia juga tahu bahwa hak guru-guru mendapatkan gaji tidak boleh ditunda untuk ditunaikan. Mereka telah bekerja siang malam, tentu punya hak atas mujahadah tersebut.

Masih di ruang yang sama, keyakinan Adri tak pernah berubah. Bahwa selama Muslim itu gemar berinfak/sedekah, niscaya Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Rezeki akan membantu hamba-hamba-Nya.

Alhamdulillah. Rezeki tak dapat ditolak, tiba-tiba, tepat pukul 23.00 seseorang datang bertamu ke pesantren. Tamu yang berpakaian militer itu kepada pengurus pesantren mengaku gelisah sampai tidak bisa tidur di rumah. Entah kenapa. Seolah ada yang menyuruhnya datang ke pesantren. Tujuannya pun tak disangka-sangka. Personel TNI itu mau bersedekah. Malam itu, amplop berisikan uang ia serahkan kepada pengurus pesantren.

Adri seakan tak percaya. Ia bertakbir sekaligus bersyukur kepada Allah. Apalagi setelah amplop itu dibuka, ternyata jumlah isinya sesuai dengan kekurangan biaya yang dibutuhkan pesantren. “Alhamdulillah, pas Rp 30 juta, persis sesuai yang dibutuhkan,” ucap Adri menceritakan.

Kisah itu terjadi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Adri menceritakannya saat bersilaturahim dengan jamaah Masjid Ar-Riyadh di Pondok Pesantren Hidayatullah Ummulqura, Gunung Tembak, Kota Balikpapan, Rabu (22/12/2021) bakda shalat subuh.

Masjid Ar-Riyadh saat ini sedang dalam pembangunan, jamaah Hidayatullah se-Indonesia berbondong-bondong menyelesaikannya. Ustadz Adri lewat yayasan dan pesantren yang dipimpinnya selama ini turut serta menyalurkan infaq untuk Masjid Ar-Riyadh. Padahal, Yayasan Al-Ihsan juga masih membutuhkan banyak dana untuk pembangunan internal. Namun infaq untuk dakwah Islam di tempat lain seperti Masjid Ar-Riyadh justru tetap menjadi perhatian.

Adri pun meyakini, lewat infaq yang dikeluarkan itulah, Allah banyak memberikan bantuan kepada pesantren yang dipimpinnya.

Mengambil ibrah dari kisah itu, Adri berpesan kepada umat Islam untuk menjaga dan meningkatkan kebiasaan berinfaq dan membantu orang lain.

“Jika memberi, jangan ambil ukuran minimal, apalagi setengah-setengah atau ragu. (Tapi ambil ukuran maksimal) karena Allah pasti akan membalas dengan maksimal,” ujar Ketua Yayasan Al-Ihsan, Pondok Pesantren Hidayatullah Berau ini.

Menurut dai pegiat olahraga tersebut yang memang dikenal ringan tangan itu, semua infak dan sedekah bisa dianggap sebagai tabungan di langit. “Kapan itu dibutuhkan, Allah pasti turunkan bantuan-Nya dari langit,” lanjut Adri. Ia sudah berkali-kali merasakan bukti nyatanya.

Adri berharap, umat Islam harus yakin, bahwa Allah tidak pernah jauh, Dia Maha Dekat, Maha Kaya, Maha Pemberi Rezeki, Dia tidak pernah mengantuk apalagi tidur. “Jadi selama itu untuk kebutuhan dakwah, menolong orang lain, apalagi sejalan dengan program organisasi (dakwah), mari kontribusi dan ambil bagian dengan maksimal,” pungkasnya.* (Masykur/MCU)

HIDAYATULLAH

Carilah Rezeki dan Jangan Tamak

Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki.

Allah SWT Maha Penyayang terhadap semua hamba-Nya. Maha Suci Allah yang memberikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki.

“Dialah yang memberi rezeki cacing di dalam tanah, ikan di dalam air, burung di udara, semut dalam lubang yang gelap, dan ular di antara bebatuan besar dan liang persembunyian,” tulis Dr Aidh bin Abdullah Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan Jangan Bersedih.

Ibnu Jauziy telah menceritakan suatu kisah yang mengandung kaidah lembut, yaitu seekor ular buta yang tinggal di puncak pohon kurma dan seekor burung pipit yang biasa datang kepadanya dengan membawa secuil daging untuk meletakkan di mulut ular itu. Apabila telah berada di dekatnya, burung pipit mengepak-ngepakkan sayapnya seraya mengeluarkan suara kicauan.

“Maka ular pun mengangakan mulutnya dan burung pipit meletakkan daging itu ke mulutnya,” katanya.

Maha Suci Allah yang telah menundukkan burung pipit untuk memberi makan ular tersebut. Dalam surah Al-An’am ayat 38 Allah SWT berfirman.

“Dan tiadalah burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan mereka sebagai makhluk seperti halnya kalian.”

Dahulu Maryam putra Imran rizkinya datang kepadanya di mihrabnya setiap pagi dan petangnya. Ketika ditanya kepadanya:  Hi Maryam, dari manakah kamu dapat makanan ini?”

Mariyam menjawab.” Dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakinya tanpa batas”

“Jangan bersedih karena rezeki sudah ada yang menjamin sebagaimana disebutkan dalam firman Allah kepada orang-orang miskin.

“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena kamu miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu.”( Al An’am ayat 151).

Hendaknya manusia mengetahui bahwa yang memberi rezeki orang tua dan anaknya adalah Allah yang tiada beranak dan tidak pula diperanakan.

Kepada orang kaya juga Allah SWT memberi peringatan.

“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut hatuh miskin. Kamilah yang memberi mereka rezeki dan juga kamu( QS 17 ayat 31).

“Sesungguhnya Allah yang memiliki perbendaharaan yang besar telah menjamin rezeki semuanya, maka mengapa harus resah padahal yang menjamin hal tersebut adalah Allah,” katanya.

“Mintalah rezeki kepada Allah beribadahlah kamu kepadanya dan bersyukurlah kamu kepadanya.” (QS 29 ayat 17).

“Dialah yang memberi makanan dan minuman kepadaku.” (QS 26 ayat 27).

KHAZANAH REPUBLIKA

6 Cara Meningkatkan Rezeki dalam Islam

Semua orang tentu mau rezekinya berlimpah. Rezeki ini umumnya diartikan banyak orang sebagai uang. Namun sejatinya rezeki bukan semata-mata uang. Anak Anda adalah rezeki, kesehatan Anda itu rezeki.

Persahabatan yang baik pun rezeki, dan masih banyak lagi macam rezeki. Meski begitu, banyak orang tidak menyadarinya, sehingga mereka berusaha memperoleh rezeki berupa penghasilan yang berlimpah dan berkah.

Allah SWT berfirman, “Maka aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS Nuh ayat 10-12)

Dalam Islam terdapat cara yang dapat membantu seorang Muslim agar diberi rezeki yang berlimpah dan berkah oleh Allah SWT.

Pertama, mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi perbuatan maksiat dan haram serta berbagai hal yang membuat Allah SWT murka.

Kedua, bertawakal atau berserah diri kepada Allah SWT dalam segala urusan, baik hal kecil maupun besar, sambil tetap berikhtiar dengan rajin dan tekun.

Ketiga, memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Minta ampunan kepada Allah SWT dengan tulus dan bersungguh-sungguh, serta memantapkan diri untuk tidak mengulanginya.

Keempat, jaga silaturahmi, baik dengan keluarga, kerabat maupun sahabat. Tanyakan bagaimana keadaan mereka, karena ini adalah pintu rezeki dan keberkahan.

Kelima, membiasakan lisan mengucapkan ungkapan-ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang tiada habisnya.

Keenam, yaitu bersedekah, karena sedekah sejatinya membawa segala kebaikan. Maka perbanyak sedekah sehingga akan mendapat apa yang kita harapkan. Bersedekahlah meski sedikit.

IHRAM

Carilah Rezeki yang Halal

Mencari rezeki yang halal hukumnya wajib.

Bekerja mencari rezeki yang halal dan baik itu wajib bagi setiap Muslim. Sebab rezeki yang halal dapat mengantarkan orang itu semakin dekat kepada Allah.  Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :طَلَبُ الْحَلَا لِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.

Rasulullah ﷺ bersabda: mencari rezeki yang halal hukumnya wajib atas setiap orang Muslim (HR Thabrani)

Dalam riwayat lainnya dijelaskan bahwa rezeki yang halal itu dapat menjadikan seseorang mustajab doanya. Mengapa? karena tubuhnya itu bersih atau tidak tercampur dengan barang-barang syubhat, barang haram. Karena sejatinya segala sesuatu yang diperoleh dengan cara haram itu akan menghalangi diri dari cahaya Allah. Akan sulit baginya untuk mau rukuk dan sujud. Sehingga orang tersebut akan semakin jauh meninggalkan Allah, terjerembab dalam keburukan. 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : تُلِيَتْ هَذِهِ الْاَيَةُ عِنْدَرَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (يَااَيُّهَاالنَّاسُ كُلُوْامِمَّافِى الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا) فَقَامَ سَعْدُابْنُ أَبِى وَقَّاصٍ فَقَالَ:  يَارَسُوْلَ اللَّهِ ,اُدْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِى مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَاسَعْدُ, أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ. وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفَ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِى جَوْفِهِ مَايُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًاوَاَيُّمَا عَبْدٍ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُأَوْلَى بِهِ.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ia berkata: dibacakan ayat ini disamping Rasulullah ﷺ: 

يَااَيُّهَاالنَّاسُ كُلُوْامِمَّافِى الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

Wahai sekalian umat manusia makan olehmu sebagian rezeki yang ada dimuka bumi yang halal dan baik.

Lalu berdiri Saad bin Abi Waqas, ia berkata: Ya Rasulullah doakan kepada Allah supaya Allah menjadikan saya orang yang mustajab doanya. Nabi menjawab: Wahai Saad, upayakanlah yang halal makananmu, maka engkau akan menjadi orang yang diijabah doanya. Dan demi Allah yang mana diri nabi Muhammad ada pada kekuasaan Nya, sungguh ada seorang hamba yang memasukan sesuap nasi yang haram dalam perutnya, dia tidak diterima amal ibadah selama empat puluh hari. Dan hamba yang tumbuh dagingnya dari barang haram maka neraka lebih layak bagi orang itu. (HR. Thabrani) 

KHAZANAH REPUBLIKA

Amalan Agar Dimudahkan Rezeki dari Imam Nawawi Al Banteni

Setiap  manusia ingin kebutuhan finansial tercukupi. Setiap manusia juga mengiginkan diberikan kemapaman dalam ekonomi.  Untuk itu, segala usaha dilakukan agar mapan secara ekonomi dan mencukupi kebutuhan finansial. Bahkan ada yang rela kerja paruh waktu dan lembur hanya ingin mendapatkan gaji yang lebih.

Di samping itu, ada juga cara yang tak jamak dilakukan manusia untuk cepat kaya. Ada yang memakai jasa jin misalnya. Ada juga pergi kedukun, meminta harta lebih. Tak hanya itu, ada juga melakukan pesugihan di pohon kramat, hutan lebat, makam tua, dan gubugk tua. Semua ini agar memperoleh kekayaan dengan instan.

Pada sisi lain, ada juga yang mengambil jalan nekat. Misalnya menjadi penipu. Tak sedikit orang yang tega menipu saudaranya, hanya untuk memperoleh kekayaan. Pun ada yang tega hati, merampok harta orang lain demi kekayaan.

Semua orang ingin kaya pada hakikatnya, namun ada saja yang menghalangi. Terlebih dalam masa pandemi ini, banyak orang yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun sekadar untuk makan dan membayar sewa bulanan kontrakan. Pasalnya, kelesuan aktivitas ekonomi di beberapa sektor.

Agar tidak seperti itu—birahi ingin kaya, justru mengambil jalan yang salah—, ada beberapa amalan yang bisa rutin diamalkan orang yang ingin mudah rezeki. Pasalnya, ketika mencari rezeki, selain ikhtiyar lahiriah, sebaiknya juga dibarengi dengan ikhtiyar batin. Amalan bathin ini untuk mengetuk pintu langit, agar diberi rezeki dari Sang Yang Maha Kaya.

Adapun doa agar dimudahkan rezeki itu terdapat dalam kitab, Maraqil Ubudiyah  karya Syekh Muhammad Nawawi al-Jawiy Al Banteni.  Imam Nawawi Banten mengatakan melazimi membaca surah Asy Syams, al Lail, Al-Falaq, dan An Nas akan memudahkan rezeki. Lebih dari itu, rezekinya mengalir deras seperti air hujan yang jatuh dari langit. Simak penjelasan dalam Maraqil Ubudiyah  berikut ini;

والشمس وضحاها والليل إذا يغشى والمعوذتين} كما قاله القسطلانى فمن قرأ سورة والشمس رزقه الله الفهم  الذكى الفطنة فى جميع الأشياء ومن تلا سورة واليل حفظ من هتك الستر ومن تلا سورة الفلق وقى السوء ومن تلا سورة الناس عصم من البلايز واعيذ من الشيطان ومن دوام على قراءتها كان رزقه كالمطر

Artinya; (Surah Asy Syam, al Lail, dan Muawwizatain—an nas dan Al falaq), sebagaimana  dikatakan oleh Syekh Al Qasthalani,”barang siapa saja yang membaca surah as-syams, maka akan dianugerahkan Allah padanya kemudahan dalam kepandaian dan ketajaman berpikir pada sekalian perkara apapun.

Dan barang siapa saja yang membaca surah Al-lail maka ia akan dipelihara oleh Allah swt daripada terbuka segala aibnya. Barang siapa saja yang membaca surah al falaq, maka akan terpelihara dari keburukan,  dan barang siapa membaca an Nas, maka Allah akan melindunginya dari segala musibah dan syaitan.

Kemudian  barang siapa, senantiasa  melazimi membaca empat  surah (asy Syamsi , al lail, an nas dan al falaq) tersebut setiap hari, maka ia akan di berikan kemudahan rezeki oleh Allah. Rezeki tersebut seperti hujan turun dari langit.

Demikian amalan agar dimudahkan rezeki dari Imam Nawawi Al Banteni. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Rezeki Seret, Perbanyak Baca Surat Al Fatihah

Pandemi Covid-19 telah berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat. Di masa-masa ini, sebagian masyarakat mungkin masih merasa sulit untuk mendapatkan rezeki, meskipun telah telah berusaha secara maksimal.

Karena itu, umat Islam disarankan untuk mengamalkan surat Alquran, salah satunya adalah dengan membaca surat al-Fatihah. Dengan mengamalkan surat yang disebut ummul kitab ini, rezeki umat Islam akan diberi kelancaran.

“Jika rezeki Anda terasa seret, tidak berkah dan kehidupan Anda terasa sulit dan sumpek, silahkan mengamalkan surat al-Fatihah secara istikamah,” kata Muhammad Zaairul Haq dalam buku Rahasia Keutamaan Surat Alquran terbitan Rene Islam, 2021.

Menurut Zaairul Haq, salah satu keutamaan surat al-Fatihah adalah untuk memperlancar rezeki, mendapatkan berkah, dan lain sebagainya. Adapun caranya yaitu dengan membaca surat al-Fatihah sebanyak 20 kali setiap kali selesai melaksanakan sholat fardhu.

Dalam kitab Khazinatul Asrar juga disebutkan amat banyak keutamaan surat al-Fatihah ini. Menurut Zaairul Haq, lebih dari 20 keutamaan akan didapatkan para hamba Allah yang bersedia mengamalkan dengan tata cara pengamalan tersebut.

“Di antara keutamaan itu adalah akan diluaskan rezekinya, akan mendapatkan kemudahan dalam hidup, akan diijabah doa dan hajatnya, dan lain sebagainya,” jelas Zaairul Haq.

Cara lain mengamalkan surat al-Fatihah untuk meluaska rezeki dan mempermudah setiap urusan adalah dengan bangun pada waktu sahur. Setelah itu, kemudian mengambil wudhu dan diteruskan dengan membaca surat al-Fatihah sebanyak 41 kali.

“Akan lebih baik apabila dilanjutkan dengan sholat tahajut dan sholat hajat,” katanya.

KHAZANAH REPUBLIKA

4 Amalan yang Bisa Melapangkan Rezeki hingga tak Terhingga

Terdapat sejumlah amalan sederhana yang bisa lapangkan rezeki

Rezeki berlimpah yang berupa kekayaan hingga kesehatan adalah dambaan bagi banyak orang. 

Setiap berdoa, baik setelah sholat atau di waktu yang lain, permohonan ini jadi salah satu yang sering diminta seorang Muslim.

Lembaga fatwa Mesir, Dar Al Ifta bahkan menjelaskan beberapa cara agar rezeki seseorang bisa bertambah. Setidaknya ada empat tips amalan yang disebut dapat membuka pintu rezeki lebih banyak lagi:

Pertama, bertakwa kepada Allah SWT

Cara pertama yang dijelaskan Dar Al Ifta, bukan dengan amalan yang dikerjakan dengan peluh seperti membaca tasbih ratusan kali. Saran pertama lembaga tersebut adalah dengan menanamkan ketakwaan dalam diri. 

Ketakwaan, seperti yang disebutkan dalam Alquran akan memberikan kemudahan bagi setiap kesulitan yang dihadapi. Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (QS At Talaq 2).

Kedua, silaturahim

Amalan lain yang disebutkan Dar Al Ifta adalah dengan menjalin tali silaturahim. Silaturahim dikatakan bisa membuka pintu rezeki seseorang dan membuat mudah segara urusan. Rasulullah SAW Bersabda: 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ  “Barang siapa yang ingin diperbanyak rezekinya dan dipermudah segala urusannya, maka jalinlah tali silaturahim,” (HR. Bukhari).

Ketiga, memperbanyak istighfar

Amalan lain yang mudah dilakukan tapi manfaatnya besar adalah dengan memperbanyak meminta ampun kepada Allah SWT atau beristighfar. Alquran sendiri telah menjelaskan khasiat dari memperbanyak istigfar. Allah SWT berfirman :

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Artinya : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Mahapengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh 10–12) 

Keempat, memperbanyak doa

Memohon kepada Allah SWT atas hajat kita terkait rezeki yang banyak tentunya adalah keharusan. Hal ini karena Allah SWT yang Maha Kaya dan Maha Pengasih dan satu-satunya tempat seorang hamba bisa menggantungkan harapan.  

Kendati demikian, ada satu doa yang dianjurkan dibaca saat menginginkan rezeki berupa harta yang banyak:

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ مُكَاتَبًا جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّي قَدْ عَجَزْتُ عَنْ كِتَابَتِي فَأَعِنِّي قَالَ أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلِ صِيرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْكَ قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Artinya: “Dari Ali RA bahwa seorang budak mukatab (yang mengadakan perjanjian pembebasan dengan tuannya) datang kepadanya dan berkata; aku tidak mampu membayar pembebasanku, maka tolonglah aku! Ali berkata, “Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepadaku, yang seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkannya untukmu? Ali berkata, “Ucapkanlah:

Allaahummakfinii bihalaalika ‘an haraamik, wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaak (Ya Allah, cukupkanlah aku dengan kehalalanMu sehingga tidak memerlukan keharaman-Mu, dan jadikanlah aku kaya sehingga tidak butuh kepada selain-Mu).” (HR Tirmidzi) 

Anggota Fatwa Dar Al Ifta Mesir, Syekh Muhammad Wissam juga menganjurkan untuk membiasakan membaca:

سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم

Latin: Subhanallahu wa bihamdihi, subhanallahil Adzim

أستغفر الله العظيم

Latin: Astagfirullahal Adzim

Menurutnya, dua kalimat itu dibaca sebanyak 100 kali antara adzan subuh dan iqamah. Amalan ini akan membantu membuka pintu rezeki seseorang. Alkhaledi kurnialam

Sumber:elbalad  

KHAZANAH REPUBLIKA