VIRUS Corona (Covid-19) hari ini telah menjadi suatu momok yang sangat menakutkan. Sehingga segala langkah dan upaya untuk menghindarinya akan ditempuh oleh pemerintah sampai masyarakat pada umumnya. Di antara langkah tersebut ada yang bersifat spritual dan ada juga yang bersifat medical.
Adapun di antara langkah spritual yang tengah dilakukan oleh masyarakat, seperti melazimkan wudhu’ serta cuci tangan sebelum bersuci, berkumur-kumur (mudhmadhoh), dan menghirup air dengan hidung (istinsyaq) kemudian mengeluarkannya (istintsar), dan berdiam di dalam rumah serta bersabar.
Kemudian, di antara langkah medical yang dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh agar dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, dokter menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak. Bila perlu, bisa juga menambah konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter. Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Demam Corona atau penyakit lainnya, memang sangat menakutkan dan tidak disukai oleh manusia. Namun, bisa saja sakit itu jauh lebih baik untuknya dibandingkan dengan sehat, karena orang yang berprasangka baik dan sabar atas penyakit mendapatkan kabar gembira dari Allah SWT di dalam Surat Az-Zumar ayat 10:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan.”
Di dalam hadits juga dijelaskan kabar gembira untuk mereka yang sakit:
Artinya: “Tidaklah seorang muslim terkena suatu penyakit dan lainnya kecuali Allah menggugurkan kejelekan-kejelekannya sebagaimana sebuah pohon menggugurkan daunnya, karena sakitnya tersebut.”
Imam Nawawi menjelaskan bahwa di dalam hadits di atas merupakan sebuah pelajaran, bahwa dosa-dosa akan dilebur dengan berbagai penyakit di dunia, meskipun hanya sedikit kesusahannya.
Jadi, kesabaran merupakan hal yang sangat istimewa bagi orang yang sakit, apalagi telah positif Corona, di samping berprasangka baik kepada Allah SWT bahwa Allah akan menyembuhkan, tentu juga dianjurkan berusaha, berobat, sebagai tanda kita ini adalah hamba yang lemah, tak memiliki daya upaya di hadapan kekuasaan Allah SWT.
Adapun bagi keluarganya yang sehat dan tidak positif Corona. Tentu saja mereka merasakan sesuatu hal yang sedikit menjanggal dari kebiasaannya, karena tidak bisa menjenguk serta memberikan semangat kepada ayah atau ibu, saudara, teman, suami atau istri.
Di dalam naskah kitab Dala’il al-Baro’iz fi Jawab Masa’il al-Jana’iz min ‘Asyroh al-Kana’iz dijelaskan bahwa sunnah menjenguk saudara, teman, dan tetangga yang sedang sakit. Kemudian ketika mengunjunginya pun, dianjurkan untuk mengajak orang sakit tersebut untuk segera bertaubat atas dosa-dosa yang ia lakukakan, karena bertaubat itu mempermudah kesembuhan dari penyakit, kemudian memintanya untuk meninggalkan wasiat taqwa, karena berwasiat itu memanjangkan umur.
Adapun hal-hal yang disunnahkan ketika seseorang itu dalam keadaan Naza’, sebagai berikut.
Pertama, menghadapkan orang yang sakit ke kiblat dengan dibaringkan di atas sisinya sebelah kanan. Jika ia tidak sanggup, maka dibaringkan di atas sisinya sebelah kiri, kemudian jika tidak sanggup juga. Maka cukup dibaringkan atas kepalanya sementara wajah dan bagian bawah telapak kakinya menghadap kiblat.
Kedua, mentalqinkannya dengan suara yang lembut, dan terlebih baik yang mentalqinkannya buka ahli waris.
Ketiga, dianjurkan membaca surat yasin dan al-Ra’d.
Keempat, memintanya untuk meninggalkan wasiat, serta berprasangka baik kepada Allah SWT.
Sementara bagi yang memiliki keluarga positif Corona, tentu tidak bisa melakukan hal tersebut. Demi menghindari kemudharatan yang lebih besar, maka dianjurkan untuk tidak mengunjungi pasien atau keluarga yang positif Corona.
Lalu apakah ada hal-hal yang positif untuk dilakukan oleh keluarga pasien. Dalam hal ini, tentu ada beberapa hal yang baik untuk dilakukan oleh keluarga pasien di rumah, di antaranya :
Pertama, membaca al-Qur’an terutama surat yasin dan al-Ra’d di rumah.
Di dalam kitab al-Bughya al-Mustarsyidin yang ditulis oleh al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur (1250-1320 H), bahwa membacakan Surat Yasin untuk yang sedang Naza’ akan menjadikan ia tetap dalam keimanan, dan membacakan Surat al-Ra’d akan memudahkan keluarnya ruh, sebagaimana yang diketahui secara umum bahwa kematian itu sangat menyakitkan.
Kedua, bersedekah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
Artinya: “Obati orang-orang sakit diantara kalian dengan sedekah”. (Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhiib no 744).
Hadits ini menunjukan akan bolehnya seseorang bersedekah dengan niat agar orang yang sakit dari keluarganya disembuhkan oleh Allah dengan sebab sedekah tersebut.
Ketiga, berdoa. Adapun doa-doa yang ma’tsur khusus untuk orang yang sedang sakit, diantaranya:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”. (Shahih : diriwayatkan oleh al-Bukhari No: 5745 dan Muslim No: 2194)
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan binatang yang beracun dan dari setiap mata yang menyakitkan”. (Shahih : diriwayatkan oleh al-Bukhari No: 3191).
أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari keburukan yang aku temui dan aku khawatirkan menimpaku”.(Shahih : diriwayatkan oleh Muslim No: 1628)
أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Penguasa Arsy yang agung untuk menyembuhkanmu”. (Shahih : diriwayatkan oleh Abu Daud No:3106).
لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Tidak masalah, ia (penyakit ini) menjadi pembersih (dosa) insya Allah”. (Shahih : diriwayatkan oleh al-Bukhari No: 5662).
Adapun hal yang penting dilakukan tatkala berdoa’ kepada Allah SWT adalah menampakkan rasa iftiqar (tidak memiliki apa-apa), dan rasa inkisar (tidak berdaya), serta merasa hina di hadapan Allah SWT saat berdoa. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.