Allah swt Berfirman :
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Ali ‘Imran:133)
أُوْلَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَهُمۡ لَهَا سَٰبِقُونَ
“Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.” (QS.Al-Mu’minun:61)
إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ
“Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS.Al-Anbiya’:90)
Setiap kali mendengar ayat-ayat ini, tentu kita akan memandangi diri kita dengan penuh penyesalan dan rasa sedih. Berbagai pertanyaan akan muncul di benak kita yang sedang berkaca.
“Apakah kita termasuk bersama mereka yang berlomba menjalankan seruan Allah dan meninggalkan larangan-Nya? Atau posisi kita bersama orang-orang yang bermalas-malasan, sibuk dengan urusan dunianya dan tidak memandang serius urusan akhiratnya?”
“Apakah kita memandang sholat di awal waktu sebagai sesuatu yang penting sehingga kita selalu berusaha menunaikan sholat di awal waktunya? Ataukah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebut Al-Qur’an sebagai kaum munafik karena meremehkan sholatnya?”
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS.An-Nisa’:142)
“Apakah kita termasuk orang-orang yang berlomba untuk berbakti kepada orang tua dengan penuh tawadhu’ dan merendahkan diri ? Ataukah kita tergolong dari mereka yang selalu membuat murka dan menyengsarakan hati orang tua ?”
“Mari kita berkaca ! Apakah kita termasuk orang-orang yang berlomba untuk membantu orang yang membutuhkan demi menunaikan hak mereka dan demi meraih Kerelaan Allah? Atau kita termasuk orang yang tak peduli dan lebih memilih menumpuk harta?”
Ayat-ayat di atas bukan hanya mengajak kita untuk berbuat kebaikan, namun ayat-ayat itu mendorong kita untuk bergegas melakukan kebaikan. Bukankah dalam ayat lain Allah swt Berfirman :
فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ
“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (QS.Al-Ma’idah:48)
Mari kita berlomba untuk melakukan kebaikan. Selagi kita masih memiliki kesempatan. Selagi pintu-pintu kebaikan itu masih terbuka dan waktu masih tersisa.
Semoga bermanfaat…