SALAH satu jemaah pengajian bertanya kepada Ustaz Ammi Nur Baits terkait Surat Maryam 71-72 yang disebutkan bahwa semua akan mendatangi Neraka. Apakah kita akan masuk kedalamnya? Atau menghampirinya lalu setelah itu apa? Apakah hanya melewati jurang Asshirat?
Atas pertanyaan itu, Ustaz Ammi menjelaskan sebagai berikut: Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa badu.
Kita simak firman Allah, “Tidak ada seorangpun dari kamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS. Maryam: 71 72)
Selanjutnya kita akan lihat, bagaimana respons para ulama ketika membaca ayat ini. Pertama, riwayat dari Qais bin Abu Hazim bahwa Abdullah bin Rawahah pernah sakit dan kepalanya diletakkan di pangkuan istrinya. Lalu beliau menangis dan istrinya pun ikut menangis.
“Mengapa kamu nangis” tanya Abdullah.
“Aku lihat kamu nangis, jadi aku ikutan nangis.” Jawab istrinya.
Lalu Abdullah mengatakan, “Aku teringat firman Allah Taala, Tidak ada seorangpun dari kamu, melainkan mendatangi neraka itu. Dan aku tidak tahu, apakah aku bisa selamat ataukah tidak?.” (Tafsir Abdurrazaq, 2/11)
Kedua, riwayat dari Abu Ishaq, bahwa Abu Maisarah jika hendak tidur, beliau mengatakan, “Andai aku tidak dilahirkan ibuku.” Lalu beliau menangis. “Apa yang membuat anda menangis, hai Abu Maisarah?” tanya kawannya.
Kata Abu Maisarah, Aku mendapat kabar di Alquran bahwa aku akan mampir ke Neraka. Sementara aku tidak mendapat kabar dari Alquran bahwa aku akan selamat darinya.” (Tafsir at-Thabari, 16/82)
Ketiga, Hasan al-Bashri menceritakan, ada dua orang bersaudara yang ngobrol.
Si A: “Bukankah ada ayat yang mengabarkan bahwa kita akan mampir ke Neraka?”
Si B: “Benar.”
Si A: “Lalu apakah ada ayat yang mengabarkan bahwa kamu akan dikeluarkan dari Neraka?”
Si B: “Tidak ada.”
Si A: “Lalu mengapa kita banyak ketawa.”
Setelah itu, tidak pernah terlihat keduanya tertawa sampai bertemu Allah (wafat). (Tafsir Ibnu Katsir, 5/252).
Keempat, riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma. Ketika beliau membaca ayat di atas, beliau mengatakan, Demi Allah, sungguh doa orang di masa silam: “Ya Allah, keluarkanlah aku dari Neraka dengan selamat, dan masukkanlah aku ke dalam Surga dengan sukses.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/253)
Dari keteragan di atas, para ulama memahami bahwa sasaran dari ayat ini adalah semua manusia. Hingga orang-orang soleh di masa silam, mereka khawatir, termasuk di dalamnya.
Imam as-Sadi mengatakan, ayat itu diarahkan kepada seluruh makhluk. Yang baik maupun yang jahat. Mukmin maupun kafir, bahwa mereka semua pasti akan menghampiri Neraka. Sebagai bentuk ketetapan dari Allah dan ancaman bagi para hamba-Nya. Dan itu pasti terjadi, tidak bisa dielakkan.
Selanjutnya, beliau menyebutkan beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang makna menghampiri neraka itu,
Pertama, yang dimaksud menghampiri neraka adalah memasukinya. Namun bagi orang mukmin, itu menjadi dingin dan mereka selamat. Kedua, bahwa semua makhluk akan mendatanginya, sehingga mereka semua mengalami ketakutan, kemudian setelah itu, Allah selamatkan orang yang bertakwa.
Ketiga, maknanya adalah melewati jembatan, yang berada di punggung jahannam. Manusia melewatinya sesuai bekal amal yang mereka miliki. Ada yang seperti kilat, ada yang seperti angin berhembus, atau ada yang seperti kuda cepat, ada juga seperti onta cepat. Ada yang berlari, ada yang berjalan, ada yang tersandung-sandung, dan ada yang tersambar hingga masuk neraka. Semua sesuai kadar takwanya.
Karena itulah, Allah berfirman di lanjutan ayat, “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam Neraka dalam keadaan berlutut.” (QS. Maryam: 71 72). Karena yang kekal di neraka, hanyalah orang kafir. (Tafsir as-Sadi, hlm. 498).
Dan keterangan ini, sesuai tafsir Ibnu Abbas, sebagaimana yang diriwayatkan at-Thayalisy, dari Syubah, dari Abdullah bin Saib, dari orang yang pernah mendengar Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau mengatakan, “Tidak ada seorangpun dari kamu, melainkan mendatangi neraka itu.” Maksudnya adalah orang kafir. (Ibnu Katsir, 5/283). Allahu alam. [konsultasisyariah]