Amalan sunah sering ditinggalkan karena kurangnya pengetahuan
Suatu ketika, Rasulullah SAW menawarkan kepada Rabi’ah bin Malik Al-Aslami, ”Mohonlah sesuatu!” Rabi’ah menjawab, ”Aku memohon agar dekat Anda di surga.” Lalu, beliau bertanya, ”Adakah permohonan lainnya?” Rabi’ah menjawab, ”Itu saja.” Beliau bersabda, ”Bantulah dirimu dengan memperbanyak sujud.” (HR Muslim).
Banyak orang mengira, ibadah sunah hanya pelengkap amalan wajib yang sifatnya sukarela. Bila sempat, dikerjakan. Jika tidak, ditinggalkan begitu saja.
Amalan sunah sering ditinggalkan karena kurangnya pengetahuan akan keistimewaan ibadah ini. Padahal, meninggalkan ibadah sunah berarti kerugian baginya karena tidak memperoleh pahala saat ada kesempatan untuk meraihnya.
Rasulullah SAW bahkan memperingatkan mereka yang malas beribadah sunah, ”Siapa membenci sunahku, bukan golonganku.” (HR Muttafaq Alaih).
Selain itu, ibadah sunah memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, bisa dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Dijelaskan hadis di atas, memperbanyak sujud adalah dengan banyak mengerjakan shalat sunah. Amalan inilah yang akan mengantarkan pelakunya menyertai Rasulullah di surga.
Beliau bahkan mendapatkan penghargaan untuk menempati surga paling tinggi (maqaman mahmudan) berkat shalat sunah tahajud yang jarang beliau tinggalkan (QS Al-Isra’ [17]: 79).
Kedua, menyempurnakan ibadah wajib. Rasulullah bersabda, ”Amal yang pertama kali dihisab hari kiamat adalah shalat. Allah SWT berfirman kepada malaikat, ‘Periksalah shalat hamba-Ku, cukup atau kurang? Jika cukup, catat. Jika kurang, periksa lagi, apakah hamba-Ku punya amal shalat sunah? Jika punya, kekurangan shalat wajibnya ditambal shalat sunahnya.’ Baru setelah itu, amalnya dihisab.” (HR Abu Dawud).
Ketiga, menyucikan jiwa pelakunya. Rasul bersabda, ”Lima perkara termasuk fitrah: mencukur bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (HR Bukhari). Keempat, menjadi wali dan kekasih Allah SWT yang selalu dicintai-Nya.
Saat Allah mencintainya, Allah akan menyertai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk memegang, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
”Jika ia memohon sesuatu kepada-Nya, pasti Allah mengabulkan. Dan, jika ia memohon perlindungan, pasti Allah akan mengabulkan untuknya.” (HR Bukhari).