Syariat Islam yang suci selalu mengajak manusia untuk berbuat kebaikan demi meraih kerelaan Allah Swt dan demi mendapat pahala dari-Nya. Berulang kali Al-Qur’an memberikan contoh tentang orang-orang yang selalu berbuat kebaikan sehingga mereka layak mendapat Surga Allah Swt.
Salah satu yang dicontohkan dalam Al-Qur’an adalah Firman Allah Swt :
إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kalian.” (QS.Al-Insan:9)
Maka sudah selayaknya bagi setiap mukmin yang ingin berbuat kebaikan agar mengikhlaskan niatnya hanya untuk Allah dan tidak menanti balasan dari sesama makhluk. Apabila Islam memandang buruk seorang yang mengharap balasan dari kebaikannya kepada orang lain, maka yang lebih buruk dari itu adalah seorang yang tidak menghargai kebaikan orang lain dan tidak pernah berterima kasih atas kebaikan yang dilakukan orang lain kepadanya.
Allah Swt Berfirman :
هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS.Ar-Rahman:60)
Walaupun ayat ini sedang membicarakan mengenai perhatian dan anugerah Allah bagi hamba-Nya yang berbuat baik, belum lagi pahala dan ganjaran yang telah disiapkan untuk mereka, namun ayat ini juga memberi pesan agar kita saling membalas kebaikan.
Rasulullah Saw bersabda :
“Siapa yang menerima kebaikan dari orang lain lalu ia mengucapkan Jazakallahu Khoiron (semoga Allah membalas kebaikan kepadamu) maka ia telah memberikan penghargaan yang tertinggi.”
Dalam kesempatan lain beliau bersabda :
“Siapa yang memberi kebaikan kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut. Dan apabila kalian tidak memiliki sesuatu untuk membalasnya maka berdoalah untuknya hingga tampak seakan engkau telah membalas (kebaikannya).”
Banyak orang berpikir bahwa membalas kebaikan orang harus dengan hal-hal yang berupa materi. Hal itu tentu baik bahkan Rasul pun sering menerima hadiah dan membalas hadiah tersebut. Tapi tidak semua orang mampu untuk membalas kebaikan dengan sebuah materi yang berharga. Lalu apakah ia dikatakan tidak menghargai orang yang berbuat baik kepadanya?
Tentu tidak. Rasulullah Saw telah mengajarkan, apabila kita tidak mampu membalas kebaikan seseorang dengan materi maka balaslah denga pujian dan doa.
Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling bersyukur kepada Allah adalah yang paling banyak berterima kasih kepada manusia.”
Pada masa sekarang khususnya, sangat penting bagi kita untuk menghidupkan kembali akhlak semacam ini. Agar kebaikan itu senantiasa tumbuh di antara kita dan semakin subur. Kita harus membiasakan diri untuk menghargai kebaikan orang lain, memujinya dan mendoakannya, karena itulah yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Saw.
Teringat kisah ketika Nabi Syuaib as ketika memanggil Nabi Musa as yang telah membantu putrinya mengambil air, Al-Qur’an menceritakan :
إِنَّ أَبِي يَدۡعُوكَ لِيَجۡزِيَكَ أَجۡرَ مَا سَقَيۡتَ لَنَاۚ
“Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” (QS.Al-Qashash:25)
Penghargaan terhadap kebaikan adalah sebab yang akan menyuburkan kebaikan itu sendiri. Bila kita tidak pernah menghargai kebaikan orang lain maka hal itu akan menyurutkan semangatnya untuk terus berbuat kebaikan.
Mari kita sebar kebaikan kepada siapapun dan hargai setiap kebaikan yang datang kepada kita. Semoga bermanfaat…
KHAZANAH ALQURAN