sedekah

Misteri di Balik Kata Sedekah yang Jarang Diketahui

Sebagaimana yang kita tahu, amalan-amalan dalam syariat islam terbagi menjadi dua, ibadah yang berdimensi spiritual (amalan yang mengatur hubungan hamba dengan Tuhan secara langsung seperti shalat, zikir dan puasa dll), ada pula yang  berdimensi sosial (amalan yang mengatur hubungan hamba kepada hamba lainnya seperti jual-beli dll). Namun, selain dua klasifikasi di atas masih ada satu klasifikasi ibadah yang lain, yaitu ibadah mengandung nilai spiritual sekaligus amalan sosial. Salah satu amalan yang mengandung nilai ibadah spiritual sekaligus ibadah sosial adalah menyedekahkan harta. Ternyata di balik kata sedekah itu mengandung hikmah, apa itu?

Sebelum membahas pertanyaan tersebut, penulis ingin menyampaikan bahwa bersedekah salah satu amalan yang berdimensi sosial sekaligus spiritual. Banyak dalil-dalil yang memerintahkan untuk bersedekah, baik dalil Al-Qur’an maupun hadis-hadis Nabi Muhammad. Salah satu hadis Nabi Muhammad yang memberi motivasi kepada seseorang untuk bersedekah adalah hadis yang diriwayatan oleh Imam Bukhori dalam kitab Sahih Al-Bukhori [hal:11/8 maktabah];

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Takutlah kepada api Neraka meski dengan (bersedekah) potongan kurma. Jika tidak menemukan maka dengan kalimat yang baik.” [H.R. Bukhari]

Dari satu hadis di atas dan hadis-hadis yang lain menujukan betapa pentingnya ibadah sedekah untuk menghindarkan si empunya dari hal-hal buruk, baik di dunia maupun di akhirat. tidak hanya materi yang dapat dijadikan sedekah kalimat yang baik, senyuman  dapat dijadikan sebagai objek sedekah.

Para ulama mencoba mengurai hikmah yang terkandung di balik rangkaian kata sedekah. Sebagaimana yang kita tahu, dalam bahasa Arab kata sedekah terangkai dari empat huruf, yaitu Shad, dal, qaf, dan ha atau ta marbuthoh. Dari masing-masing empat huruf ini memiliki makna filosofis tersendiri yang mengagumkan sebagaimana yang telah disebutkan oleh Syeh Abu Bakar Syatho Al-Dimyathi dalam kitab Hasyiah I’anah Al-Thalibin [235/2].

Pertama, Shad, ia bermakna bahwa sedekah dapat menolong seseorang yang mengamalkan  dari hal-hal yang buruk, sesuatu yang tidak disukai baik di dunia mauun di akhirat. oleh karena itu, seseorang yang beramal sedekah akan senantiasa tentram hidupnya.

kedua, dal, ia mrngandung makna bahwa bersedekah akan menjadi penunjuk jalan menuju surga suatu hari nanti bagi orang yang mengamalkan, disaat para makhluk yang lainnya kebingungan mencari jalan menuju surga.

Ketiga, qaf, huruf ini menyimpan makna Taqarrab. Artinya, sedekah akan senantiasa mendekatkan seseorang yang mengamalkan kepada Allah saw.

Keempat, huruf ha’. Huruf ha’ mengandung hikmah hidayah. Artinya, seseorang akan diberi petunjuk oleh Allh saw. menuju amal-amal yang baik, dimudahkan untuk selalu mengamalkan amal-amal yang salih agar ia dapat memperoleh ke-ridhaan Allah saw yang lebih besar lagi.

Walhasil, Jika dari segi rangkaiannya saja sedekah sudah mengandung banyak hikmah apa lagi dari aspek harta yang telah disedekahkan, bahkan Allah saw. telah berjanji akan mengganti orang yang mengeluarkan sedekah dengan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Seharusnya kita senantiasa mengamalkan ibadah sedekah ini agar kehidupannya tentram baik kaitannya dengan Tuhan ataupun sosialnya, meskipun yang disedakahkan hanya sedikit sebagaimana sabda Nabi Muhammad di atas.

Bahkan kata-kata yang baik dapat dijadikan sedekah semisal nasihat-nasihat ataupun tips-tips untuk seseorang melakukan kebaikan sekiranya tidak memiliki materi untuk disedekahkan. Disamping sedekah akan menambah keharmonisan dan menghilangkan kesenjangan sosial antara tetangganya. Wallahu A’lam Bisshawab.

BINCANG SYARIAH