Allah telah memberikan metafor taman-taman surga yang Dia tempatkan di dunia ini.
Keindahan dan kenikmatan surga hanya akan Allah tampakkan dan kita dapat melihatnya secara indrawi, kelak di alam keabadian. Meskipun kita tak mampu melihatnya secara indrawi, Allah telah memberikan metafor taman-taman surga yang Dia tempatkan di dunia ini.
Setidaknya terdapat tiga metafor taman surga di dunia ini. Pertama, melayat orang yang berbaring sakit. Perbuatan yang satu ini karena kesibukan dan kemalasan, kita sering tak melakukannya. Kita tak menyempatkan diri menengok saudara atau tetangga yang tengah berbaring sakit.
Padahal, pahala menengok orang sakit selain akan mendapatkan ampunan Allah, juga orang-orang yang melakukannya seolah-olah sedang berjalan-jalan di sebagian taman surga.
“Apabila seseorang menjenguk seorang Muslim yang sedang sakit, ia seakan-akan sedang berjalan-jalan di taman surga sambil memetik buah-buahnya. Apabila sudah duduk di tempat orang yang dilayatnya, Allah menurunkan rahmat yang banyak kepada orang tersebut. Apabila ia menjenguk saudaranya tersebut pada pagi hari, 70 ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga datangnya sore hari. Apabila ia menjenguk saudaranya tersebut pada sore hari, 70 ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga pagi hari tiba.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad).
Kedua, majelis zikir dan majelis taklim. Kedua majelis ini merupakan metafor taman surga di dunia. Siapa pun yang mendatanginya, ia seolah-olah sedang duduk-duduk di sebagian taman surga dan ia akan memperoleh rahmat Allah. Selain itu, perilaku baiknya akan Allah umumkan kepada seluruh makhluk-Nya.
“Jika kamu melewati taman-taman surga, singgahlah dengan penuh keriangan.” Para sahabat bertanya, ‘Apakah taman-taman surga itu?’ Ia menjawab, Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) zikir’ (HR Tirmidzi). Majelis taklim termasuk dalam halaqah zikir. Barang siapa menghadiri majelis-majelis taklim, ia laksana tengah duduk di taman-taman surga.
Ketiga, raudhah. Taman surga yang satu ini berlokasi di Masjid Nabawi Madinah, tepatnya terletak antara rumah Nabi Muhammad SAW dan mimbar Nabi SAW. “Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman-taman surga.” (HR Bukhari Muslim).
Menurut Syekh Qadhi Iyad, terdapat dua kemungkinan makna dalam hadis tersebut, yakni raudhah menyebabkan orang-orang yang beribadah dan berzikir di dalamnya akan masuk surga. Kemungkinan makna lainnya, secara fisik raudhah akan Allah pindahkan ke surga.
Dari ketiga metafor taman-taman surga tersebut, dapat ditarik benang merah, keseimbangan antara hablumminallah (ibadah yang bersifat individual) dan hablumminannas (ibadah yang bersifat hubungan kemanusiaan atau sosial kemasyarakatan) dapat mengantarkan seseorang menjadi penghuni surga.
OLEH ADE SUDARYAT