Saudaraku, kewajiban salat sebagai hamba Allah Ta’ala kadangkala dianggap oleh sebagian besar muslimin hanya sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan begitu saja. Bahkan, saat salat yang wajib itu telah selesai dikerjakan, fokus pikiran langsung tertuju kepada urusan-urusan duniawiah. Padahal, setelah salat wajib masih ada ibadah-ibadah sunah yang lain, seperti zikir atau pun salat rawatib (kecuali setelah salat subuh dan asar) yang jelas-jelas secara syar’i sangat dianjurkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ
“Ketahuilah, sebaik-baik amalan bagi kalian adalah salat.” (HR. Ibnu Majah no. 277, Ad-Darimi no. 655 dan Ahmad (5/282), dari Tsauban. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).
Mari perhatikan pula sebuah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah salat. Allah ‘Azza Wajalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, ‘Lihatlah pada salat hamba-Ku. Apakah salatnya sempurna ataukah tidak?’ Jika salatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika dalam salatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman, ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunah.’ Jika ia memiliki amalan sunah, Allah berfirman, ‘Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunahnya.’ Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud no. 864, Ibnu Majah no. 1426 dan Ahmad 2: 425. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih)
Dorongan Seorang Hamba dalam Memperbanyak ‘Sujud’ kepada Allah
Banyak pula dari kita yang mencukupkan diri dengan ilmu seputar salat atau ibadah-ibadah yang lain saat diperoleh di usia belia. Kemudian menjadikannya sebagai dasar amalan sepanjang hidup. Hal ini adalah sangat keliru. Karena menuntut ilmu terutama lagi tentang agama ini merupakan hal yang sangat dianjurkan, sebab dengannya seorang hamba akan diangkat derajatnya di sisi Rabbnya sebagaimana firman Allah Ta’ala,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Orang-orang yang mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah tentunya adalah mereka yang dekat dengan Rabbnya. Dengan kata lain, kedekatan dengan Allah itu terwujud dalam kualitas dan kuantitas ibadah-ibadah yang mereka lakukan, baik ibadah mahdah maupun ghairu mahdah. Salat dalam hal ini tentu menjadi salah satu indikator kedekatan seorang hamba dengan Rabbnya.
Sebab, semakin mudah seseorang terdorong untuk melaksanakan ibadah salat baik sunah maupun wajib, maka semakin dekat pula hamba tersebut kepada Rabbnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Terhadap hadis ini, Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa kedekatan Allah Ta’ala yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kedekatan khusus dengan hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa mereka sebagaimana firman-Nya,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku Mahadekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Begitu pula hadis dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
“Hendaklah Engkau memperbanyak sujud (perbanyak salat) kepada Allah. Karena tidaklah Engkau memperbanyak sujud karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” (HR. Muslim no. 488)
An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab Syarah Shahih Muslim (hal. 204) tentang hadis ini bahwa maksud dari “memperbanyak sujud” dalam hadis tersebut adalah memperbanyak sujud dalam salat.
Kemuliaan bagi Seorang Hamba yang Senantiasa “Bersujud” kepada Allah
Begitu mulianya orang yang dekat dengan Allah Ta’ala. Anugerah berupa doa yang mustajab, dosa yang diampuni, derajat yang ditinggikan, serta janji surga baginya. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku Mahadekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
“Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu, aku membawakan air wudunya dan air untuk hajatnya. Maka, beliau berkata kepadaku, ‘Mintalah kepadaku.’ Maka aku berkata, ‘Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman dekatmu di surga.’ Beliau bertanya lagi, ‘Adakah permintaan yang lain?’ Aku menjawab, ‘Tidak, itu saja.’ Maka, beliau menjawab, ‘Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak salat)’” (HR. Muslim no. 489)
Beginilah Cara Memperbanyak ‘Sujud’ yang Diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
“Berilmu sebelum beramal” merupakan landasan pokok kita selaku umat Islam yang benar-benar menginginkan karunia Allah Ta’ala, terutama dalam melaksanakan salat-salat sunah yang dianjurkan. Maka, semestinya kita mengilmui setiap perkara ibadah yang dianjurkan tersebut agar kita terhindar dari amalan-amalan yang menyimpang yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Naudzubillah.
Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ
‘Tidaklah seorang hamba muslim melakukan salat sunah yang bukan wajib karena Allah sebanyak dua belas rakaat dalam setiap hari, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.’” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadis ini, aku tidak pernah meninggalkan salat-salat tersebut.” (HR. Muslim no. 728)
Apa yang dimaksud salat sunah dua belas rakaat setiap hari? Perhatikan hadis berikut. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Barangsiapa merutinkan salat sunah dua belas rakaat dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas rakaat tersebut adalah empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat sesudah zuhur, dua rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tirmidzi no. 414. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih)
Menggapai Cinta Allah dengan Memperbanyak “Sujud”
Tiada hal yang lebih baik daripada mendapatkan kecintaan Allah Ta’ala atas diri kita yang penuh dengan dosa ini. Oleh karenanya, mengetahui betapa kita sangat membutuhkan ilmu dalam melaksanakan perintah-perintah Allah khususnya memperbanyak sujud melalui salat-salat sunah, maka hendaklah kita segera meraihnya.
Untuk itu, dengan membiasakan diri melakukan salat-salat sunah mulai dari salat rawatib, salat duha, salat tahajud, dan berbagai ibadah dengan mengedepankan keikhlasan dan ittiba‘ setiap melaksanakannya. Mudah-mudahan kita mendapatkan cinta Allah Ta’ala sehingga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa diberi petunjuk di manapun dan kapanpun.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, dan memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.’” (HR. Bukhari no. 2506)
Wallahu a’lam.
***
Penulis: Fauzan Hidayat
Sumber: https://muslim.or.id/72516-perbanyaklah-bersujud-kepada-allah.html